Pengamat UMSU Sumut: Djarot Sulit Menang Karena Bukan Orang Sumut
Selasa, 17 Februari 2018
Faktakini.com, Jakarta - PDIP mampu membuat Pilgub Sumut menjadi seru dengan mengusung Djarot Saiful Hidayat. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai masih harus bekerja keras untuk dapat bersaing dalam kontes ini.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Arifin Saleh Siregar, mengakui keputusan PDIP telah membuat Pilgub Sumut menjadi tontonan yang sangat menarik.
"Cuma untuk menang, Pak Djarot bersama partai, dan tim suksesnya masih harus kerja keras. Mereka harus bisa meyakinkan warga Sumut untuk memilihnya," ucap Arifin, Kamis (4/1).
Menurut Arifin, Djarot masih harus mengatasi masalah modal sosial yang kurang untuk bersaing pada Pilgub Sumut. Dia bukan orang Sumut dan sama sekali tidak memiliki kaitan langsung dengan daerah ini.
"Dua pilgub sebelumnya, cagub Sumut juga diimpor PDIP dari daerah lain, namun masih ada kaitannya, yaitu mantan Pangdam dan satu lagi orang Batak. Itu pun keduanya kalah," jelas Arifin.
Menurut Arifin, modal Djarot sejauh ini hanya ekspos media massa dan media sosial saat dia memimpin DKI Jakarta, baik bersama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, maupun saat menjabat menjadi gubernur. "Itu belum cukup. Apalagi memimpin Blitar atau DKI itu beda dengan Sumut. Karakter tempat dan waktunya sangat berbeda," sebutnya.
Arifin juga mengkritisi pernyataan Mega yang memilih Djarot karena dia merupakan orang dekatnya. "Seharusnya yang dipilih bukan orang dekat Bu Mega, tapi orang yang dekat dengan warga Sumut. Toh Bu Mega juga tidak memilih di Sumut," sebut Arifin.
Begitupun, kata Arifin, Djarot tetap berpeluang menang. Namun dia dan tim suksesnya harus kerja keras untuk mengambil hati warga Sumut.
Foto: Edy Rahmayadi, diyakini banyak kalangan berpeluang besar menangkan Pilgub Sumut 2018
Sumber: Merdeka
Faktakini.com, Jakarta - PDIP mampu membuat Pilgub Sumut menjadi seru dengan mengusung Djarot Saiful Hidayat. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai masih harus bekerja keras untuk dapat bersaing dalam kontes ini.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Arifin Saleh Siregar, mengakui keputusan PDIP telah membuat Pilgub Sumut menjadi tontonan yang sangat menarik.
"Cuma untuk menang, Pak Djarot bersama partai, dan tim suksesnya masih harus kerja keras. Mereka harus bisa meyakinkan warga Sumut untuk memilihnya," ucap Arifin, Kamis (4/1).
Menurut Arifin, Djarot masih harus mengatasi masalah modal sosial yang kurang untuk bersaing pada Pilgub Sumut. Dia bukan orang Sumut dan sama sekali tidak memiliki kaitan langsung dengan daerah ini.
"Dua pilgub sebelumnya, cagub Sumut juga diimpor PDIP dari daerah lain, namun masih ada kaitannya, yaitu mantan Pangdam dan satu lagi orang Batak. Itu pun keduanya kalah," jelas Arifin.
Menurut Arifin, modal Djarot sejauh ini hanya ekspos media massa dan media sosial saat dia memimpin DKI Jakarta, baik bersama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, maupun saat menjabat menjadi gubernur. "Itu belum cukup. Apalagi memimpin Blitar atau DKI itu beda dengan Sumut. Karakter tempat dan waktunya sangat berbeda," sebutnya.
Arifin juga mengkritisi pernyataan Mega yang memilih Djarot karena dia merupakan orang dekatnya. "Seharusnya yang dipilih bukan orang dekat Bu Mega, tapi orang yang dekat dengan warga Sumut. Toh Bu Mega juga tidak memilih di Sumut," sebut Arifin.
Begitupun, kata Arifin, Djarot tetap berpeluang menang. Namun dia dan tim suksesnya harus kerja keras untuk mengambil hati warga Sumut.
Foto: Edy Rahmayadi, diyakini banyak kalangan berpeluang besar menangkan Pilgub Sumut 2018
Sumber: Merdeka