Penjelasan Ketum FPI KH Shabri Lubis Tentang Keterangan Palsu Hasto Kristiyanto Di Persidangan Ustadz Alfian Tanjung


👉 STOP PRESS FPI :

Ketum FPI KH Ahmad Sobri Lubis Lc :
"Hasto pendusta ... !!!

Dia beri *"Keterangan Palsu"* dalam sidang Ust Alfian Tanjung pada hari Rabu 7 Februari 2018 dg menyatakan bhw Hb Rizieq sebut banyak anak PKI di FPI.

Hati-hati ... Hasto bisa kena pasal berat terkait *"Keterangan Palsu"* di pengadilan.
Hb Rizieq tdk pernah menyatakan bhw di FPI banyak anak PKI, baik di depan Hasto mau pun di belakang Hasto, bahkan dimana pun dan kapan pun.

Saat Hasto datang menemui Hb Rizieq di Markaz Syariah Mega Mendung Bogor sekitar akhir bulan Januari 2017, dihadiri juga oleh Waketum FPI KH Drs Ja'far Shiddiq.

Saat itu Hasto mengklarifikasi dan minta maaf ttg Pidato Megawati yg diprotes umat Islam krn mengandung penistaan thd ajaran Islam.

Di depan Hb Rizieq, Hasto mengakui bahwa pidato tsb dia yg susun, tapi tanpa maksud untuk menista agama Islam.

Hasto minta agar FPI tdk memproses pidato tersebut secara hukum, tapi menyelesaikannya dg cara Dialog.

Saat itu juga Hb Rizieq meminta agar Hasto dan Megawati mengakui saja kekhilafahannya dan minta maaf kpd umat Islam, shg clear. Jadi jgn ngotot merasa tdk bersalah.

Dan Hb Rizieq siap utk berdialog dg Megawati dan PDIP nya kapan saja dan dimana saja.

Selain itu Hb Rizieq juga menasihati Hasto agar PDIP jangan jadi sarang penampungan anak keturunan PKI yg masih mengusung ideologi PKI.

Bahkan Hb Rizieq meminta Hasto memberi jaminan tertulis bhw PDIP bukan Sarang PKI dg membuat pernyataan resmi terbuka atas nama PDIP yg ditanda tangani Megawati dan Hasto ttg bahwasanya PDIP sbg Partai Nasionalis dan bukan Sarang PKI.

Dan itu dilaksanakan oleh Hasto walau pun hanya melalui surat internal PDIP, shg terbit Surat Pernyataan PDIP No 2588 /IN/DPP/II/2017 tgl 2 Februari 2017 yg ditanda-tangani oleh Megawati dan Hasto. Namun akhirnya surat tersebut viral juga ke publik.

Selanjutnya, Hb Rizieq menyatakan langsung kepada Hasto bhw *"anak keturunan PKI yg tdk lagi mengusung ideologi PKI tdk boleh diganggu"* , bahkan Hak2 sosial ekonomi pendidikan dan politiknya harus dipulihkan.

Dan mereka berhak hidup membaur scr normal di tengah masyarakat, termasuk belajar agama di pesantren mau pun ikut Ormas dan Orsosopol, hingga jadi PNS dan Pejabat sekali pun.

Mereka tdk boleh menanggung beban kesalahan orang tua mereka, sbgmn mereka juga tdk boleh mengulangi kesalahan orang tua mereka.

Dalam konteks ini, FPI selalu siap mendidik dan membina anak keturunan PKI agar menjadi muslim yg beriman dan bertaqwa, sbgmn di Tasik dan Garut FPI mendidik dan membina ribuan warga Ahmadiyah sehingga sadar dan taubat kembali kpd Islam.

Lain halnya jika anak keturunan PKI  mengusung kembali ideologi PKI maka harus dibasmi dan dicabut hak2nya tsb.
Jadi, FPI tdk pernah kompromi dg PKI.

Namun FPI selalu siap mendidik dan membina anak keturunan PKI, kapan saja dan dimana saja, dan itu bukan berarti anak keturunan PKI tsb serta merta jadi anggota apalagi pengurus FPI.

Justru di PDIP ada anak keturunan PKI yg masih mengusung ideologi PKI, spt Ciptaning yg dg angkuhnya mengarang dua buku membela PKI yaitu *"Aku Banga jadi Anak PKI"* dan *"Anak PKI masuk Parlemen"*, bahkan pernah gelar acara *"Temu Kangen Keluarga PKI"* di Banyuwangi dengan mengatas-namakan sbg Kunjungan Kerja anggota DPR RI.

Jadi, Hasto jangan maling teriak maling ... !!!