Pelaku Penyiram Air Keras Tak Terungkap, Novel Baswedan: Ada Jendral Polisi Terlibat

Senin, 18 Juni 2018

Faktakini.com

Jakarta -  Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pesimis kalau polisi berhasil mengungkap aktor di balik upaya penyerangan terhadapnya. Meskipun Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian telah mengeluarkan sketsa wajah terduga pelaku pada Senin, 31 Juli lalu.

"Kok, saya justru sangat yakin mereka tak tertangkap," katanya dalam percakapan dengan Tempo, Selasa, 1 Agustus 2017. Novel masih berada di Singapura untuk menjalani perawatan setelah matanya disiram dengan air keras pada 11 April 2017.

Novel beralasan, hingga kini, langkah polisi menuntaskan kasusnya sungguh masih jauh. Hingga saat ini saja polisi belum menangkap pelaku penyerangan di lapangan. "Apalagi berpikir sampai ke otak penyerangan," ujarnya.

Dalam wawancara sebelumnya dengan Tempo pada Juni 2017, Novel menyebut banyak orang terlibat dalam penyerangan itu. Keterlibatan itu tak lepas dari perintah jenderal polisi untuk mengaburkan fakta dan bukti peristiwa penyiraman dengan air keras pada 11 April lalu.

Jenderal aktif itu diduga memerintahkan tim penyidik menghapus sidik jari pelaku yang tertinggal di cangkir wadah air keras saat olah tempat kejadian perkara. Jenderal ini juga diduga terlibat dalam sejumlah rencana penyerangan terhadap Novel dan penyidik KPK lain.

Hingga kemarin, Novel tak menampik soal dugaannya itu. Bahkan ia mengaku menerima informasi yang sangat akurat soal keterlibatan jenderal polisi dalam aksi penyerangan itu. "Ini informasi benar meski saya tak bisa bilang bagaimana saya mendapatkannya," ucapnya.

Novel menolak menyebutkan siapa nama sang jenderal, yang disebut menjadi perancang penyerangan itu. Novel berdalih penyebutan nama akan menimbulkan respons negatif. Ia hanya menyebutkan penyiraman air keras terhadapnya terkait dengan teror yang dialaminya sejak lama. Tak hanya kepada dirinya, tapi juga penyidik lain.

Sang jenderal, menurut Novel, memiliki posisi kuat dalam struktur kepolisian dan mempunyai kekuatan atau pendukung di kepolisian. Karena itu, Novel berharap kasus ini bisa diungkap. "Jika tidak, citra kepolisian akan semakin buruk," ujarnya.

Rabu pekan lalu, 26 Juli 2017, Tito Karnavian mengatakan akan mendalami informasi dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus Novel. Informasi itu akan ditelusuri untuk bahan penyidikan sebagai isu atau fakta hukum. "Selama ini, informasi itu baru disampaikan Novel Baswedan melalui media," katanya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto berharap Novel Baswedan bersedia blak-blakan memberikan informasi atas kabar dugaan keterlibatan jenderal dalam penyiraman terhadap penyidik senior KPK itu.

“Itu yang perlu kami dalami dari saudara Novel,” tuturnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 1 Agustus 2017.

Rikwanto belum bisa mengkonfirmasi keterangan yang disampaikan Novel tersebut. Termasuk soal dugaan ada aliran suap kepada jenderal sebagai bentuk kompensasi untuk menyerang Novel dengan air keras.

Menurut Rikwanto, kepolisian masih belum meyakini apakah dugaan itu hanya isu atau sudah masuk ke fakta hukum. “Untuk itu, biar makin jelas, kami perlu ke sana (Singapura) mengambil keterangan dari saudara Novel Baswedan” katanya.

Sumber:

https://nasional.tempo.co/read/896387/siapa-jenderal-peneror-yang-dimaksud-novel-baswedan