Ungkap Facebook Curang, Petingginya Langsung Digeser, Netizen: Sudah Kuduga! Pantas Akun Muslim Dihabisi!

Kamis, 22 Maret 2018

Jakarta – Sejak pertengahan bulan Agustus 2017 lalu, umat Islam pegiat Medsos di Indonesia terheran-heran dengan tindakan penghapusan secara massal, serentak dan tanpa ampun baik akun-akun perorangan, fanpage maupun group para netizen Muslim khususnya yang terkait dengan Habib Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam (FPI) oleh pihak Facebook Indnesia.

Bahkan akun-akun kegiatan sosial kemanusiaan pun juga dimusnahkan semua oleh Facebook Indonesia. Hal ini tidak biasanya dilakukan Facebook. Karena itu masyarakat menduga ada yang memerintahkan FB Indonesia melakukan itu. Para pegiat Medsos malah sampai melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Facebook Indonesia.

Namun kini keheranan tersebut nampaknya memiliki alasan kuat, terkait gonjang-ganjing skandal pencurian data 50 juta pengguna Facebook. Jadi melakukan kecurangan ternyata bukan hal aneh di tubuh Facebook.

Salah satu petinggi Facebook, Alex Stamos dikabarkan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala keamanan. Stamos dikabarkan akan hengkang dari perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg pada Agustus mendatang.

Meski begitu, melalui akun Twitter pribadi Stamos menegaskan dirinya akan tetap bekerja untuk Facebook. Namun ia tak menampik jika saat ini perannya sudah bergeser.

"Meskipun ada desas desus, saya tetap terlibat sepenuhnya untuk Facebook. Memang benar peran saya berubah," cuitnya.

"Saat ini saya banyak menghabiskan waktu mengeksplorasi risiko keamanan yang akan muncul dan bekerja untuk keamanan pemilu," lanjutnya.

Stamos memutuskan hengkang di tengah krisis penyalahgunaan 50 juta data personal pengguna Facebook. Kabarnya sebelum hengkang ia terlibat perselihan dengan petinggi perusahaan terkait isu keamanan data pengguna.

Mengutip New York Times, Alex Stamos disebut sebagai salah satu pihak yang gencar mengungkap keterlibatan Facebook di tengah campur tangan Rusia saat pemilu Amerika Serikat yang memenangkan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.

Ketegangan bermula dari silang pendapat di antara petinggi Facebook soal keterbukaan data kepada publik soal negara-negara yang mungkin menyalahgunakan serta melakukan intervensi.

Baru-baru ini dikabarkan sekitar 50 juta data pribadi pengguna Facebook dicuri dan disimpan oleh lembaga analisis data Cambridge Analytica. Perusahaan ini diketahui bekerja untuk pemenangan Donald Trump saat pilpres 2016.

Dilansir dari The New York Times, CA mengumpulkan data dari mulai identitas pengguna, jaringan pertemanan hingga 'like' pengguna di Facebook.

Beginilah modus licik mereka:

Idenya adalah untuk memetakan kepribadian berdasarkan apa yang orang suka di Facebook, dan kemudian menggunakan informasi tersebut. untuk menargetkan audiens dengan iklan digital.

The New York Times menuliskan periset dari CA pada 2014 meminta pengguna untuk melakukan survei kepribadian. Tak hanya itu, pengguna pun diminta untuk mendownload aplikasi yang menghapus beberapa informasi pribadi dari profil mereka dan profil teman mereka.

Sebelum bergabung dengan Facebook, Stamos diketahui bekerja untuk Yahoo hingga Juni 2015. Mengutip pernyataan beberapa karyawan, sejak awal ia dan Sheryl Sandberg dikenal proaktif meminta Facebook memperketat proteksi data penggunanya.

Melihat fakta ini masyarakat Indonesia menduga inilah sebab pihak FB Indonesia gencar menutup akun-akun yang mengkritik pemerintah.

Sumber: CNN Indonesia

Posting Komentar untuk "Ungkap Facebook Curang, Petingginya Langsung Digeser, Netizen: Sudah Kuduga! Pantas Akun Muslim Dihabisi!"