Indikasi Penjebakan Di CFD, Bukti Politik Harus Diisi Orang-Orang Baik


Jum'at, 4 Mei 2018

Faktakini.com

Abu Hana

Melihat indikasi adanya upaya "penjebakan" terhadap kelompok pro perubahan (2019 Ganti Presiden) di CFD oleh orang-orang yang diduga kelompok status quo (ogah ganti Presiden) yang ditunjukkan oleh aktivis Islam Mustofa Nahrawardaya, apakah itu merupakan hal aneh? Tidak jawabannya. Karena modus semacam itu telah dan akan terus dilakukan.

Ini membuktikan kalau politik dikuasai oleh orang jahat, maka modus kotor, licik dan jahat adalah "halal" dan syah-syah saja untuk dilakukan.

Termasuk bikin Chat rekayasa untuk jatuhkan kredibilitas Ulama di mata umatnya, lalu kerahkan SELURUH jaringan Media termasuk buzzer-buzzernya untuk KOMPAK SEREMPAK menyiarkan berulang-ulang Chat rekayasa tersebut, demi untuk menipu rakyat dan menjatuhkan nama baik Ulama / Tokoh yang dianggap musuh, itu juga syah-syah saja dilakukan.

Itu bukan cara berpolitik yang diajarkan Islam, tetapi bagi orang-orang jahat hal itu syah-syah saja untuk dilakukan.

Seluruh Parpol di Indonesia tidak ada yang bersih dari korupsi, itu fakta. Sebagus apapun parpol, mustahil dari 100 anggotanya seluruhnya tidak ada satupun yang korupsi.

PKS yang partai Islam dan PKB yang katanya partainya warga NU pun ada kadernya yang korupsi. Itu memang menyedihkan tetapi fakta ini tak bisa disangkal.

Tapi skandal korupsi raksasa ratusan trilyun semacam BLBI, Century dan E-KTP ternyata aktor-aktor utamaya adalah orang-orang dari parpol-parpol yang tidak berazas Islam. Walaupun pelaku-pelaku tersebut, memang banyak juga yang beragama Islam.

Itulah mengapa politik harus diisi oleh orang-orang yang baik.

Apakah hanya orang Islam saja yang baik dan boleh berpolitik di Indonesia? Tidak.

Ini negeri bukan cuma milik umat Islam, bukan cuma umat Islam saja penduduknya. Silahkan saja non Muslim berpolitik, mereka juga punya hak, tetapi tentunya politisi yang baik.

Dalam Islam diharamkan memusuhi non muslim yang baik dan tidak memusuhi Islam, malahan kita juga diperintahkan untuk menjaga hubungan baik dengan mereka.

Dalam Islam, masuk WC pun ada aturannya, tentu apalagi dalam berpolitik. Islam adalah agama paripurna, yang mencakup seluruh sektor Kehidupan manusia.

Mulai Syahadat, Sholat sampai berpolitik dan bernegara, termasuk aturan WAJIB memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rasulullah SAW bukan cuma Nabi dan Rasul. Tetapi beliau juga Pemimpin Negara, Kepala Pemerintahan, dan PANGLIMA PERANG, semua jabatan itu terkait dengan politik. Tanpa politik, penyebaran Islam tidak mungkin bisa sampai seluas ini termasuk ke Indonesia.

Yang tidak boleh itu "Politisasi Islam", tetapi "Islamisasi Politik" itu WAJIB, dalam arti: berpolitik sesuai dengan tuntunan Syariat Islam, Syariat Allah yang diturunkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam UUD 45, ditegaskan bahwa Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan pada pasal 29 ayat 2 ada jaminan dari negara bahwa tiap pemeluk agama bebas melaksanakan ajaran agamanya sesuai keyakinan masing-masing.

Dengan demikian CLEAR: Pancasila tidak bertentangan dengan Islam!

Jadi acuhkan saja orang-orang yang terus berusaha mempertentangkan dan mengadu domba Pancasila dengan Islam, karena mereka memang menyimpan niat dan tujuan tertentu.

Dasar negara Indonesia itu jelas berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga segala bentuk perbuatan dan semua jenis pemahaman yang bertentangan dengan nilai-nilai melawan ketuhanan, tidak boleh ada di seluruh wilayah NKRI.

Maka itu umat Islam harus terus aktif du politik untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam, bangsa dan negara.