Anies: Umat Hindhu Harus Dapat Pelajaran Agama Hindhu Dan Punya Fasilitas Ngaben, Netizen: Salut! Ini Bukti Anies Mengayomi Semua
Ahad, 11 Maret 2018
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap difitnah sebagai rasis, intoleran, anti umat agama diluar Islam dan berbagai tuduhan lainnya oleh para Ahoker, khususnya menjelang Pilkada DKI 2017 lalu.
Akhirnya terbukti kemudian segala tuduhan mereka terbukti hanya pepesan kosong belaka. Hanya nyanyian nyinyir yang tak merdu dari para pecundang alias orang-orang kalah pada Pilkada DKI 2017 namun gagal move on dan masih terjebak masa lalu.
Karena faktanya Anies mengayomi seluruh suku dan umat agama apapun yang berada di DKI Jakarta termasuk umat Hindhu. Anies menyinggung soal mata pelajaran Agama Hindu di sekolah-sekolah di Ibu Kota. Anies memastikan akan meminta jajarannya agar mata pelajaran Agama Hindu menjadi pelajaran di seluruh sekolah di Jakarta.
Karena seperti diketahui sejauh ini nyaris tidak ada guru agama Hindhu dan Buddha di sekolah-sekolah negeri, itu tidak adil karena Guru yang Islam ada, Guru yang Kristen dan Katolik ada sementara mereka umat Hindhu dan Buddha tidak ada.
Padahal sesuai peraturan setiap murid harus mendapat mata pelajaran agama dengan guru yang agamanya sama dengan yang dianut sang murid tersebut. Maka itu sebaliknya umat Islam yang bersekolah di di sekolah-sekolah swasta Kristen juga harus disediakan guru beragama Islam untuk mata pelajaran agama Islam.
Jadi tidak boleh guru yang beragama non-Islam yang malah menjadi pengajar mata pelajaran agama Islam untuk murid-murid Muslim seperti yang kerap terjadi.
Karena disinyalir murid yang pemikirannya masih polos tersebut bisa goyang aqidahnya dan bahkan banyak laporan berpindah ke agama Kristen karena justru diajari Guru yang beragama Kristen / Katholik.
Apabila ada sekolah Kristen / Katholik yang menolak menyediakan Guru beragama Islam untuk murid Muslim hal itu bisa dibawa ke ranah hukum.
"Di Pura Dalem (Cilincing, Jakarta Utara) waktu itu saya mendengar bahwa masyarakat umat Hindu di Jakarta minimal dua hal, putra-putrinya kesulitan mendapatkan pendidikan agama di sekolah. Betul? Tuh anak-anak langsung (bilang) betul. Karena itu kita langsung, kita akan siapkan kelas," kata Anies saat sambutan dalam upacara Melasti di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (11/3/2018).
Anies menjelaskan mata pelajaran Agama Hindhu bisa saja diberikan saat hari libur. Nantinya, yang akan memberikan pemateri adalah tokoh-tokoh umat Hindhu.
"Dulu waktu saya di Kemendikbud saya membuat kebijakan bahwa pendidikan agama bisa dilakukan melalui institusi-institusi pemeluk agamanya. Lalu ada standar-standarnya diverifikasi oleh Dinas Pendidikan, kemudian diaplikasikan dan diakui oleh Sekolah. Sehingga siswa mendapatkan pendidikan agamanya masing-masing," papar Anies.
Selain soal pelajaran di sekolah, Anies menuturkan, umat Hindhu di Jakarta juga belum memiliki fasilitas pembakaran mayat atau ngaben. Untuk masalah tersebut, Anies akan mengalokasikan anggaran fasilitas ngaben dalam APBD DKI.
"Tapi umat Hindhu ada upacara ngaben dan belum memiliki tempat fasilitas kremasi tersendiri. Kami sudah siapkan akan masuk dianggaran," terang Anies.
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadiri upacara penyucian diri atau Melasti di Pura Segara, Jakarta Utara.
Sumber: Detik
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap difitnah sebagai rasis, intoleran, anti umat agama diluar Islam dan berbagai tuduhan lainnya oleh para Ahoker, khususnya menjelang Pilkada DKI 2017 lalu.
Akhirnya terbukti kemudian segala tuduhan mereka terbukti hanya pepesan kosong belaka. Hanya nyanyian nyinyir yang tak merdu dari para pecundang alias orang-orang kalah pada Pilkada DKI 2017 namun gagal move on dan masih terjebak masa lalu.
Karena faktanya Anies mengayomi seluruh suku dan umat agama apapun yang berada di DKI Jakarta termasuk umat Hindhu. Anies menyinggung soal mata pelajaran Agama Hindu di sekolah-sekolah di Ibu Kota. Anies memastikan akan meminta jajarannya agar mata pelajaran Agama Hindu menjadi pelajaran di seluruh sekolah di Jakarta.
Karena seperti diketahui sejauh ini nyaris tidak ada guru agama Hindhu dan Buddha di sekolah-sekolah negeri, itu tidak adil karena Guru yang Islam ada, Guru yang Kristen dan Katolik ada sementara mereka umat Hindhu dan Buddha tidak ada.
Padahal sesuai peraturan setiap murid harus mendapat mata pelajaran agama dengan guru yang agamanya sama dengan yang dianut sang murid tersebut. Maka itu sebaliknya umat Islam yang bersekolah di di sekolah-sekolah swasta Kristen juga harus disediakan guru beragama Islam untuk mata pelajaran agama Islam.
Jadi tidak boleh guru yang beragama non-Islam yang malah menjadi pengajar mata pelajaran agama Islam untuk murid-murid Muslim seperti yang kerap terjadi.
Karena disinyalir murid yang pemikirannya masih polos tersebut bisa goyang aqidahnya dan bahkan banyak laporan berpindah ke agama Kristen karena justru diajari Guru yang beragama Kristen / Katholik.
Apabila ada sekolah Kristen / Katholik yang menolak menyediakan Guru beragama Islam untuk murid Muslim hal itu bisa dibawa ke ranah hukum.
"Di Pura Dalem (Cilincing, Jakarta Utara) waktu itu saya mendengar bahwa masyarakat umat Hindu di Jakarta minimal dua hal, putra-putrinya kesulitan mendapatkan pendidikan agama di sekolah. Betul? Tuh anak-anak langsung (bilang) betul. Karena itu kita langsung, kita akan siapkan kelas," kata Anies saat sambutan dalam upacara Melasti di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (11/3/2018).
Anies menjelaskan mata pelajaran Agama Hindhu bisa saja diberikan saat hari libur. Nantinya, yang akan memberikan pemateri adalah tokoh-tokoh umat Hindhu.
"Dulu waktu saya di Kemendikbud saya membuat kebijakan bahwa pendidikan agama bisa dilakukan melalui institusi-institusi pemeluk agamanya. Lalu ada standar-standarnya diverifikasi oleh Dinas Pendidikan, kemudian diaplikasikan dan diakui oleh Sekolah. Sehingga siswa mendapatkan pendidikan agamanya masing-masing," papar Anies.
Selain soal pelajaran di sekolah, Anies menuturkan, umat Hindhu di Jakarta juga belum memiliki fasilitas pembakaran mayat atau ngaben. Untuk masalah tersebut, Anies akan mengalokasikan anggaran fasilitas ngaben dalam APBD DKI.
"Tapi umat Hindhu ada upacara ngaben dan belum memiliki tempat fasilitas kremasi tersendiri. Kami sudah siapkan akan masuk dianggaran," terang Anies.
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadiri upacara penyucian diri atau Melasti di Pura Segara, Jakarta Utara.
Sumber: Detik