Mengharukan, Ini Hubungan Ustadz Felix Siauw Setelah Mualaf Dengan Ayah Ibunya
Ahad, 17 Juni 2018
Faktakini.com
Ustadz Felix Siauw
Amal Yang Tertukar
Ini orang yang dulu pernah saya benci, tak terhitung berapa kali amarahnya mendarat di badan saya, membekas di hati saya. Waktu-waktu bersamanya adalah siksaan, dia ayah saya
Tapi itu dulu, setelah saya dewasa dia banyak berubah, dan setelah saya masuk Islam, saya diajari cinta, termasuk pada orangtua, maka saya mencintainya sepenuh hati
Bahkan darinya saya belajar banyak berfikir kritis, yang jadi jembatan bagi saya mengenal Islam, beroleh hidayah. Maka sekarang saya terus mendoakannya juga beroleh hidayah
Bagaimana tidak, kediaman dan kendaraan saya diberi olehnya dan umrah saya dan istri kali pertama ditanggungnya, tak terhitung support Papi dalam dakwah saya
Pernah dia bilang, "Lix, bensin biar Papi yang tanggung, jangan pernah minta uang sama orang dari dakwahmu". Ratusan juta uangnya untuk @ummualila bangun @hijabalila
Papi belum Muslim, tapi keberpihakannya pada Islam sudah ada, Papi simpatik pada mereka yang taat. Kemarin saja baru fasilitasi 50 orang lebih Umrah plus Istanbul bareng saya
Sebagai direktur di perusahaan pestisida, Papi aktif sediakan panggung untuk kajian, minta saya yang memberi kajian pada para petani, sampai ke pelosok desa
Papi juga selalu update dengan dakwah saya, kemungkinan besar tulisan ini juga dia baca. Tiap saya ke Jatim atau Jateng, selalu ditanya "Lix, ada persekusi lagi nggak?", begitu
Dia banyak makan asam garam hidup. Saya sebenarnya malu menceritakan siapa yang suka bubarkan kajian saya dan apa sebabnya, tapi dia tidak perlu, dia sudah tahu
Papi sudah tahu anaknya sangat ingin syariat Islam tegak, dan dia tak ada masalah. Suatu kesempatan, malah dia kepergok sedang jelaskan koleganya tentang Khilafah
Katanya, "Jadi Khilafah itu kayak kita orang Kristen, kesatuan spiritual, tapi Khilafah ini juga kesatuan politik, ummat Islam kan satu", saya juga heran, yang Muslim saja mungkin tak paham
Satu saat, saat sedang belanja bersama, Mami saya protes, "Lix, udahlah, jangan terlalu ekstrim, Mami sudah tua, nanti kalau kamu ketangkep polisi gimana?", katanya
Saya jawab, "Polisi baik-baik orangnya mi, kecuali beberapa aja yang sering muncul hehehe.. Felix nggak salah apa-apa, kenapa ditangkep?" Saya balas dengan elegan
Selepas itu saya dan Mami berdebat, Papi menengahi. "Lix, Papi sudah belajar ikhlas kalau harus kehilangan kamu, kamu mungkin benar tapi jalanmu bahaya", tegasnya
Papi lanjut, "Abdul Somad kalau ada apa-apa, orang Melayu maju, Habib punya FPI, kamu kalau ada apa-apa, siapa yang bela, orang kita lari duluan". Saya tertawa, benar juga
Afterall, saya hanya ingin beritahu. Ada yang belum Muslim seperti Papi, tapi fasilitasi dakwah, senang melihat orang taat, bangga punya anak yang berdakwah
Dia pernah punya pandangan negatif tentang dakwah, tapi dia mau tanya, dia mau diskusi, toleransi sama pandangan yang tidak sesuai dengan dia, kasih sayang meski beda agama
Tapi
Ada yang Muslim, kerjanya membubarkan kajian, tebar fitnah sana dan sini akan dakwah, tak suka menerap syariat, tak suka Al-Qur'an ketika jadi pedoman, model begini banyak
Teriak toleransi pada yang kafir, intoleran pada sesama Muslim, merasa Islamnya paling hebat sedunia, paling asli, lebih hebat dari Islam Arab yang katanya penjajah
Sementara mereka bersalam mesra, riang gembira bersama Israel, penjajah paling biadab di muka bumi, mempermalukan diri dan negeri, katanya ini rahma dan damai
Papi tak perlu dalil "Musa menemui Fir'aun" untuk tahu Israel itu biadab. Papi tak perlu merasa paling NKRI dan Pancasila untuk adakan kajian bukan membubarkannya
Bukankah ini amal yang tertukar?
Sengaja saya upload fotonya Papi, saya mohon keikhlasan doa teman-teman sekalian, agar Papi dibukakan jalan hidayah. Saya yakin teman-teman sekalian doanya diterima Allah
Faktakini.com
Ustadz Felix Siauw
Amal Yang Tertukar
Ini orang yang dulu pernah saya benci, tak terhitung berapa kali amarahnya mendarat di badan saya, membekas di hati saya. Waktu-waktu bersamanya adalah siksaan, dia ayah saya
Tapi itu dulu, setelah saya dewasa dia banyak berubah, dan setelah saya masuk Islam, saya diajari cinta, termasuk pada orangtua, maka saya mencintainya sepenuh hati
Bahkan darinya saya belajar banyak berfikir kritis, yang jadi jembatan bagi saya mengenal Islam, beroleh hidayah. Maka sekarang saya terus mendoakannya juga beroleh hidayah
Bagaimana tidak, kediaman dan kendaraan saya diberi olehnya dan umrah saya dan istri kali pertama ditanggungnya, tak terhitung support Papi dalam dakwah saya
Pernah dia bilang, "Lix, bensin biar Papi yang tanggung, jangan pernah minta uang sama orang dari dakwahmu". Ratusan juta uangnya untuk @ummualila bangun @hijabalila
Papi belum Muslim, tapi keberpihakannya pada Islam sudah ada, Papi simpatik pada mereka yang taat. Kemarin saja baru fasilitasi 50 orang lebih Umrah plus Istanbul bareng saya
Sebagai direktur di perusahaan pestisida, Papi aktif sediakan panggung untuk kajian, minta saya yang memberi kajian pada para petani, sampai ke pelosok desa
Papi juga selalu update dengan dakwah saya, kemungkinan besar tulisan ini juga dia baca. Tiap saya ke Jatim atau Jateng, selalu ditanya "Lix, ada persekusi lagi nggak?", begitu
Dia banyak makan asam garam hidup. Saya sebenarnya malu menceritakan siapa yang suka bubarkan kajian saya dan apa sebabnya, tapi dia tidak perlu, dia sudah tahu
Papi sudah tahu anaknya sangat ingin syariat Islam tegak, dan dia tak ada masalah. Suatu kesempatan, malah dia kepergok sedang jelaskan koleganya tentang Khilafah
Katanya, "Jadi Khilafah itu kayak kita orang Kristen, kesatuan spiritual, tapi Khilafah ini juga kesatuan politik, ummat Islam kan satu", saya juga heran, yang Muslim saja mungkin tak paham
Satu saat, saat sedang belanja bersama, Mami saya protes, "Lix, udahlah, jangan terlalu ekstrim, Mami sudah tua, nanti kalau kamu ketangkep polisi gimana?", katanya
Saya jawab, "Polisi baik-baik orangnya mi, kecuali beberapa aja yang sering muncul hehehe.. Felix nggak salah apa-apa, kenapa ditangkep?" Saya balas dengan elegan
Selepas itu saya dan Mami berdebat, Papi menengahi. "Lix, Papi sudah belajar ikhlas kalau harus kehilangan kamu, kamu mungkin benar tapi jalanmu bahaya", tegasnya
Papi lanjut, "Abdul Somad kalau ada apa-apa, orang Melayu maju, Habib punya FPI, kamu kalau ada apa-apa, siapa yang bela, orang kita lari duluan". Saya tertawa, benar juga
Afterall, saya hanya ingin beritahu. Ada yang belum Muslim seperti Papi, tapi fasilitasi dakwah, senang melihat orang taat, bangga punya anak yang berdakwah
Dia pernah punya pandangan negatif tentang dakwah, tapi dia mau tanya, dia mau diskusi, toleransi sama pandangan yang tidak sesuai dengan dia, kasih sayang meski beda agama
Tapi
Ada yang Muslim, kerjanya membubarkan kajian, tebar fitnah sana dan sini akan dakwah, tak suka menerap syariat, tak suka Al-Qur'an ketika jadi pedoman, model begini banyak
Teriak toleransi pada yang kafir, intoleran pada sesama Muslim, merasa Islamnya paling hebat sedunia, paling asli, lebih hebat dari Islam Arab yang katanya penjajah
Sementara mereka bersalam mesra, riang gembira bersama Israel, penjajah paling biadab di muka bumi, mempermalukan diri dan negeri, katanya ini rahma dan damai
Papi tak perlu dalil "Musa menemui Fir'aun" untuk tahu Israel itu biadab. Papi tak perlu merasa paling NKRI dan Pancasila untuk adakan kajian bukan membubarkannya
Bukankah ini amal yang tertukar?
Sengaja saya upload fotonya Papi, saya mohon keikhlasan doa teman-teman sekalian, agar Papi dibukakan jalan hidayah. Saya yakin teman-teman sekalian doanya diterima Allah