Antara Korupsi E-KTP, Ganjar Dan Pak Dirman

Kamis, 29 Maret 2018

PERAHU KAYU E-KTP
by Zeng Wei Jian

Sebuah naskah anonim beredar. Tanpa nama penulis. Ngawur. Ngaco. Ngelindur. Seolah data-based article. Ternyata framing dan hoax. Targetnya, serang Sudirman Said.

Tim penulis angkat soal KPK, Mafia Migas, Setnov, puzzle-puzzle, Fahri, Ganjar dan sebagainya. Berantakan. Tak tentu arah.

Asumsi saya, tim ini beroperasi memenangkan Ahok di Jakarta. Kusut. Mereka nyepin terus. Pimpinannya ngaku jurnalis independent. Padahal, dia seorang Marxist.

Catet, seorang Marxist bukan Marhaenis. Ngaku dekat dengan Max Lane dan figur komunis Australia James Petras. Mana ada marhaenis pro hedonist seperti Ganjar dan Ahok. Cuma uneducated-milenials yang dukung mereka.

Inti dari ngalor-ngidul naskah anonim itu: "Perahu Kayu Ganjar oleng diterpa badai ektp". Sudirman Said difitnah menggerakan KPK. Hebat bener jadinya Sudirman Said.

Tulisannya panjang sekali. Berjilid-jilid dosanya. Setnov dibela. Jadi orang baik. Dia lupa track record skandal cessie Bank Bali, Dana PON, Import bahan kimia dan Kasus Papa Minta Saham.

Fahri Hamzah disebut "ruang kegaduhan" tapi ada benarnya saat menyerukan "Bubarkan KPK". Ini dua contoh si penulis anonim menghalalkan segala cara.

Saking sulit cari cela Sudirman Said, si penulis produksi fantasi. KPK dituduh berpolitik. Maksudnya supaya Ganjar jangan ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

Padahal, selain Setnov, ada Nazarudin dan Miryam Gadis Ahok yang sebut Ganjar terima duit. Cebong berkelit dengan argumen konyol bahwa Miryam mencabut BAP yang menyatakan Ganjar terima duit.

Miryam mengaku saat beri keterangan BAP, dia ditekan dan diancam oleh tiga penyidik KPK. Si Gadis Ahok ini bilang BAP itu "karangan" dia saja. Alias cerita fiksi.

Sayangnya, hal itu tidak terbukti. Majelis Hakim Tipikor vonis 'Gadis Ahok' bersalah beri keterangan palsu. "Kebetulan karangan yang Ibu Miryam buat cocok sama keterangan Irman dan Sugiharto," kata hakim Anshori Saifuddin.

Jadi, KPK justru berpegang pada BAP awal Miryam sebagai yang benar. Mestinya, ngga ada alasan lain bagi KPK berlama-lama menetapkan Ganjar sebagai tersangka.

Penulis anonim anti Sudirman Said mencoba mendrive opini bubarkan KPK. Persis seperti suara-suara sumbang di Pansus KPK tempo hari. Padahal, seruan bubarkan KPK tidak lain merupakan upaya menyelamatkan Setnov dari rompi oranye.

Begitu Setnov jadi terdakwa, suara mereka lenyap. Karena sudah kalah. Cuma Fahri Hamzah saja yang konsisten. Makanya, dikapitalisasi oleh artikel tanpa nama tersebut.

Satu lagi, si penulis anti Sudirman Said mengait-ngaitkan relasi SBY dan Setnov. Dia bilang Setnov punya akses komunikasi direct ke SBY.

Ini tuduhan serius. Medianya 'selebaran gelap'. Khas metode Setan Gundul. Selayaknya, kalo udah begini, Kader Partai Demokrat di Jawa Tengah dan loyalist SBY pindah haluan. Ingat, Sudirman Said menyatakan "Jateng rumah bersama". Bukan Kandang Banteng.

THE END