Elektabilitas Sudah Tertinggal 10 Persen Dari ERAMAS, Djarot Diprediksi Kalah Telak!


Selasa, 22 Mei 2018

Faktakini.com, Medan - Usai kalah telak di Pilgub DKI 2017, Djarot kemudian memutuskan menolak menghadiri pelantikan Anies - Sandi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2018, dan langsung berlibur ke Labuan Bajo, NTT.

Bagi banyak orang, pergi berlibur tentu sebuah solusi yang tepat untuk melupakan rasa pahit dan getirnya kehidupan.

Termasuk tentu saat mengalami kekalahan telak di Pilkada walaupun sebelumnya digadang-gadang bakal menang mudah satu putaran seperti yang dialami Djarot tahun lalu.

Dan dari sekarang Djarot nampaknya harus sudah memikirkan kemana ia segera pergi berlibur, karena bayang-bayang kekalahan super telak di Pilgub DKI 2017 lalu dari pasangan Anies-Sandi, berpotensi besar akan kembali terulang di Pilgub Sumatera Utara 2018, bahkan bisa jadi selisih kekalahannya lebih besar lagi.

Hal ini dikarenakan elektabilitas Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara di berbagai survei selalu berada di bawah pesaingnya, Edy Rahmayadi- Musa Rajekshah alias pasangan ERAMAS.

Namun walau sudah diambang kekalahan telak, Djarot masih berusaha terlihat santai dan tidak panik menanggapi santai hal tersebut.

Menurut Djarot, ketika melihat angka survei yang dilihat bukan elektabilitas sekarang tetapi bagaimana trennya dan ia yakin trend nya yang saat ini hancur bisa membaik

"Trennya bagaimana, naik, stagnan atau turun. ini yang kita lihat. Insyaallah tren kami naik," kelit Djarot dalam acara d'Candidate detikcom yang tayang Senin (21/5/2018).

Bahkan meski selisih elektabilitas nya dengan ERAMAS sudah tertinggal jauh di kisaran 10 persen, mantan gubernur DKI Jakarta itu masih juga berkelit.

Dalam survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis Jumat (18/5/2018) lalu, elektabilitas Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah sebesar 44,8% unggul jauh atas Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus yang di angka 36,6%. Walau masih ada 18,5% responden yang belum menentukan pilihan.

Survei dilakukan pada 16-30 April 2018 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara (enumerator) yang terlebih dahulu telah mengikuti sesi pelatihan.

Populasi survei adalah warga Sumatera Utara yang telah mempunyai hak pilih dalam pemilu atau telah berusia 17 tahun ke atas ketika survei dilakukan, yang sepenuhnya dipilih menggunakan metode acak.

Jumlah sampel awal survei sebesar 1.000 orang tersebar secara proporsional di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara. Setelah dilakukan validasi dan kendali mutu terhadap data, data yang valid untuk dianalisis berjumlah 950 sampel.

Margin of error (MoE) survei ini sebesar +/- 3.18% pada tingkat kepercayaan 95%. Penarikan sampel dilakukan secara acak menggunakan metode penarikan secara multistage random sampling. Penarikan sampel mempertimbangkan jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap kabupaten/kota.

Dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck) mendapat 43,3%, sedangkan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus hanya mendapat 33,3 persen.

Survei dilakukan pada 11-15 April 2018 dengan metode multistage random sampling. Survei dilakukan secara tatap muka dengan 1.000 responden. Margin of error survei kurang-lebih 3,1 persen.

Foto: Djarot menangis, di Pilgub Sumut 2018 bakal kalah lebih telak dari Pilgub DKI 2017?