Laporan Ustadz Choirul RS: Bantuan HILMI - FPI Yang Kedua Di Desa-Desa Rohingya
30 Desember 2017 saya (Ustad Choirul RS) dan Ustadz Sugianto memilih meninggalkan keluarga untuk menuju Rohingnya,Myanmar.
Terbang jam 9 pagi dari Jakarta menuju Myanmar, dan Tiba di Myanmar jam 21.00 malam. Akhirnya kami ber dua menginap di Yangon.
Keesokan harinya kami mencari tiket dari Yangon menuju provinsi Sittwe, akhirnya kami mendapat tiket untuk berangkat sore ke provinsi Sittwe, terbang dari Yangon jam 17.00 waktu Myanmar dan tiba di Sittwe jam 18.20 menit, sudah gelap dan hujan sangat lebat.
Betapa kaget kami setelah keluar dari air port yang jemput kami tidak ada. Saya agak gelisah dan khawatir tidak di jemput sebab depan airport sudah ada pemeriksaan militer Myanmar.
Setelah saya menunggu selama 10 menit, saya Lihat saudara Ninji yg biasa jemput saya datang, Alhamdulillah. Kemudian disaat hujan deras kami menuju mobil langsung kami berangakat cari penginapan dan alhamdulillah karena hujan deras akhirnya tidak ada pemeriksaan.
Kemudian kami menginap dan istirahat 1 malam. Pagi harinya tepatnya tgl 1 Januari 2018 jam 7.00 pagi kami sudah di jemput oleh Ninji intuk mulai mendistribusikan semabako ke desa-desa.
Hari pertama 1 januari 2018.
Singkat cerita saya sampai di desa yang kami lalui dengan perjalanan 1 jam 30 menit.
1.Desa U YIN THAR dan MUREEDAL (2 desa muslim jadi satu titik) kami membagi 716 paket.
2.Desa THAE CHAUNG THAN 53 paket.
3.Desa DAR PAING CAMP 84 paket.
4.Desa ZAW BUJA (Desa Buddhis) membagi 91 paket.
Alhamdulillah 1 januari 2018 kami mebagi 944 paket, perjalanan sukses tanpa ada pemeriksaan, karena HILMI mendapat ijin resmi dari pemerintah Propinsi Sittwe.
Alhamdulillah Tim kembali ke penginapan dan istirahat. Esok harinya tanggal 2 januari 2018, kembali menuju desa. Kali ini desa yang dicapai jauh sekali, sampai lewat sawah dan ladang dengan memakai mobil double gardan. Perjalanan hari ke dua jam 11.00 siang sampai tujuan.
1. Desa DUAR MYAUNG kami membagi 367 paket.
Di desa ini kami interview salah satu tokoh, hasil keterangan (simak video diatas) semua penduduk tidak bisa ke kota,tidak ada pekerjaan kecuali bertani ,desa juga nggak ada sekolah dan tdk ada juga mushola karena emang di larang, kemudian lanjut.
2. Desa PAING NORTH dan SAY OO (2 desa muslim, 2 desa jadi satu) di desa ini membagi 212 paket. Angka ini mengingatkan perjuangan 212, hmmm ajib.
3. Lanjut Desa THAI CHAUNG (Desa BUDDHIS) di sini kami membagi 194 paket.
Kedatangan kami di sambut antusias penduduk dan banyak ucapan terimakasih. Kami pun sempat wawancara dengan tokoh masyarakat Buddhis , lanjut.
4. Desa THAI CHAUNG (desa muslim) Di desa ini kami bagikan 320 paket.
Di desa ini ada 2 blok komunitas antara muslim dan Buddhis, Alhamdulillah lancar, dan waktu sudah menunjukkan sore hari tapi kami harus tetap lanjut.
5. Desa OHN DAW SHAY (muslim) didesa ini kami membagi 130 paket.
Alhamdulillah selesai sampai sore, Tim kembali. Hari ke dua kami membagi 1,281 paket, sangat capek dan alhamdulillah lega sudah bisa menjalankan amanah Umat Islam Indonesia yang membantu melalui HILMI dan FPI.
Tanggal 3 Januari 2018 di pagi hari yang sebelumya kami sudah janjian dengan kepala otorita SITTWE jam 8.00 pagi di kantor kepala otorita. Akhirnya jam 8.00 pagi saya sudah sampai di kantor kepala otorita (kalau di indonesia wali kota).
Kemudian langsung kami menuju ruangaan kantor kepala otorita dan bapak walikota sudah menunggu kedatangan kami. Beliau Mr.U KYAW MIN, akhirnya kami di persilahkan duduk setelah bersalam-salaman. Kemudian kami ( Pak Hasyim, Ustadz Sugianto, Ustad Choirul RS, Mr.U Kyaw Min) mulai meetting.
Pertama saya mengucapkan banyak terimakasih melalui bapak walikota bahwa kami sudah di ijinkan masuk secara Resmi dan saya agak bercanda dikit dan menawarkan kepada Mr.U Kyaw Min bila ke Indonesia untuk telp saya, dan beliau menjawab iya dan bahkan janji akan mampir ke rumah saya, sayapun menjawab dengan senang hati dan bahkan saya akan jemput di airport Jakarta.
Dalam meetting saya mengutarakan keinginan dalam misi kemanusiaan, dan saya utarakan bahwa kedatangan saya sudah membuktikan bahwa kami datang bukan hanya untuk muslim tapi juga untuk penduduk Buddhis. dan beliau nampak senang sekali.
Kemudian saya bicara program bahwa kami ingin membangun sekolah dan masjid. Nah ketika saya bicara masjid beliau menolak dan bicara tidak boleh ada misi agama, Kamipun sepakat .
Kami terangkan lagi bahwa kami datang bukan untuk agama tetapi misi kemanusiaan. Akhirnya dia sepàkat masalah program, program pembangunan sekolah dan sumur,dan saya mengucapkan banyak terimakasih dan meetting selesai.
Lanjut sesi Photo bersama, Alhaamdulillah di negri konfliq kami bisa menjalankan tugas walau belum sebaik yang diharapkan.
Akhirnya kami menghimbau kepada muslim indonesia untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk bisa membantu muslim Rohingnya dan kami berharap bisa membangunkan gedung sekolah.
Myanmar, 4 Januari 2018
Ustad Choirul RS
Relawan Indonesia untuk Myanmar