Saat FPI Jawa Timur Mengawal Penutupan Lokalisasi Dolly Surabaya, Kompleks Pelacuran Terbesar Di Asia Tenggara





Jakarta - Kiprah FPI dalam melakukan amar ma'ruf nahi munkar dengan menutup banyak lokalisasi pelacuran dan tempat-tempat maksiat sudah terkenal sedari dulu.

Antara lain sebagai berikut belasan lokalisasi pelacuran dan tempat-tempat maksiat di Jakarta dan sekitarnya yang sudah berhasil ditutup oleh FPI:

http://www.faktakini.net/2018/01/lokalisasi-pelacuran-di-jakarta-dan.html

Namun tak hanya di ibukota, FPI juga ikut mengawal penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur yang merupakan kompleks lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara.

Sejak sebelum eksekusi penutupan Dolly, FPI Jawa Timur bersama ormas-ormas Islam lainnya menemui Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Hari Rabu, 14 Mei 2014 Siang, FPI Jawa Timur beserta 57 ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Gabungan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim mendatangi kantor walikota Surabaya di Jalan Mustajab, Surabaya, untuk memberikan dukungan kepada Risma atas kebijakan penutupan Dolly pada 19 Juni 2014.

Selain FPI, sejumlah ormas Islam yang mendukung penutupan Dolly antara lain Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Laskar Arif Rahman Hakim, Forum Madura Bersatu, Al-Bayyinat, Ikatan Da’i Muda Indonesia, Pemuda Muslimin Indonesia, dan Front Anti Aliran Sesat Jawa Timur.

"Saya mendukung penuh langkah Bu Risma menutup lokalisasi Dolly sarang maksiat itu. Kami harap ada 'singa jantan' yang juga turut serta mendukung penutupan Dolly," demikian kata Ketua FPI Jawa Timur Bidang Nahi Munkar, Muhammad Dhofir, pada pertemuan dengan ibu Risma tersebut.

Dan dukungan tersebut benar-benar dibuktikan dengan berkumpulnya ribuan massa FPI dan ormas Islam lainnya yang bersiaga di depan gedung negara Grahadi Surabaya, hari Rabu 18 Juni 2014 siang untuk memberikan dukungan kepada Pemkot Surabaya menutup kompleks pelacuran Dolly.

Ribuan massa kaum muslimin tersebut menggelar acara tabligh akbar dan unjukrasa menyuarakan dukungannya untuk penutupan lokalisasi Gang Dolly dan Jarak.

Dan mereka tidak peduli walaupun para germo dan preman penjaga Dolly beserta para pelacur yang bekerja disana melakukan aksi unjukrasa tandingan untuk menolak penutupan Dolly.

Dikutip dari beritajatim.com, di lokasi acara tampak aksi diikuti oleh FPI Jatim dan ormas-ormas lainnya seperti HTI Jatim, Forum Masyarakat Surabaya Peduli Masa Depan Anak (Formasa), Paguyuban Pekerja Pro Penutupan Lokalisasi (PPPL), GUIB (Gabungan Umat Islam Bersatu) Jatim, Selamatkan Anak-anak Surabaya dari Bahaya Prostitusi (Sarkozy Community), dan beberapa ormas Islam lainnya.

Spanduk bertebaran yang bertuliskan antara lain, "GUIB Jatim dukung Bu Risma dan Pakde Karwo Tutup Dolly’; Maju Terus Pantang Mundur Tutup Dolly, Jatim Bebas Prostitusi Tahun 2014 Amien YRA; Dolly Ditutup-Surabaya Diberkahi", dan lain-lain.

Ustadz Yunus dari MUI Jatim dan GUIB Jatim mengatakan, seluruh ormas Islam akan mendukung Surabaya dan Jatim bebas dari kemaksiatan. “Tidak bisa ditawar-tawar lagi, Gang Dolly dan lokalisasi lain di Jatim harus tutup semua pada tahun ini,” tegasnya sambil meneriakkan kalimat takbir berkali-kali dan diikuti massa aksi.

Dan alhamdulillah berkat perjuangan FPI bersama ormas-ormas Islam dan ketegasan serta keberanian Walikota Surabaya Tri Rismaharini, kompleks pelacuran Dolly akhirnya berhasil ditutup.

Foto: Massa FPI dan ormas Islam saat melakukan aksi di depan Gedung Grahadi Surabaya (18/6/2014). Dan delegasi GUIB saat menemui walikota Surabaya ibu Risma (14/5/2014).

Sumber: arrahmah.com, dakwatuna.com, beritajatim.com