Cinta Habib Rizieq? Dukung Para Ulama Bersihkan Ranjau Kriminalisasi!
Kamis, 26 April 2018
Faktakini.com, Jakarta - Apakah umat Islam ingin Habib Rizieq Shihab pulang? Kalau ditanyakan demikian maka seluruh umat Islam pasti akan menjawab ya.
Kita semua sudah sangat rindu dengan Habib Rizieq Shihab, ingin berjumpa dan mendengar langsung nasihat-nasihat dari Habibana Rizieq Shihab yang sangat kita cintai.
Kecuali kalangan musuh Islam, komunis, kaum Liberal dan anti Islam tentunya, mereka menolak Habib Rizieq pulang. Kecuali kalau kepulangan beliau untuk dihujat, diserang, dipermalukan, dikriminalisasi, dipenjarakan atau bahkan dibunuh, baru mereka setuju.
Tetapi kalau kita ingin Habib Rizieq bisa pulang dengan aman, kita harus sadar bahwa ada beberapa ranjau besar yang menghadang dan ranjau terbesar adalah kriminalisasi.
Relakah kita melihat Habib Rizieq Shihab, Cucunya Rasulullah SAW, Ulama yang sangat kita cintai dijadikan sansak pelampiasan dendam pendukung Ahok sehingga dijerat dengan puluhan kasus kriminalisasi yang mengada-ada?
Tentu kita tidak rela. Kalau kita mengaku tidak rela, maka ranjau kriminalisasi itu tentu harus dibersihkan dulu. Dan kunci menghentikan kriminalisasi itu berada di tangan presiden.
Maka itu umat Islam harus cerdas dalam menyikapi sesuatu, termasuk Tim 11 utusan Habib Rizieq yang bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Ahad (22/4/2018). Ingat bahwa Rasulullah SAW dalam berjuang ada kalanya duduk berunding dengan lawan.
Jangan kita kaku dan menganggap bahwa setiap perundingan dengan lawan adalah kekalahan. Justru kita mau berdialog itu menunjukkan kita masih mau mengedepankan jalur diplomasi.
Karena jika kriminalisasi terhadap Habib Rizieq, para Ulama dan Tokoh Islam tidak dihentikan, maka Habib Rizieq hanya akan pulang kalau sudah berganti Presiden dan Rezim.
Habib Rizieq tidak akan pernah menyerah dan pasrah untuk dikriminalisasi, sehingga sampai kapanpun kedzalliman ini akan dilawan.
Faktakini.com, Jakarta - Apakah umat Islam ingin Habib Rizieq Shihab pulang? Kalau ditanyakan demikian maka seluruh umat Islam pasti akan menjawab ya.
Kita semua sudah sangat rindu dengan Habib Rizieq Shihab, ingin berjumpa dan mendengar langsung nasihat-nasihat dari Habibana Rizieq Shihab yang sangat kita cintai.
Kecuali kalangan musuh Islam, komunis, kaum Liberal dan anti Islam tentunya, mereka menolak Habib Rizieq pulang. Kecuali kalau kepulangan beliau untuk dihujat, diserang, dipermalukan, dikriminalisasi, dipenjarakan atau bahkan dibunuh, baru mereka setuju.
Tetapi kalau kita ingin Habib Rizieq bisa pulang dengan aman, kita harus sadar bahwa ada beberapa ranjau besar yang menghadang dan ranjau terbesar adalah kriminalisasi.
Relakah kita melihat Habib Rizieq Shihab, Cucunya Rasulullah SAW, Ulama yang sangat kita cintai dijadikan sansak pelampiasan dendam pendukung Ahok sehingga dijerat dengan puluhan kasus kriminalisasi yang mengada-ada?
Tentu kita tidak rela. Kalau kita mengaku tidak rela, maka ranjau kriminalisasi itu tentu harus dibersihkan dulu. Dan kunci menghentikan kriminalisasi itu berada di tangan presiden.
Maka itu umat Islam harus cerdas dalam menyikapi sesuatu, termasuk Tim 11 utusan Habib Rizieq yang bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Ahad (22/4/2018). Ingat bahwa Rasulullah SAW dalam berjuang ada kalanya duduk berunding dengan lawan.
Jangan kita kaku dan menganggap bahwa setiap perundingan dengan lawan adalah kekalahan. Justru kita mau berdialog itu menunjukkan kita masih mau mengedepankan jalur diplomasi.
Karena jika kriminalisasi terhadap Habib Rizieq, para Ulama dan Tokoh Islam tidak dihentikan, maka Habib Rizieq hanya akan pulang kalau sudah berganti Presiden dan Rezim.
Habib Rizieq tidak akan pernah menyerah dan pasrah untuk dikriminalisasi, sehingga sampai kapanpun kedzalliman ini akan dilawan.