Apes! Ahoker Bermaksud Hantam Anies-Sandi Soal Banjir, Foto Bundaran HI Kelelep Di Era Ahok Malah Jadi Viral Lagi








Senin, 5 Februari 2018

Jakarta - Sungguh lucu melihat tingkah para Loyalis Ahok yang kerap dipanggil sebagai Ahoker itu. Seperti diketahui pasca kekalahan super telak Ahok-Djarot dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, makin hari tingkah Ahoker makin buruk dan ngawur nyinyirnya makin menakutkan saja.

Bagaimana tidak? Tidak ada satupun yang dikerjakan oleh Anies-Sandi adalah benar di mata mereka. Padahal Anies-Sandi dengan gilang gemilang telah meraih begitu banyak prestasi dan menunaikan satu demi satu janji-janjinya, namun para Ahoker tidak mampu untuk mengakuinya.

Termasuk dalam soal banjir yang kerap melanda Jakarta sejak dulu. Ahoker nampak senang apabila Jakarta kembali dilanda banjir lalu mereka menyumpahi Anies-Sandi dan mengatakan bahwa ini adalah bukti bahwa Anies-Sandi tak bisa bekerja.

Mereka memang sangat bodoh, bicara sebelum berpikir, menyerang tapi tak pernah mampu menangkis serangan balik. Akhirnya untuk kesekian kalinya mereka malah melakukan  blunder fatal dan pamer kebodohan yang paripurna.

Maka itu warga Jakarta dengan sangat mudah menangkis serangan serampangan Ahoker soal banjir ini dengan menunjukkan bukti foto banjir terparah di Jakarta saat Bundaran HI kelelep pada 17 Januari 2013 (era Jokowi-Ahok), banjir Kemang "swimming pool" dan lain-lain yang semuanya terjadi di era Ahok baik sebagai Wagub ataupun Gubernur.

Berikut bukti berita Kompas saat banjir terparah melanda Jakarta 17/1/2013 itu:

Bencana Alam Paling Parah Tahun 2013
Jumat, 27 Desember 2013 | 18:59 WIB

http://sains.kompas.com/read/2013/12/27/1859061/Bencana.Alam.Paling.Parah.Tahun.2013

Banjir Jakarta yang terjadi 17 Januari 2013 bisa dikatakan sebagai bencana banjir paling fenomenal tahun ini.

Banjir Jakarta terjadi akibat paduan beragam faktor. Dari sisi meteorologi, beberapa hari sebelum banjir, hujan mengguyur wilayah Jakarta dan merata, mencapai intensitas 40 - 100 mm. Hujan yang merata mengakibatkan volume air yang menggenang besar.

Besarnya volume air mungkin bisa ditampung bila faktor-faktor lain, seperti sistem drainase, situ yang berfungsi baik, dan tata kota, mendukung.

Sayangnya, kejadiannya tak demikian. Tata kota Jakarta parah, situ tak berfungsi baik, sementara drainase Jakarta juga buruk. Akibatnya, volume air yang menggenang besar, bahkan menjebol tanggul.

Banjir terjadi di wilayah yang cukup luas, bahkan kawasan Bundaran Hotel Indonesia dan Menteng pun terendam. Dari bencana bajir ini, setidaknya 20 orang tewas.