Habib Zein Ketua Rabithah Jelaskan Tito: Jamiat Kheir Sudah Berdiri Sejak 1901 Dan Bersama Rabithah Ikut Berjuang Merebut Kemerdekaan
Jum'at, 16 Februari 2016
Jakarta - Pasca pidato kontroversial beberapa waktu lalu yang isinya menyatakan bahwa hanya NU dan Muhammadiyah ormas Islam yang berperan mendirikan NKRI, Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersilaturahim ke ormas-ormas Islam Non-NU dan Non-Muhammadiyah termasuk hari ini ke kantor DPP Rabithah Alawiyah di Jakarta, Jumat (16/2).
Kunjungan ini merupakan bagian dari silaturahim Polri ke berbagai ormas Islam. Kapolri yang datang beserta jajarannya diterima langsung oleh Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zein Bin Umar bin Smith bersama pengurus.
"Kami ingin bangun hubungan dengan Rabithah Alawiyah. Tak mungkin Polri jauh dari umat Islam," kata Kapolri dalam kunjungannya, Jumat (16/2).
Kapolri menilai Rabithah memiliki peran penting dalam pembinaan masyarakat secara umum. Ini tak terlepas dari struktur Rabithah yang memiliki 68 DPC di seluruh Indonesia.
Kapolri menilai, Rabithah bersama sejumlah ormas lain punya komitmen kuat untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat. Dia juga memuji Rabithah sebagai salah satu ormas yang memperkuat pilar NKRI.
Karenanya, Kapolri ingin agar Polri bisa bersinergi dengan Rabithah untuk membangun bangsa dan negara. "Penting bagi kita untuk melakukan sinergi. Untuk menjaga keutuhan NKRI. Saya akan perintahkan jajaran di tiap wilayah untuk bersinergi," ujar Kapolri.
Kunjungan yang dilakukan di Rabithah ini jadi bagian silaturahim Kapolri ini dalam rangka mempererat hubungan dan komunikasinya dengan umat. Sebelumnya Kapolri juga sudah berkunjung ke kantor Syarikat Islam.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein Bin Smith menjelaskan tentang Rabithah Alawiyah kepada Kapolri. Menurut Habib Zein yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab ini, Rabithah merupakan salah satu ormas Islam tertua di Indonesia.
Rabithah telah berdiri sejak 27 Desember 1928. Namun, salah satu organisasi pendidikan yang terkait dengan Rabithah yakni Jamiat Kheir, telah lebih dahulu eksis. "Jamiat Kheir bahkan sudah berdiri sejak 1901," jelas Habib Zen.
Penjelasan tentang Jamiat Kheir ini pun mendapat apresiasi Kapolri yang nampak antusias mendengarkan penjelasan panjang lebar Habib Zein. Sebagai organisasi tertua di Indonesia, Jamiat Kheir dinilai merupakan salah satu tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Habib Zein pun menjelaskan, sejak era Jamiat Khair pada tahun 1901 hingga Rabithah berdiri pada 1928, Rabithah ikut andil dalam perjuangan merebut kemerdekaan. "Anggota Rabithah ikut berjuang dan banyak pula yang jadi korban dalam era perjuangan kemerdekaan. Jamiat Kheir dipress oleh Belanda karena keberadaannya membangkitkan semangat perjuangan," kata Habib Zein yang menjelaskan peran sejarah Rabithah dan Jamiat Kheir.
Dalam kesempatan itu, Habib Zein juga menekankan pentingnya anak bangsa untuk selalu menjaga kedamaian. "Menjadi tugas kita bersama baik Polri dan Rabithah Alawiyah sebagai bagian dari anak bangsa, untuk terus berusaha menjaga kedamaian di tengah masyarakat," ujar Habib Zen.
Saat Habib Zein bin Smith bersilaturahmi ke kantor Republika pada hari Rabu, 7/2/2018 beliau juga sempat mengungkapkan kesedihannya melihat banyaknya dai-dai yang dibenturkan. Terlebih, dai-dai dibenturkan hanya karena memiliki perbedaan cara dakwah.
"Sedih kalau ada dai yang dakwahnya terlalu lembut dan terlalu keras dibenturkan," kata Habib Zein.
Habib Zein juga menyatakan mendukung cara dakwah tegas Habib Rizieq Shihab dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Karena ia menegaskan, dai miliki cara dakwah masing-masing dan tidak boleh dibenturkan. Sebab, hal itu akan membuat umat bingung.
Karenanya, Rabithah Alawiyah mendukung dakwah lembut semisal yang dilakukan Habib Luthfi bin Yahya, maupun dakwah tegas semisal yang dilakukan Habib Rizieq Shihab.
Tapi, ia mengingatkan, tidak pernah ada dai-dai yang miliki niat menghancurkan Bhineka Tunggal Ika, karena semua dai pasti akan senantiasa berusaha menjaga kesatuan NKRI yang sudah mutlak. Maka itu, Habib Zein menekankan, Rabithah Alawiyah mengajarkan dakwah yang tidak melupakan akar budayanya.
Foto: Habib Zein bin Umar bin Smith sedang menceritakan sejarah Jamiat Kheir dan Rabithah Alawiyah dalam perjuangan merebut kemerdekaan kepada Kapolri Tito Karnavian yang nampak serius mendengarkan, Jum'at 16/2/2018
Sumber: Republika
Jakarta - Pasca pidato kontroversial beberapa waktu lalu yang isinya menyatakan bahwa hanya NU dan Muhammadiyah ormas Islam yang berperan mendirikan NKRI, Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersilaturahim ke ormas-ormas Islam Non-NU dan Non-Muhammadiyah termasuk hari ini ke kantor DPP Rabithah Alawiyah di Jakarta, Jumat (16/2).
Kunjungan ini merupakan bagian dari silaturahim Polri ke berbagai ormas Islam. Kapolri yang datang beserta jajarannya diterima langsung oleh Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zein Bin Umar bin Smith bersama pengurus.
"Kami ingin bangun hubungan dengan Rabithah Alawiyah. Tak mungkin Polri jauh dari umat Islam," kata Kapolri dalam kunjungannya, Jumat (16/2).
Kapolri menilai Rabithah memiliki peran penting dalam pembinaan masyarakat secara umum. Ini tak terlepas dari struktur Rabithah yang memiliki 68 DPC di seluruh Indonesia.
Kapolri menilai, Rabithah bersama sejumlah ormas lain punya komitmen kuat untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat. Dia juga memuji Rabithah sebagai salah satu ormas yang memperkuat pilar NKRI.
Karenanya, Kapolri ingin agar Polri bisa bersinergi dengan Rabithah untuk membangun bangsa dan negara. "Penting bagi kita untuk melakukan sinergi. Untuk menjaga keutuhan NKRI. Saya akan perintahkan jajaran di tiap wilayah untuk bersinergi," ujar Kapolri.
Kunjungan yang dilakukan di Rabithah ini jadi bagian silaturahim Kapolri ini dalam rangka mempererat hubungan dan komunikasinya dengan umat. Sebelumnya Kapolri juga sudah berkunjung ke kantor Syarikat Islam.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein Bin Smith menjelaskan tentang Rabithah Alawiyah kepada Kapolri. Menurut Habib Zein yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab ini, Rabithah merupakan salah satu ormas Islam tertua di Indonesia.
Rabithah telah berdiri sejak 27 Desember 1928. Namun, salah satu organisasi pendidikan yang terkait dengan Rabithah yakni Jamiat Kheir, telah lebih dahulu eksis. "Jamiat Kheir bahkan sudah berdiri sejak 1901," jelas Habib Zen.
Penjelasan tentang Jamiat Kheir ini pun mendapat apresiasi Kapolri yang nampak antusias mendengarkan penjelasan panjang lebar Habib Zein. Sebagai organisasi tertua di Indonesia, Jamiat Kheir dinilai merupakan salah satu tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Habib Zein pun menjelaskan, sejak era Jamiat Khair pada tahun 1901 hingga Rabithah berdiri pada 1928, Rabithah ikut andil dalam perjuangan merebut kemerdekaan. "Anggota Rabithah ikut berjuang dan banyak pula yang jadi korban dalam era perjuangan kemerdekaan. Jamiat Kheir dipress oleh Belanda karena keberadaannya membangkitkan semangat perjuangan," kata Habib Zein yang menjelaskan peran sejarah Rabithah dan Jamiat Kheir.
Dalam kesempatan itu, Habib Zein juga menekankan pentingnya anak bangsa untuk selalu menjaga kedamaian. "Menjadi tugas kita bersama baik Polri dan Rabithah Alawiyah sebagai bagian dari anak bangsa, untuk terus berusaha menjaga kedamaian di tengah masyarakat," ujar Habib Zen.
Saat Habib Zein bin Smith bersilaturahmi ke kantor Republika pada hari Rabu, 7/2/2018 beliau juga sempat mengungkapkan kesedihannya melihat banyaknya dai-dai yang dibenturkan. Terlebih, dai-dai dibenturkan hanya karena memiliki perbedaan cara dakwah.
"Sedih kalau ada dai yang dakwahnya terlalu lembut dan terlalu keras dibenturkan," kata Habib Zein.
Habib Zein juga menyatakan mendukung cara dakwah tegas Habib Rizieq Shihab dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Karena ia menegaskan, dai miliki cara dakwah masing-masing dan tidak boleh dibenturkan. Sebab, hal itu akan membuat umat bingung.
Karenanya, Rabithah Alawiyah mendukung dakwah lembut semisal yang dilakukan Habib Luthfi bin Yahya, maupun dakwah tegas semisal yang dilakukan Habib Rizieq Shihab.
Tapi, ia mengingatkan, tidak pernah ada dai-dai yang miliki niat menghancurkan Bhineka Tunggal Ika, karena semua dai pasti akan senantiasa berusaha menjaga kesatuan NKRI yang sudah mutlak. Maka itu, Habib Zein menekankan, Rabithah Alawiyah mengajarkan dakwah yang tidak melupakan akar budayanya.
Foto: Habib Zein bin Umar bin Smith sedang menceritakan sejarah Jamiat Kheir dan Rabithah Alawiyah dalam perjuangan merebut kemerdekaan kepada Kapolri Tito Karnavian yang nampak serius mendengarkan, Jum'at 16/2/2018
Sumber: Republika