Inilah Perjuangan Luar Biasa Ibu Sri Aisyah Saat Melawan Kebengisan Ahok
Ahad, 5 Juni 2016
Jakarta - Sungguh luar biasa perjuangan Ibu Sri Aisyah, seorang ibu rumah tangga warga Jakarta Utara dalam upaya menegakkan agama Allah, membela kebenaran dan melawan kedzalliman.
Belum dua minggu sebelumnya, tepatnya hari Jum'at 20 Mei 2016, ibu Sri Aisyah ikut dalam aksi unjuk rasa bersama masyarakat Jakarta Utara di depan Gedung KPK untuk membela warga tertindas korban penggusuran Ahok.
Dan dalam aksi unjuk rasa tersebut, ibu Sri Aisyah terluka jidat kepalanya luka sobek terkena peluru karet dan selongsong gas air mata, sehingga mata kanannya bengkak tidak bisa melek, dan beliau harus dirawat di RS MMC, sebelum kemudian dirawat di RS Koja Jakarta Utara.
Namun hanya berselang dua minggu kemudian, hari Jum'at 3 Juni 2016, walau mata kanannya masih belum bisa melihat dengan jelas, ibu Sri Aisyah sudah kembali ikut dalam aksi unjuk rasa "Tarhib Ramadhan, Tegakkan Tauhid, Tumpas PKI".
Dan beliau juga ikut melakukan long march dalam aksi tersebut, berjalan kaki dari Masjid Istiqlal menuju Monas dan Istana Presiden Jakarta, bersama puluhan ribu orang lainnya. Sungguh luar biasa.
Kalau saja ibu Sri Aisyah ini adalah anggota Teman Ahok, dan beliau terluka dalam perjuangan membela Ahok, tentu Metro TV dan berbagai media nasional lainnya sudah memblow-up perjuangannya habis-habisan.
Namun karena ibu Sri Aisyah ini adalah seorang Relawan Gubernur Muslim untuk Jakarta (GMJ), yang menginginkan Jakarta dipimpin oleh Gubernur yang berakhlak, beradab, jujur, adil dan bersih dari korupsi, serta ibu Sri Aisyah juga terus konsisten berjuang dalam melawan kejahatan dan korupsi Ahok, maka media-media besar pun berusaha menutup-nutupi pemberitaannya.
Namun seluruh umat Islam dan warga DKI tau, walau coba ditutup-tutupi bahkan diboikot oleh media-media besar yang sebagian besar adalah pendukung Ahok, berita perjuangan ibu Sri Aisyah, umat Islam dan warga Jakarta dalam membela kebenaran dan melawan kedzalliman Ahok tetap akan sampai juga kepada seluruh rakyat Indonesia.
Suami ibu Sri Aisyah ini dulu juga adalah seorang aktifis Islam dan turut menjadi korban dalam peristiwa Tanjung Priok tahun 1984. Jadi memang beliau berasal dari keluarga aktivis Islam dan pemberani.
Sungguh luar biasa perjuangan ibu Sri Aisyah. Pengorbanan fisik tidak melunturkan semangatnya untuk berjihad menegakkan agama Allah dan membela rakyat kecil. Semoga kita semua bisa meneladaninya.
Allahu Akbar!
Merdeka!