Elektabilitas Sama-Sama 27 Persen, Edy Rahmayadi Diprediksi Segera Melesat Jauh Tinggalkan Djarot

Ahad, 25 Maret 2018

Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil terbaru terkait elektabilitas calon gubernur yang bersaing di Pilkada Sumatera Utara.

Dari hasil survei, terungkap Dajrot Syaiful Hidayat memperoleh dukungan tertinggi sebesar 27,8 persen. Perolehan Djarot sangat seimbang alias cuma unggul tipis dari calon gubernur lain, Edy Rahmayadi yang juga berada di kisaran 27 persen.

"Bersaing ketat dengan Edy Rahmayadi yang memperoleh dukungan 27,4 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat 23 Maret 2018.

Dalam survei, nama Jopinus Ramli Saragih masih dimasukkan. Namun, mantan Ketua DPD Demokrat Sumut itu perolehan elektabilitasnya hanya 9,4 persen. Lalu, ada pemilih yang juga tak memilih, rahasia, atau belum memutuskan sebesar 57,2 persen.

Bila disimulasikan dengan para calon wakil gubernurnya, elektibilitas antara Djarot dengan Edy masih saling mengejar. Tapi, Djarot masih tetap unggul tipis dari Edy.

"Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus memperoleh dukungan sebesar 26 persen. Bersaing ketat dengan pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah sebesar 25,8 persen. Pasangan JR Saragih-Ance 8,4 persen," lanjut Qodari.

Berbagai kalangan menyebut perolehan elektabilias hasil survei yang nyaris sama ini yaitu sama-sama di kisaran 27 persen itu sesungguhnya merupakan "alarm bahaya" atau bahkan "lonceng kematian" buat Djarot.

Karena hal tu berarti elektabilitas Djarot sudah mentok di kisaran 27 persen, tak bisa meningkat lagi tetapi kalau merosot itu sangat mungkin, karena seluruh masyarakat Sumatera Utara sudah lama melihat dan mengenal Djarot di Media sebagai Wakil Gubernur lalu kemudian (Plt) Gubernur DKI Jakarta.

Sementara Edy Rahmayadi terbilang baru memperkenalkan diri atau mengkampanyekan diri di Sumatera Utara, tapi secara luar biasa elektabilitasnya sudah nyaris seimbang dengan Djarot yang sudah lebih dulu eksis di Media.

Apalagi masih ada waktu beberapa bulan lagi sebelum hari pencoblosan Pilgub Sumut. Maka peluang Edy Rahmayadi untuk menggenjot elektabilitasnya ke kisaran 35 - 45 persen tentu masih sangat terbuka.

Sementara Djarot sepertinya sudah stagnan di angka 27 persen, dan kalau pun bisa ditingkatkan mungkin sedikit saja ke angka 30 persen walaupun berbagai kemungkinan masih bisa terjadi.

Masih dalam survei yang sama, elektabilitas Djarot dan Edy ternyata berbanding lurus dengan tingkatan calon yang paling dikenal. Djarot paling dikenal sebesar 68,4 persen dan Edy sebesar 62,9 persen. Lalu JR Saragih dikenal hanya 40 persen responden.

"Dari nama calon yang dikenal, Djarot disukai 70,9 persen. Edy disukai 66,6 persen, dan JR Saragih disukai 55,9 persen," kata Qodari.

Adapun alasan yang diungkap responden kenapa memilih para calon gubernur, sebanyak 12,8 persen menyatakan memilih karena jujur atau tak korupsi. Lalu, 12,6 persen memilih karena tegas. Ada juga 11,4 persen memilih karena berpengalaman. Berikutnya, 8,9 persen memilih karena merakyat, dan 6,4 persen memilih karena berwibawa.

"Berdasarkan temuan di atas, konstelasi pilgub Sumatera Utara masih sangat ketat dan dinamis. Dalam situasi seperti ini biasanya pertarungan politik di lapangan menjadi keras dan tajam," kata Qodari.

Survei ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang meliputi 33 kabupaten/Kota. Survei dilaksanakan pada 4 Februari sampai 10 Februari 2018. Jumlah responden sebanyak 800 orang dengan margin of error sebesar 3,46 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.

Foto: Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi

Sumber: Detik