Saat Eropa Kelaparan Muslim Yang Bantu, Klub Sepakbola Irlandia Jadikan Lambang Turki Utsmani Logonya
Penghormatan, Klub Sepakbola Irlandia Drogheda United FC Memakai Lambang Kesultanan Ottoman Turki Sebagai Lambang Klubnya
Kamis, 10 Agustus 2017
Faktakini.net
Antara tahun 1845-1852 M kelaparan hebat terjadi di seantero Eropa. Peristiwa itu dikenal dengan “the Great Hunger”. Walaupun bencana kelaparan merata di Eropa, namun kelaparan terparah terjadi di Irlandia dan Skotlandia. Kelaparan ini disebabkan panen kentang yang berulang kali gagal, sementara kentang yang ada diserang jamur berbahaya sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Selain itu kelaparan juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah Inggris yang mengekspor bibit kentang ke wilayah utara serta pemberlakuan tanam paksa dengan harga sewa tanah yang tinggi terhadap petani irlandia, yang saat itu dibawah kekuasaan Inggris.
Akibat bencana kelaparan ini angka kematian meningkat, lebih dari 1 juta orang meninggal dunia, terjadi imigrasi besar-besaran yang membuat jumlah penduduk Irlandia berkurang sebanyak 25%.
Mendengar peristiwa itu Sultan Ottoman Turki Abdul Majid 1 menyatakan keinginannya untuk mengirimkan bantuan sebesar 10.000 sterling demi membantu para petani Irlandia. Akan tetapi Ratu Victoria meminta Sultan untuk mengirimkan 1.000 sterling saja.
Permintaan Ratu Victoria memang aneh, sepertinya dia tidak mau terlihat rendah karena sebelumnya hanya mengirimkan 2.000 sterling, jumlah yang jauh lebih kecil dibanding tawaran sultan. Sultan pun sepakat dengan permintaan tersebut. Dia hanya mengirimkan 1.000 sterling, namun secara diam-diam Sang Sultan mengirimkan 3 kapal besar yang memuat makanan, sepatu dan keperluan lainnya.
Mengetahui hal itu, pemerintah Inggris berusaha memblokir kapal yang membawa bantuan tersebut , akan tetapi kapal-kapal itu berhasil berlabuh di pelabuhan Drogheda dengan aman. Setelah mengantarkan kapal tersebut, para pelaut Ottoman meninggalkan pelabuhan Drogheda dan kembali ke Turky.
Atas pemberian itu masyarakat Irlandia menyampaikan rasa terima kasih kepada sultan Abul Majid 1 melalui sebuah surat yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di mesium arsip Turky. Dalam surat tersebut para pembesar dan bangsawan Irlandia menyampaikan pujian kepada Sultan, dan berharap agar tindakan Ottoman menjadi contoh bagi negara-negara lainnya di Eropa.
Hingga kini peristiwa bersejarah itu masih sangat membekas dihati masyarakat Irlandia, terutama bagi mereka yang tinggal disekitar pelabuhan Drogheda. Dan sejak peristiwa itu pula masyarakat Irlandia menganggap Turki seperti saudara sendiri, sehingga tak jarang siapapun yang pernah berkunjung ke Irlandia khususnya ke Drogheda dapat dengan mudah menyaksikan hal-hal yang bernuansa turky, bahkan salah satu club sepak bola Irlandia Drogheda United menjadikan lambang kesulitan Ottoman sebagai lambang clubnya, sebagai penghormatan terhadap kekhalifaan Ottoman Turky.
Mereka bangga dengan lambang tersebut disaat sebagian kaum muslimin bangga dengan jersey (baju bola -red) berlambangkan salib.
Allahulmustaan
Begitulah jadinya bila islam berjaya.
(Disadur dari: Shalatin Daulah Al-Utsmaniyah)
...
Ave Neohistorian!
Pada tahun 1840-an, setengah penduduk Irlandia bergantung hanya pada satu jenis makanan, yaitu kentang. Kentang merupakan tanaman yang diperkenalkan oleh Inggris. Tanaman ini memberikan gizi yang mereka butuhkan sehingga rakyat Irlandia menjadi ketergantungan, lantas meninggalkan tanaman asli Bangsa Keltik.
Tak disangka, penyakit menginfeksi tanaman kentang, mengubah kentang menjadi kotoran hitam. Ketika wabah kentang menyerang Irlandia, satu juta orang tewas karena kelaparan. Karena hal tersebut, populasi penduduk Irlandia turun drastis.
Pada saat kritis seperti itu, pemerintah Britania Raya malah mengekspor besar-besaran sisa komoditas Irlandia seperti babi dan gandum. Sebagian besar dikirim ke wilayah Inggris sehingga orang Irlandia semakin kelaparan dan ditambah para tuan tanah Inggris yang berkuasa tidak peduli. Ketika para petani Irlandia tak bisa membayar sewa, maka para tuan tanah itu mengusir para petani malang itu serta membakar gubuk tempat mereka tinggal.
Ratu Britania Raya keturunan Jerman pada saat itu, Alexandrina Viktoria von Hanover, hanya memberikan 2000 Poundsterling sebagai bantuan, jumlah yang terlalu sedikit.
Diduga sikap Ratu Viktoria yang demikian terhadap Irlandia dilatarbelakangi oleh dendam pribadi. Anak Ratu Viktoria, Albert Edward von Sachsen Coburg Gotha, digoda oleh seorang aktris Irlandia. Suami Viktoria yang sangat ia cintai, Franz Albert Ernst Karl Emanuel von Sachsen Coburg Gotha wafat karena kaget mengetahui anaknya gemar pakpikpok dengan aktris itu. Ratu Viktoria tak pernah melupakan kehilangan itu.
Mendengar tragedi tersebut, Sultan Ottoman, Abdul Mecid bersedia membantu. Sultan Abdul Mecid menawarkan 10.000 Poundsterling tetapi usulan itu ditolak oleh pemerintah Britania Raya, karena angka sumbangan tersebut akan melampaui besarnya jumlah sumbangan Ratu Viktoria. Sultan Abdul Mecid yang kesal dan tak peduli dengan penolakan Britania Raya pun mengirimkan kapal-kapal Ottoman ke Irlandia, menembus blokade Britania Raya. Angkatan Laut Ottoman mengirimkan banyak sekali bahan makanan kepada rakyat Irlandia yang amat berterima kasih atas kebaikan hati Sultan Abdul Mecid.
Bagaimana nasib orang Irlandia yang diusir oleh para tuan tanah Inggris? Mereka menaiki kapal Mayflower dan pergi ke Amerika untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dewasa ini, lebih banyak orang keturunan Irlandia di Amerika Serikat dibandingkan orang Irlandia di negaranya sendiri, yang hanya menjadi rumah bagi sekitar empat juta orang.
Referensi:
-Ahmed Said Kutgul. SULTAN'S COMPASSION: Ottoman & Ireland Relations and the Ottoman Aid during the Great Famine in Ireland
-Tim Pat Coogan (2012). The Famine Plot: England's Role in Ireland's Greatest Tragedy. St. Martin's Press.
Penulis : Hanafi Wibowo
Editor : Daniel Limantara
https://youtu.be/7n84m-5XoPk
https://youtu.be/TQgAgecfIqA