Ini Jawaban Cerdas Aktivis Muslim Mustofa Nahra Tanggapi Tuduhan Susi Ahoker Di CFD


Selasa, 1 Mei 2018

Faktakini.com, Jakarta - Aktivis Muslim Mustofa Nahrawardaya, pemilik akun Twitter @NetizenTofa, angkat bicara soal pelaporan dirinya ke polisi oleh Susi Ferawati yang juga merupakan seorang pendukung berat Ahok alias Ahokers.

Susi mempolisikan Mustofa Nahra dengan didampingi oleh Muannas Al Aidid, pendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017 lalu dari Kelompok yang menamakan dirinya "Cyber Indonesia".

Seperti kita ketahui para personil "Cyber Indonesia" lainnya adalah Ustadz Gadungan Abu Janda alias Permadi Arya, Jack Boyd Lapian, Guntur Romli dan para Ahoker lainnya, dan dalam beberapa minggu terakhir telah mempolisikan Amien Rais, Rocky Gerung dan lain-lain.

Menurut Mustofa, cuitannya itu tidak mengandung nilai intimidasi ataupun pelecehan.

Isi cuitan yang dipersoalkan oleh Susi adalah sebagai berikut.

"Ibunya harus paham situasinya. Kalau gak mau ribut, copot kaosnya. Biar anaknya tenang," tulis Mustofa.

Mustofa mengatakan cuitan itu bukan bermaksud melecehkan Susi. Dia mengatakan Susi menggunakan dua kaus dalam acara tersebut. Satu kaus yang dipersoalkan adalah kaus putih bertagar #DiaSibukBekerja.

"Jadi itu cara saya. Sebagai saran saya yang memiliki ibu, ibu yang baik harus melindungi anaknya, apalagi tempat itu sangat rawan bentrok. Penyebabnya kaus, kan dia pakai kaus dobel dan yang dipakai itu berbahaya," kata Mustofa lugas saat dihubungi detikcom, Senin (30/4/2018).

"Maksud dicopot juga bukan dipakai seperti itu. Kausnya yang berbahaya karena tulisannya yang berbeda dari lingkungan yang dia masuki. Orang yang pakai kaus #2019GantiPresiden saja nggak berani pakai kaus itu ke tempat mereka," lanjutnya.

Memang usai acara itu beredar sinyalemen di  Media Sosial bahwa Susi diduga sengaja mendatangi lokasi massa kubu # 2019 Ganti Presiden pada ajang Car Free Day (CFD) Ahad, 29/4 tersebut.

Padahal kedatangannya di tengah-tengah lautan massa #2019GantiPresiden tentu saja berpotensi besar menimbulkan konflik. Faktanya Susi terpisah sangat jauh dari rombongan kelompoknya sendiri.

Apalagi kedua kubu sudah memiliki tempatnya masing-masing dan dipisahkan oleh pihak kepolisian.

Kepada detikcom, Mustofa membenarkan dirinya berada di dekat lokasi kejadian. Dia menjelaskan, saat itu dirinya tengah melayani permintaan foto dari sejumlah orang. Dia juga menyaksikan ketika ibu itu dikerumuni orang berkaus #2019GantiPresiden.

"Ada yang banyak minta foto ke saya. Kalau orang kebetulan motret dari arah ibu itu yang disebut kena intimidasi, wajar dong karena ada yang minta foto. Saya sebenarnya melayani orang minta foto. Cuma saat itu ada orang yang merebut spanduk #2019GantiPresiden yang dipegang istri saya. Ada lagi orang yang merebut kaus orang lain. Orang itu saya kejar dan dia ngomong kalau dia itu polisi. Saya minta identitas itu karena nggak pakai baju polisi," kata Mustofa saat dihubungi detikcom, Senin (30/4/2018)

Mustofa meyakini laporan Susi tersebut tidak akan ditindaklanjuti oleh polisi. Sebab, itu tidak memenuhi tuduhan intimidasi ataupun pelecehan.

Soal ibu tersebut, Mustofa mengatakan kejadian yang dia lihat di lokasi bukanlah intimidasi. Ada beberapa orang dengan kaus #2019GantiPresiden yang menawarkan baju ke ibu tersebut. Dia juga mempertanyakan mengapa ibu tersebut keluar dari rombongannya.

"Karena Mba Susi (ibu berkaus putih) keluar dari rombongan, jadi wajar kemudian masuk ke kelompok #2019GantiPresiden ditawari kaus. Bukan diintimidasi. Makanya jangan keluar dari rombongan. Menurut pantauan saya itu lho ya. Ada yang menawari Rp 50 ribu tapi mbak itu nolak," jelas Mustofa.

Selain itu, Mustofa mengatakan kaus #2019GantiPresiden banyak dijual di CFD tersebut. Sehingga siapapun bisa membeli dan memakainya. Mustofa pun menegaskan memang tidak ada intimidasi yang dilakukan terhadap ibu.

"Nggak ada (intimidasi). Itu kan biasa orang teriak-teriak ganti presiden. Mba Susi masuk ke situ. Kalau nggak ingin diejek jangan masuk ke situ. Kan beresiko. Lebaylah nggak perlu kayak gitu. PSI katanya juga mau lapor lah ke polisi. Mau diperiksa juga nggak saling kenal mereka," kata Mustofa.

"Saya yakin laporannya juga diabaikan polisi. Nggak masuk itu. Demi kebaikan ibu itu, ancaman nggak ada. Itu demi kebaikan dia dan anaknya," ujar Mustofa.

Sumber: Detik