Allahu Akbar! Dahsyatnya Gelombang Warga Suku Dayak Masuk Islam Di Kalimantan
Rabu, 4 Juli 2018
Faktakini.com, Jakarta - Perlahan tapi pasti, berkat adanya dakwah yang istiqamah muallaf Suku Dayak terus bertambah.
Satu per satu suku di pedalaman Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang mayoritas memeluk animisme-dinamisme mulai menyadari Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Utusan Allah.
Maka betapa gembiranya para muallaf ini, khususnya mereka yang berada di Kecamatan Barong Tongkok dan sekitarnya, ketika mendengar kabar bahwa dai kondang mantan rocker Ustadz Hari Moekti bersama tim Badan Wakaf Alquran (BWA) datang ke Pondok Pesantren As Salam, Kampung Aryakemuning, Barong Tongkok, untuk tabligh akbar dan menyalurkan Alquran wakaf.
“Warga antusias, bahkan ada yang satu hari satu malam jalan kaki dan naik perahu di sungai, naik ojek untuk mendapatkan Alquran dan mendengarkan tabligh akbar,” ujar Kang Hari, sapaan akrab Hari Moekti.
Di tengah mualaf yang serius mendengarkan tausiah nampak pula Ibrahim, mualaf mantan dukun yang berpakaian khas Dayak Banoa.
Sekitar 2.000 mushaf Al-Qur’an dan Terjemah diserahterimakan Kang Hari ke Pimpinan Ponpes As Salam Ustadz Arif, untuk dibagikan kepada jamaah yang hadir dan juga lima titik daerah yang didiami mualaf Suku Dayak, termasuk Kampung Muara Jawaq Kecamatan Manor Bulatn.
Masuk Islam.
Tidak puas hanya beberapa warga Muara Jawaq yang mendengarkan tabligh akbar, dua utusan dari DKM Masjid Baitul Munawwarah Ustadz Mukhlis MS (Ketua) dan Ustadz Soufy Ahmad pun meminta Kang Hari dan tim BWA mengisi acara serupa di masjid mereka yang berlokasi di Muara Jawaq.
Maka siang itu juga rombongan berangkat dan sampai ke lokasi pada malam hari. Sekitar pukul 10 pagi tabligh akbar pun digelar. Usai shalat jama qashar Zuhur-Ashar dan hendak bergegas ke tempat lain, Kang Hari dikejutkan oleh Mukhlis MS yang mengajak dua orang Suku Dayak untuk disyahadatkan.
“Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah,” ujar Rusnawati (29) dan Risa Rosalina (30) saat dipandu Kang Hari mengucap dua kalimat syahadat tanda masuk Islam, Senin (4/6) siang di Masjid Al Munawwarah.
Ketika Kang Hari bertanya mengapa tertarik masuk Islam, mereka menjawab, Islam itu baik, bersih, peduli. Mengajarkan orang untuk berbagi, salah satunya dengan pembagian hewan qurban termasuk kepada mereka yang saat itu masih menganut animisme-dinamisme.
Kedua wanita Dayak itu masuk Islamnya menggenapi sekitar 70 persen dari 200 KK Muara Jawaq yang terlebih dulu masuk Islam, setelah mendapatkan dakwah yang istiqamah dari para pengurus masjid yang berasal dari Suku Bugis, Banjar dan Jawa yang bermukim sejak tahun 2000 itu. Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar.
VIDEO PERJALANAN MENUJU HIDAYAH UST. HARI MOEKTI (MANTAN ROCKER)
130 mualaf dari suku dayak.
Ponpes As-Salam Kutai Barat pada Ahad (10/2) lalu menikahkan sekitar 130 pasang mualaf dari suku dayak. Menaungi para mualaf dan memberikan kondisi yang baik, menjadi manfaat acara tersebut.
Ustadz Fadlan Garamatan yang ikut diundang dalam acara tersebut menanggapi program tersebut dengan positif. Ustadz asal Papua ini memang selalu memperhatikan kondisi muallaf di Indonesia.
"Ini kerja sama karena berkaitan dengan perkembangan muallaf. Karakter Dayak mirip Irian, kita ingin menciptakan kondisi yang baik. Nikah massal banyk memberi manfaat karena itu kan mereka orang tidak punya," ujarnya saat dihubungi Republika Online.
Menurutnya, mualaf Dayak memiliki potensi yang besar. Namun sayangnya, mereka belum mendapat perhatian serius. "Banyak, tapi kita kurang mengurus. Jangankan di Dayak, di Jakarta saja kita tidak pernah mengurus," tuturnya.
Perhatian kepada mualaf, lanjut ustaz, sama halnya seperti kepada yatim piatu. Namun selama ini, zakat, infak, sedekah muslimin terfokus pada yatim piatu saja.
"Mualaf, ketika dia masuk Islam, diasingkan bahkan diancam keluarga, ini lebih dari yatim piatu. Mereka dihina, diusir. Padahal potensi mualaf di Indonesia itu banyak, apalagi muallaf biasanya lebih menguasai agama daripada muslimin biasa," ujarnya.
Kedepan, Ustaz Fadlan berencana membuat Himpunan Pembinaan Mualaf Indonesia. Saat ini tengah dirumuskan untuk segera menjalankan tugas menaungi para mualaf.
Bahkan saat ini, menurut ustaz, telah terdapat panti asuhan khusus Mualaf di Cipanas. Para Mualaf tinggal di panti untuk memperkuat keislaman hingga mereka dapat mandiri.(dm).
Subhanallah..
Insyaallah Islam Akan Terus Berkembang Di Bumi Kalimatan Timur..
Foto: (Alm) Ustadz Hari Moekti saat membimbing seorang Dayak wanita masuk Islam di Kalimantan Timur
Sumber :
http://kisahislami.com/muallaf-suku-dayak-terus-bertambah/
Faktakini.com, Jakarta - Perlahan tapi pasti, berkat adanya dakwah yang istiqamah muallaf Suku Dayak terus bertambah.
Satu per satu suku di pedalaman Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang mayoritas memeluk animisme-dinamisme mulai menyadari Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Utusan Allah.
Maka betapa gembiranya para muallaf ini, khususnya mereka yang berada di Kecamatan Barong Tongkok dan sekitarnya, ketika mendengar kabar bahwa dai kondang mantan rocker Ustadz Hari Moekti bersama tim Badan Wakaf Alquran (BWA) datang ke Pondok Pesantren As Salam, Kampung Aryakemuning, Barong Tongkok, untuk tabligh akbar dan menyalurkan Alquran wakaf.
“Warga antusias, bahkan ada yang satu hari satu malam jalan kaki dan naik perahu di sungai, naik ojek untuk mendapatkan Alquran dan mendengarkan tabligh akbar,” ujar Kang Hari, sapaan akrab Hari Moekti.
Di tengah mualaf yang serius mendengarkan tausiah nampak pula Ibrahim, mualaf mantan dukun yang berpakaian khas Dayak Banoa.
Sekitar 2.000 mushaf Al-Qur’an dan Terjemah diserahterimakan Kang Hari ke Pimpinan Ponpes As Salam Ustadz Arif, untuk dibagikan kepada jamaah yang hadir dan juga lima titik daerah yang didiami mualaf Suku Dayak, termasuk Kampung Muara Jawaq Kecamatan Manor Bulatn.
Masuk Islam.
Tidak puas hanya beberapa warga Muara Jawaq yang mendengarkan tabligh akbar, dua utusan dari DKM Masjid Baitul Munawwarah Ustadz Mukhlis MS (Ketua) dan Ustadz Soufy Ahmad pun meminta Kang Hari dan tim BWA mengisi acara serupa di masjid mereka yang berlokasi di Muara Jawaq.
Maka siang itu juga rombongan berangkat dan sampai ke lokasi pada malam hari. Sekitar pukul 10 pagi tabligh akbar pun digelar. Usai shalat jama qashar Zuhur-Ashar dan hendak bergegas ke tempat lain, Kang Hari dikejutkan oleh Mukhlis MS yang mengajak dua orang Suku Dayak untuk disyahadatkan.
“Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah,” ujar Rusnawati (29) dan Risa Rosalina (30) saat dipandu Kang Hari mengucap dua kalimat syahadat tanda masuk Islam, Senin (4/6) siang di Masjid Al Munawwarah.
Ketika Kang Hari bertanya mengapa tertarik masuk Islam, mereka menjawab, Islam itu baik, bersih, peduli. Mengajarkan orang untuk berbagi, salah satunya dengan pembagian hewan qurban termasuk kepada mereka yang saat itu masih menganut animisme-dinamisme.
Kedua wanita Dayak itu masuk Islamnya menggenapi sekitar 70 persen dari 200 KK Muara Jawaq yang terlebih dulu masuk Islam, setelah mendapatkan dakwah yang istiqamah dari para pengurus masjid yang berasal dari Suku Bugis, Banjar dan Jawa yang bermukim sejak tahun 2000 itu. Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar.
VIDEO PERJALANAN MENUJU HIDAYAH UST. HARI MOEKTI (MANTAN ROCKER)
130 mualaf dari suku dayak.
Ponpes As-Salam Kutai Barat pada Ahad (10/2) lalu menikahkan sekitar 130 pasang mualaf dari suku dayak. Menaungi para mualaf dan memberikan kondisi yang baik, menjadi manfaat acara tersebut.
Ustadz Fadlan Garamatan yang ikut diundang dalam acara tersebut menanggapi program tersebut dengan positif. Ustadz asal Papua ini memang selalu memperhatikan kondisi muallaf di Indonesia.
"Ini kerja sama karena berkaitan dengan perkembangan muallaf. Karakter Dayak mirip Irian, kita ingin menciptakan kondisi yang baik. Nikah massal banyk memberi manfaat karena itu kan mereka orang tidak punya," ujarnya saat dihubungi Republika Online.
Menurutnya, mualaf Dayak memiliki potensi yang besar. Namun sayangnya, mereka belum mendapat perhatian serius. "Banyak, tapi kita kurang mengurus. Jangankan di Dayak, di Jakarta saja kita tidak pernah mengurus," tuturnya.
Perhatian kepada mualaf, lanjut ustaz, sama halnya seperti kepada yatim piatu. Namun selama ini, zakat, infak, sedekah muslimin terfokus pada yatim piatu saja.
"Mualaf, ketika dia masuk Islam, diasingkan bahkan diancam keluarga, ini lebih dari yatim piatu. Mereka dihina, diusir. Padahal potensi mualaf di Indonesia itu banyak, apalagi muallaf biasanya lebih menguasai agama daripada muslimin biasa," ujarnya.
Kedepan, Ustaz Fadlan berencana membuat Himpunan Pembinaan Mualaf Indonesia. Saat ini tengah dirumuskan untuk segera menjalankan tugas menaungi para mualaf.
Bahkan saat ini, menurut ustaz, telah terdapat panti asuhan khusus Mualaf di Cipanas. Para Mualaf tinggal di panti untuk memperkuat keislaman hingga mereka dapat mandiri.(dm).
Subhanallah..
Insyaallah Islam Akan Terus Berkembang Di Bumi Kalimatan Timur..
Foto: (Alm) Ustadz Hari Moekti saat membimbing seorang Dayak wanita masuk Islam di Kalimantan Timur
Sumber :
http://kisahislami.com/muallaf-suku-dayak-terus-bertambah/