Usai Menghina Islam Majalah Tempo Ikuti Jejak Charlie Hebdo Menolak Minta Maaf, Umat Islam: Sombong Kalian!

Senin, 19 Maret 2018

Jakarta - Majalah Prancis Charlie Hebdo sejak lama dikena gemar menghina Islam lewat berbagai gambar karikaturnya. Mereka sering menggambarkan sosok yang mereka nyatakan sebagai sosok Nabi Muhammad SAW.

Seperti misalnya sosok Nabi Muhammad SAW yang coba mereka gambarkan dalam sampul tengah Charlie Hebdo terbitan Rabu, 14/1/2015 sedang membawa papan bertuliskan "Je Suis Charlie" dengan headline bertuliskan "Tout Est Pardonne" (Semuanya dimaafkan).

Sebelumnya kartunis penggambar sampul majalah tersebut, Luz, dalam konferensi pers dengan tegas menyatakan menolak meminta maaf atas gambar Nabi Muhammad SAW di edisi kali ini. "Ini bukanlah sampul majalah yang dunia inginkan, tapi ini yang kami inginkan," kata Luz.

Tak hanya umat Islam, media Kristen sendiri termasuk Global Times dalam editorialnya, menyebut karikatur Nabi Muhammad SAW yang dimuat Charlie Hebdo sebagai sesuatu yang tidak pantas. "Jika Charlie Hebdo tetap bersikeras dengan isu terkait Islam, mereka akan menempatkan pemerintah Prancis dalam situasi sulit."

Namun entah memang ingin mengikuti jejak Charlie Hebdo atau tidak, arogansi yang sama besarnya saat ini juga seperti sengaja tengah ditunjukkan oleh Majalah Tempo di Indonesia kepada umat Islam.

Walau telah mendapat kecaman keras umat Islam atas berbagai karikatur penghinaan terhadap Ulama yang telah mereka lakukan, dan hal itu sudah berkali-kali mereka lakukan, namun boro-boro meminta maaf kepada umat Islam tetapi Tempo malah memberikan jawaban provokatif!.

Pernyataan resmi Tempo, "Di tengah kepungan massa FPI, Tempo akhirnya meminta maaf atas dampak pemuatan kartun, bila hal itu menyinggung perasaan kelompok tertentu. Tapi Tempo tidak meminta maaf—apalagi mengaku bersalah—karena memuat kartun itu."

Lihatlah arogansi dan kesombongan Tempo diatas!.

Namun ada satu perbedaan menarik antara Charlie Hebdo dengan Majalah Tempo. Yaitu Charlie Hebdo lebih "gentle" untuk berani mengakui "niat jahatnya" bahwa tokoh karikatur yang sedang mereka gambarkan tersebut memang adalah Nabi Muhammad SAW.

Pengakuan "jantan" Charlie Hebdo:

"Hanya ada gambar orang yang menangis. Itu gambar Mohammad. Saya minta maaf kami harus menggambarnya lagi. Tetapi Mohammad yang kita gambar sedang menangis. Tak lebih dari itu," jelas kartunis Charlie Hebdo yang dikenal dengan nama Luz.

Sementara Tempo sebaliknya malah "lempar batu sembunyi tangan". Tempo tidak berani secara jantan mengakui bahwa sosok yang sedang mereka hina dalam bentuk karikatur itu adalah Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

"Jurus ngeles" Tempo dan telah mereka keluarkan secara tertulis:

"Massa FPI yang menggeruduk kantor kami pada Jumat lalu tersebut bermaksud memprotes kartun yang dimuat pada majalah Tempo edisi 26 Februari 2018. Mereka menganggap kartun itu menghina pendiri FPI, Rizieq Syihab, yang pergi umrah dan belum kembali ke Tanah Air setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Padahal gambar dan teks pada kartun itu tak langsung merujuk kepada seseorang."

Kalau untuk istilah zaman sekarang, Tempo itu pasti dibilang, "Aah bisanya menghina tetapi saat dimintai pertanggung jawaban malah ngeles, cemen lu!".

Karena meski sudah sangat jelas, mereka masih terus berusaha ngeles dan berkelit bahwa sosok yang sedang mereka hina itu adalah Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab.

Berikut pernyataan Ustadz Novel Bamukmin Humas Persaudaran Alumni 212 (PA 212) dan ACTA yang telah membuat mati kutu seluruh pengurus Tempo sehingga tak bisa mengelak lagi.

Ustadz Novel, "Ketika kita tanya Tempo tidak bisa menjelaskan dengan penafsiran mereka siapa Ulama yang mereka maksud dalam gambar itu. Karena tidak ada ulama NU, Muhamadiyah, dan ormas manapun yang seperti itu, bahkan tidak ada satupun Ulama dimana persis kejadian nya sama seperti itu."

Lalu, "Dan saya sempat bertanya kepada pihak Tempo, Ulama mana yang berpakaian seperti itu dari NU kah, Muhammadiyah kah yang tidak jadi pulang? Dan lagi-lagi mereka ternyata tidak bisa menjawabnya!", demikian pertanyaan maut Ustadz Novel.

Posting Komentar untuk "Usai Menghina Islam Majalah Tempo Ikuti Jejak Charlie Hebdo Menolak Minta Maaf, Umat Islam: Sombong Kalian!"