Bagusnya Film Guru Ngaji
Ahad, 25 Maret 2018
Guru Ngaji, Film Keren yang bikin sedih (sumpah gue nggak rela)
Kok sedih? Mengharukan? Ada yang mati? .... jawabannya nanti belakangan.
Tadi sore sengaja lihat jadwal bioskop dan film ini sudah tayang. Sejak beberapa hari lalu saat lihat thriller nya, gue udah yakin film ini bagus. Nggak perlu lihat ulasan para pemerhati film, bahkan gue udah yakin ini film bakal kebanjiran penonton.
Guru Ngaji the movie, ini sumpah film keren dan bukan cuma layak tonton, wajib deh kalau nggak mau nyesel nggak nonton.
Ini bukan (cuma) film religi. Karena gue termasuk yang agak pesimis setiap kali ada film yang mengusung tema religi. Karena kadang banyak yang cuma 'tempelan', dan juga acting yang sangat biasa dari para pemainnya. Makanya gue mau bilang "Guru Ngaji" ini bukan film religi. Bahkan patut juga ditonton oleh yang non muslim.
Ada banyak hikmah dari film ini. Tentang perjuangan hidup, motivasi, persahabatan, pengorbanan, impian, harga diri, kejujuran, martabat, toleransi antar ummat beragama, dan masih banyak lagi.
Film ini bercerita tentang seorang guru ngaji biasa, bukan ustadz terkenal, bahkan hanya pengganti khotib Jumat di kampung saat ustadz yang sebenarnya sedang sakit. Guru ngaji biasa yang berprofesi sampingan (atau profesi utamanya) sebagai badut.
Bagi Mukri, sang guru ngaji yang juga sebagai badut, menjadi badut tak sekadar mencari nafkah. Menjadi badut, terutama anak-anak, bagi Mukri adalah cara membuat orang senang, terhibur dan tersenyum bahagia.
Namun Mukri menghadapi dilema, ia khawatir warga desa tahu profesinya sebagai badut. Ia tidak ingin orang-orang yang belajar mengaji padanya akan tahu bahwa guru ngajinya seorang badut. Guru ngaji yang dihormati, tapi jadi badut yang jadi bahan tertawaan. Mukri, bahkan merahasiakan profesi badut nya itu dari isteri dan anaknya sendiri.
"Apakah jadi badut itu memalukan min?" tanya Mukri kepada Parmin sahabatnya, teman main jadi badut di setiap pertunjukkan.
Dony Damara, aktor lawas yang beradu akting dengan Ence Bagus, Dewi Irawan, Dodit Mulyanto, juga Tarzan. Dony sangat apik memainkan peran Ustadz Mukri. Begitu juga Parmin yang diperankan Ence.
Beberapa point pelajaran dari film Guru Ngaji yang dapat saya tangkap. Antara lain,
1. Harga diri. Mukri menyembunyikan profesi badut nya dari warga desa dan keluarga sendiri, karena ia tidak ingin profesi guru ngaji nantinya jadi bahan tertawaan.
2. Realita kehidupan para ustadz kampung, yang harus berjuang hidup dengan mencari uang dengan cara apapun asal halal. Itu pun masih diibantu sang isteri yang membuat krupuk. (Jadi ingat ustadz2 seleb).
Masih soal realita, setiap hari Mukri dikejar tagihan hutang oleh pakde Kirun. Sampai akhirnya sepeda ontel satu-satunya diambil pakde Kirun, juga tv.
3. Impian sederhana. Isteri guru ngaji selalu nangis meihat tayangan tawaf di tv. Mimpi banget bisa ke tanah suci. Tapi sang guru ngaji cukup realistis, ia pasang poster masjid istiqlal. "Kalau tidak bisa ke kakbah, setidaknya ke istiqlal"
4. Perjuangan. Mukri berjuang menghidupi keluarganya dengan jadi badut saat pertunjukan pasar malam, dan juga jadi badut keliling untuk mencari tambahan. Meskipun mendapat resiko dipukuli preman.
5. Persahabatan. Banyak adegan dan dialog persahabatan yang menyentuh antara Mukri dan Parmin. Salah satu yang paling menyentuh, saat Parmin mengorbankan impian punya motor demi Mukri.
6. Cinta. Kisah cinta Parmin dan Rahma, bersaing dengan Dodit yang punya motor. Penonton disuguhi cinta yang tak silau oleh harta. Natural, tidak dibuat-buat.
7. Motivasi. Salah satu scene menarik, saat Mukri mendorong Parmin untuk berani nyatakan cinta ke Rahma. "Sejak kapan nyatakan cinta pake motor?" Jawab Mukri waktu Parmin ragu dekati Rahma lantaran belum punya motor.
8. Toleransi. Koh Alung, bos Parmin dan Mukri, seorang Nasrani yang ternyata ikut nyumbang bangun masjid. Ada scene saat Mukri dan Parmin diminta pengurus gereja jadi santa claus dengan bayaran yang lumayan. Kesempatan besar bagi Parmin bayar DP motor, juga bagi Mukri bayar utang.
"Jadi badut aja orang sekampung marah min, bagaimana kalau orang tau guru ngaji jadi santa claus? Orang se Indonesia akan marah"
Bersedia kah mereka jadi Santa? (Tonton sendiri).
9. Kejujuran. Ismail anak Mukri dipukuli teman2nya karena nggak mau kasih contekan. Ismail juga nggak diundang acara ulang tahun Radit. "Bapak bangga punya anak jujur walaupun nggak bisa ikut pesta. Dari pada anak yang bisa bikin pesta tapi nggak jujur"
10. Nonton sendiri aja ya.... nanti serunya habis....
Lalu, sedihnya dimana?
Bener gue beberapa kali netesin air mata sepanjang film ini.
Tapi yang bikin gue lebih sedih,
Satu bioskop yang barengan gue nonton jam 17 sore barusan, cuma 5 orang termasuk gue!
Gila film bagus gini yang nonton cuma seuprit ... bisa-bisa besok cuma satu orang kali ya.... sumpah nggak rela gue....
Sedih kan? Masak iya kalah sama Dilan yang booming gara2 diambil dari sudut kamera yang pas....
@bayugawtama
Guru Ngaji, Film Keren yang bikin sedih (sumpah gue nggak rela)
Kok sedih? Mengharukan? Ada yang mati? .... jawabannya nanti belakangan.
Tadi sore sengaja lihat jadwal bioskop dan film ini sudah tayang. Sejak beberapa hari lalu saat lihat thriller nya, gue udah yakin film ini bagus. Nggak perlu lihat ulasan para pemerhati film, bahkan gue udah yakin ini film bakal kebanjiran penonton.
Guru Ngaji the movie, ini sumpah film keren dan bukan cuma layak tonton, wajib deh kalau nggak mau nyesel nggak nonton.
Ini bukan (cuma) film religi. Karena gue termasuk yang agak pesimis setiap kali ada film yang mengusung tema religi. Karena kadang banyak yang cuma 'tempelan', dan juga acting yang sangat biasa dari para pemainnya. Makanya gue mau bilang "Guru Ngaji" ini bukan film religi. Bahkan patut juga ditonton oleh yang non muslim.
Ada banyak hikmah dari film ini. Tentang perjuangan hidup, motivasi, persahabatan, pengorbanan, impian, harga diri, kejujuran, martabat, toleransi antar ummat beragama, dan masih banyak lagi.
Film ini bercerita tentang seorang guru ngaji biasa, bukan ustadz terkenal, bahkan hanya pengganti khotib Jumat di kampung saat ustadz yang sebenarnya sedang sakit. Guru ngaji biasa yang berprofesi sampingan (atau profesi utamanya) sebagai badut.
Bagi Mukri, sang guru ngaji yang juga sebagai badut, menjadi badut tak sekadar mencari nafkah. Menjadi badut, terutama anak-anak, bagi Mukri adalah cara membuat orang senang, terhibur dan tersenyum bahagia.
Namun Mukri menghadapi dilema, ia khawatir warga desa tahu profesinya sebagai badut. Ia tidak ingin orang-orang yang belajar mengaji padanya akan tahu bahwa guru ngajinya seorang badut. Guru ngaji yang dihormati, tapi jadi badut yang jadi bahan tertawaan. Mukri, bahkan merahasiakan profesi badut nya itu dari isteri dan anaknya sendiri.
"Apakah jadi badut itu memalukan min?" tanya Mukri kepada Parmin sahabatnya, teman main jadi badut di setiap pertunjukkan.
Dony Damara, aktor lawas yang beradu akting dengan Ence Bagus, Dewi Irawan, Dodit Mulyanto, juga Tarzan. Dony sangat apik memainkan peran Ustadz Mukri. Begitu juga Parmin yang diperankan Ence.
Beberapa point pelajaran dari film Guru Ngaji yang dapat saya tangkap. Antara lain,
1. Harga diri. Mukri menyembunyikan profesi badut nya dari warga desa dan keluarga sendiri, karena ia tidak ingin profesi guru ngaji nantinya jadi bahan tertawaan.
2. Realita kehidupan para ustadz kampung, yang harus berjuang hidup dengan mencari uang dengan cara apapun asal halal. Itu pun masih diibantu sang isteri yang membuat krupuk. (Jadi ingat ustadz2 seleb).
Masih soal realita, setiap hari Mukri dikejar tagihan hutang oleh pakde Kirun. Sampai akhirnya sepeda ontel satu-satunya diambil pakde Kirun, juga tv.
3. Impian sederhana. Isteri guru ngaji selalu nangis meihat tayangan tawaf di tv. Mimpi banget bisa ke tanah suci. Tapi sang guru ngaji cukup realistis, ia pasang poster masjid istiqlal. "Kalau tidak bisa ke kakbah, setidaknya ke istiqlal"
4. Perjuangan. Mukri berjuang menghidupi keluarganya dengan jadi badut saat pertunjukan pasar malam, dan juga jadi badut keliling untuk mencari tambahan. Meskipun mendapat resiko dipukuli preman.
5. Persahabatan. Banyak adegan dan dialog persahabatan yang menyentuh antara Mukri dan Parmin. Salah satu yang paling menyentuh, saat Parmin mengorbankan impian punya motor demi Mukri.
6. Cinta. Kisah cinta Parmin dan Rahma, bersaing dengan Dodit yang punya motor. Penonton disuguhi cinta yang tak silau oleh harta. Natural, tidak dibuat-buat.
7. Motivasi. Salah satu scene menarik, saat Mukri mendorong Parmin untuk berani nyatakan cinta ke Rahma. "Sejak kapan nyatakan cinta pake motor?" Jawab Mukri waktu Parmin ragu dekati Rahma lantaran belum punya motor.
8. Toleransi. Koh Alung, bos Parmin dan Mukri, seorang Nasrani yang ternyata ikut nyumbang bangun masjid. Ada scene saat Mukri dan Parmin diminta pengurus gereja jadi santa claus dengan bayaran yang lumayan. Kesempatan besar bagi Parmin bayar DP motor, juga bagi Mukri bayar utang.
"Jadi badut aja orang sekampung marah min, bagaimana kalau orang tau guru ngaji jadi santa claus? Orang se Indonesia akan marah"
Bersedia kah mereka jadi Santa? (Tonton sendiri).
9. Kejujuran. Ismail anak Mukri dipukuli teman2nya karena nggak mau kasih contekan. Ismail juga nggak diundang acara ulang tahun Radit. "Bapak bangga punya anak jujur walaupun nggak bisa ikut pesta. Dari pada anak yang bisa bikin pesta tapi nggak jujur"
10. Nonton sendiri aja ya.... nanti serunya habis....
Lalu, sedihnya dimana?
Bener gue beberapa kali netesin air mata sepanjang film ini.
Tapi yang bikin gue lebih sedih,
Satu bioskop yang barengan gue nonton jam 17 sore barusan, cuma 5 orang termasuk gue!
Gila film bagus gini yang nonton cuma seuprit ... bisa-bisa besok cuma satu orang kali ya.... sumpah nggak rela gue....
Sedih kan? Masak iya kalah sama Dilan yang booming gara2 diambil dari sudut kamera yang pas....
@bayugawtama