Aksi 67, Hj Nurdiati: Kami Kecewa Kasus Para Penghina Islam Dihentikan, Sementara Ulama Salah Ngomong Dikit Ditangkap!

Sabtu, 7 Juli 2018

Faktakini.com, Jakarta - Hari Jum'at, 6 Juli 2018 ratusan ribu massa dari berbagai ormas Islam berkumpul dalam rangka mengikuti Aksi 67 di Jakarta.

Kegiatan yang bertema ‘Aksi Umat Bersatu Tegakkan Keadilan’ itu dimulai dengan berkumpul di Masjid Istiqlal usai sholat Jum'at kemudian longmarch ke Kantor Bareskrim Polri guna mengajukan sejumlah tuntutan.

Beberapa tuntutan Aksi 67 diantaranya mendesak Presiden Joko Widodo mengganti Pj Gubermur Jawa Barat Komjen Pol Mochammad Iriawan, menolak pemberhentian kasus (SP3) Sukmawati Soekarnoputri yang dianggap melecehkan Islam serta menuntut pengusutan kasus Viktor Laiksodat yang dianggap menghina Islam sebagaimana dilakukan akademisi Ade Armando.

Salah satu orator dalam aksi itu adalah Hj Nurdiati Akma, ia mendesak pihak Kepolisian agar melanjutkan kasus-kasus hukum dugaan penistaan agama.

Ia menyesalkan beberapa kasus termasuk yang menjerat Sukmawati Soekarnoputri, Ade Armando, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis hingga kasus Victor Laiskodat yang dihentikan.

“Orang-orang kafir dan munafik yang menginjak agama kita, wajib umat Islam untuk bangkit dan lawan mereka,” kata Nurdiati dalam orasinya saat aksi 67 di Jalan Medan Merdeka Timur, Jumat (6/7/2018).

Ia menyatakan ini harus berbanding lurus dengan penindakan hukum para aktivis. Banyak aktivis Islam yang ditangkap karena menyuarakan kebenaran.

“Kita sudah banyak yang ditangkap. Ulama kita salah ngomong sedikit ditangkap. Ustadz kita ditangkap. Padahal Ustadz kita menyampaikan kebenaran tapi mereka ditangkap. Yang namanya Victor Laiskodat menghina, menghujat Islam, tapi mereka bebas,” sesalnya.

Dia meminta agar Bareskrim Polri berlaku adil. Jika tidak, Sang Khalik akan memberikan keadilan.

“Karena kalau tidak berlaku adil, Allah yang akan mengadili kalian semua,” katanya disambut seruan takbir dari massa.