Viral! Respons Untuk SAS Soal "Daftar Habib Rizieq Da'i Tak Baik"
Senin, 21 Mei 2018
Faktakini.com, Jakarta - Berkaitan dengan pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj yang meminta Kemenag memasukkan nama Imam Besar FPI dalam "Daftar Da'i Tak Baik", muncul berbagai reaksi balik umat Islam di Media Sosial yang menolak keras pernyataan SAS itu, dan berikut ini adalah salah satunya:
SAS Minta Kemenag Masukan Habib Rizieq Dalam Daftar "Ulama Tak Baik", Umat Islam: Ya Allah! Sampe Segitunya Dengkinya...
Oleh: Abu Hana
Habib Rizieq Shihab dicintai dan dimuliakan umat Islam, itu bukan beliau yang minta.
Habib Rizieq dibaiat sebagai Imam Besar umat Islam di berbagai daerah, itu juga bukan beliau yang minta.
Ceramah Habib Rizieq, Ustadz Abdul Somad, KH Tengku Zulkarnain, Ustadz Felix Siauw dan lain-lain jauh lebih laku dari ceramah tokoh-tokoh yang anti kepada mereka, itu juga bukan para Ulama dan Habaib Istiqomah itu yang minta.
Said Agil Siradj Ketua Umum PBNU, dalam banyak hal, memang sangat bertolak belakang dengan Habib Rizieq Shihab.
SAS tidak pernah diminta apalagi dibaiat umat Islam untuk menjadi Imam Besar Umat Islam, padahal ia selalu membanggakan diri sebagai pimpinan "Ormas terbesar".
SAS juga bukan Dzurriyah Rasulullah atau Habaib seperti Habib Rizieq Shihab. Walaupun loyalisnya kini sudah ada yang berusaha menyusun-nyusun nasab SAS supaya sampai ke Rasulullah, tapi tak satu pun yang berani mengajukan "nasab SAS" itu ke Rabithah Alawiyah untuk dibuktikan kebenarannya.
Ceramah SAS juga sangat sepi peminat, bahkan dikabarkan saat ceramah di Kalisari hanya 50 orang yang mau hadir!.
Di Youtube pun sangat sedikit orang yang mau menonton ceramah SAS yang isinya hanya kata-kata kotor dan melulu tentang "Wahabi, miara jenggot goblok, anti Habib, anti Arab, Aksi 212 dibayar" serta berbagai dusta, fitnah dan tema-tema tak berisi dan tak berfaedah lainnya.
Saat Al-Qur'an Kitab Suci umat Islam dinistakan oleh Ahok, Habib Rizieq bersama para Ulama dan Habaib istiqomah beserta umat Islam mati-matian melakukan upaya apapun agar Ahok segera diproses hukum termasuk melakukan Aksi-Aksi Bela Islam.
Sementara SAS malah memamerkan foto-foto sedang ketawa-ketiwi dengan Ahok yang telah menyakiti hati umat Islam di kantor PBNU.
Sakit hati kami umat Islam melihat ulahmu!.
Karena itu... SAS dan pengikutnya tak perlu marah apalagi iri kepada para Ulama dan Habaib istiqomah yang dicintai dan dimuliakan oleh umat seperti Habib Rizieq Shihab, Ustadz Abdul Somad, KH Tengku Zulkarnain, Ustadz Felix Siauw, Gus Nur dan lain-lain.
Lebih menyedihkan lagi, SAS sampai meminta Kementerian Agama memberikan peringatan agar warga tidak mengundang penceramah yang tidak baik, ia pun mencotohkan Habib Rizieq. SAS meminta Kemenag menyusun daftar "Da'i Tak Baik" dimana disitu harus dimasukkan nama Habib Rizieq Shihab!
"Terus terang saja saya kurang sependapat soal itu, dengan membatasi 200 itu sesungguhnya masih ada ratusan pendakwah lagi yang ceramahnya bagus-bagus, malah sebenarnya yang radikal itu sedikit, sebetulnya kan yang harus ditentukan yang tidak baik itu ini, ini, ini, jangan malah yang baik yang dikeluarkan dari pendakwah umat Islam," kata SAS di kantornya, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (20/5/2018).
Menurut SAS, tidak tepat jika Kemenag mengeluarkan 200 nama dai yang direkomendasikan, sebab masih banyak penceramah yang berkualitas (menurut versi SAS) dan belum masuk ke daftar tersebut. Akan tetapi, ia menilai harusnya yang dilakukan Kemenag adalah mengeluarkan larangan bagi penceramah yang tidak baik atau mengkritik Pancasila dan berdakwah tetapi berbicara kasar.
"Yang tidak baik lah yang harus dikeluarkan misalkan Habib Rizieq, misalkan. Saya tidak sependapat intinya (soal 200 nama), harusnya adalah dikeluarkan warning jangan undang jika yang tidak baik berceramah, berdakwah seperti misal Habib Rizieq. Jangan mengorbankan ribuan penceramah yang bagus-bagus (; bagus menurut versi SAS). Intinya kurang rapi, kurang jeli, dan kurang tepat lah. Kasih kriteria lah jangan undang misal yang masih mengkritik Pancasila, saat dakwah ngomong kotor, misuh misuh, caci maki, memfitnah, menghasut, provokasi, ujaran kebencian," ucap Said Aqil.
Ucapan iri, hasud dan penuh kedengkian SAS ini, hanya makin membuat harga diri SAS yang sudah nyaris tidak ada ini semakin hilang saja.
Buruk Muka, Cermin Dibelah. Dirinya sendiri beserta para tokoh genknya yang tak laku, para Ulama dan Habaib istiqomah yang jadi sasaran.
Masyarakat tak akan pernah lupa ketika SAS teriak-teriak melarang umat Islam mengikuti Aksi Bela Islam 212 pada tanggal 2 Desember 2016 lalu.
SAS melarang, ternyata umat yang hadir malah sangat membludak mencapai 8 juta orang termasuk warga Nahdliyyin, dan menjadi Aksi massa terbesar di dunia.
Aksi pun berlangsung dengan sangat tertib dan damai, ditutup dengan Sholat Jum'at terbesar di dunia yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi.
Umat Islam terbukti jauh lebih mentaati seruan Imam Besar umat Islam Habib Rizieq Shihab daripada mengikuti perintah SAS.
Lagipula, mana mungkin umat Islam mau mengikuti perintah sosok ulama Suu' dan pembela Ahok sang penista agama Islam macam si SAS ini?