Buzzer Ahok Selalu Buruk Sangka Terhadap Anies - Sandi, Inilah Peringatan Al-Qur'an
Buzzer Ahok Selalu Buruk Sangka Terhadap Anies - Sandi, Inilah Peringatan Al-Qur'an
Senin, 23 Juli 2018
Faktakini.com, Jakarta - Berkiprah selama setahun ini sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno deras menuai pujian dari warga Jakarta terutama umat Islam.
Karena mereka berdua memang telah menunjukkan berbagai prestasi nyata apalagi keduanya taat beribadah kepada Allah SWT dan dekat dengan para Ulama dan Habaib.
Namun sungguh pun demikian, mereka masih memiliki haters yaitu dari kalangan Ahokers, para pendukung si penista agama dan para buzzersnya, yang selalu bersikap buruk sangka terhadap apapun yang dilakukan oleh Anies - Sandi.
Buruk sangkaini dalam literatur agama Islam disebut sebagai su’u al-zhan (Su'udzon). Buruk sangka merupakan sebuah kondisi batin yang membuat orang yang tertimpa kondisi seperti ini akan kehilangan kepercayaan kepada orang lain dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Karena itu, ia terdorong untuk melihat pelbagai peristiwa, kejadian, orang-orang dan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan pandangan negatif dan menafsirkannya secara keliru.
Buruk sangka (su’u al-zhan) merupakan salah satu dosa dan sifat buruk. Lawan katanya adalah baik sangka (husn al-zhan) yang merupakan sebuah sifat baik.
Al-Quran menyinggung masalah ini dan mengolongkannya sebagai salah satu perbuatan dosa. Al-Quran menyatakan:
Hai orang-orang mukmin, hindarilah prasangka/dugaan-dugaan buruk (terhadap sesama muslim), sebab buruk sangka setengahnya adalah berdosa, dan janganlah mengkorek-korek kelemahan/aib orang lain, dan jangan pula setengah kamu menggunjing setengah lainnya. Maukah salah seorang kamu menyantap daging/bangkai saudaramu? Tentu saja kalian tidak suka menyantapnya, bertakwalah kpd Allah. Sungguh Allah Maha Menerima taubat lagi Maha pengasih. (QS, Al-Hujarat 12)
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”
Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”
Nabi SAW pernah di tanya tentang ghibah jawabnya :
" Engkau menuturkan hal-hal yg di benci oleh saudara/kawanmu, ini jika hal yg dituturkan itu sesuai fakta (kenyataan) disebut dengan ghibah, dan kalau saja hal yg dituturkan itu bertolak belakang/bertentangan dengan kenyataan, tidak sesuai fakta berarti engkau telah berbuat bohong/fitnah ".
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW Bersabda :
" Siapa menggunjing/ghibah 1 kali sepanjang hidupnya, maka Allah menimpakan siksa kepadanya yaitu :
Menjauh dari kasih sayang Allah
Terlepas nyawa dengan badan ketika mati terasa amat pedih
Menjadi hampir terjerumus ke neraka
Menjauh dari sorga
Merasakan beratnya siksa kubur
Kehilangan amal baiknya akibat terhapus oleh dosa dari ghibah
Jiwa nabi terasa sakit akibat ghibahnya
Allah SWT murka kepadanya
Menipislah amal baiknya kelak di hari Kiamat saat menghadapi timbangan
Malaikat enggan berkawan dengannya
Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda :
" Siapa menggunjing saudara sesama muslim, maka qubul/jalan air kencingnya diputar ke duburnya kelak di hari kiamat"
Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata, “Aku pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Cukuplah bagimu dari Shofiah itu (salah seorang istri beliau) begini dan begitu (kekurangannya).”
Sebagian perawi hadits berkata yaitu pendek orangnya, maka beliau bersabda, “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mencampurinya.” (maksudnya membuat air laut tersebut berubah rasa atau warnanya karena buruk dan busuknya ucapan tersebut). (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika dimi’rajkan Saya melewati satu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu aku berkata, “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Ia berkata, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (berbuat ghibah) dan mencemarkan kehormatan manusia.“(HR. Abu Dawud dan Ahmad, hadits hasan).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh mendustainya dan membiarkannya tidak ditolong. Setiap Muslim bagi Muslim lainnya adalah haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini,. Cukuplah sebagai keburukan (dosa) bagi seseorang jika ia meremehkan saudaranya yang Muslim.” (HR. at-Tirmidzi).
Tidak terdapat hukum dan kaidah universal terkait dengan persoalan ini; karena bergantung pada orang-orang yang mengidap penyakit buruk sangka, level buruk sangka dan akarnya.
Pada sebagian waktu, seseorang disebabkan oleh sebagian persoalan seperti permusuhan terhadap orang tertentu, sikap hasud kepadanya, dan lain sebagianya maka ia berburuk sangka pada orang itu dan tidak ada sikap seperti ini pada orang lain.
Terkadang juga dekat pada seseorang akan menyebabkan sangka buruknya kepada orang itu yang berbuat sesuatu bertentangan dengan keinginannya. Ia berharap seseorang melakukan kebaikan padanya namun kenyataannya tidak berlaku demikian sehingga ia menilai orang tersebut pelit atau bakhil.
Namun terkdang juga sifat buruk ini telah menjadi karakternya maka orang seperti ini akan berburuk sangka keapda seluruh masyarakat, bahkan kepada istri, anak dan sahabatnya.
Pengaruh Sangka Buruk
Sangka buruk dan su’u al-zhan memiliki efek dan pengaruh buruk bagi manusia, antara lain:
Hilangnya ketentraman: Seseorang yang bersangka buruk akan melanggar kehormatan pribadi seorang Muslim.
Penasaran pada urusan orang lain: Seseorang yang berburuk sangka, untuk memperoleh bukti-bukti atas sangka buruknya, akan melakukan pelanggaran terhadap kebebasan seorang Muslim.
Terpaksa mengunjing sesama orang beriman:[17]Karena ia akan membenarkan gunjingan atas orang lain yang padanya ia bersangka buruk.[18]
Lunturnya ibadah: Imam Ali As bersabda, “Jauhilah sangka buruk; karena sesungguhnya sangka buruk akan menghilangkan ibadah dan membesarkan dosa.”[19]
Hilangnya teman dan terisolasi: Imam Ali As bersabda, “Barang siapa yang bersangka buruk maka ia akan kehilangan teman dan tidak tersisa pesahabatan baginya.”[20]
Menyebabkan ketakutan, sikap pelit dan tamak: Rasulullah Saw bersabda kepada Ali As: Wahai Ali! Sikap takut, bakhil dan tamak adalah penyakit yang lahir dari adanya sangka buruk.”[21
Senin, 23 Juli 2018
Faktakini.com, Jakarta - Berkiprah selama setahun ini sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno deras menuai pujian dari warga Jakarta terutama umat Islam.
Karena mereka berdua memang telah menunjukkan berbagai prestasi nyata apalagi keduanya taat beribadah kepada Allah SWT dan dekat dengan para Ulama dan Habaib.
Namun sungguh pun demikian, mereka masih memiliki haters yaitu dari kalangan Ahokers, para pendukung si penista agama dan para buzzersnya, yang selalu bersikap buruk sangka terhadap apapun yang dilakukan oleh Anies - Sandi.
Buruk sangkaini dalam literatur agama Islam disebut sebagai su’u al-zhan (Su'udzon). Buruk sangka merupakan sebuah kondisi batin yang membuat orang yang tertimpa kondisi seperti ini akan kehilangan kepercayaan kepada orang lain dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Karena itu, ia terdorong untuk melihat pelbagai peristiwa, kejadian, orang-orang dan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan pandangan negatif dan menafsirkannya secara keliru.
Buruk sangka (su’u al-zhan) merupakan salah satu dosa dan sifat buruk. Lawan katanya adalah baik sangka (husn al-zhan) yang merupakan sebuah sifat baik.
Al-Quran menyinggung masalah ini dan mengolongkannya sebagai salah satu perbuatan dosa. Al-Quran menyatakan:
Hai orang-orang mukmin, hindarilah prasangka/dugaan-dugaan buruk (terhadap sesama muslim), sebab buruk sangka setengahnya adalah berdosa, dan janganlah mengkorek-korek kelemahan/aib orang lain, dan jangan pula setengah kamu menggunjing setengah lainnya. Maukah salah seorang kamu menyantap daging/bangkai saudaramu? Tentu saja kalian tidak suka menyantapnya, bertakwalah kpd Allah. Sungguh Allah Maha Menerima taubat lagi Maha pengasih. (QS, Al-Hujarat 12)
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”
Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”
Nabi SAW pernah di tanya tentang ghibah jawabnya :
" Engkau menuturkan hal-hal yg di benci oleh saudara/kawanmu, ini jika hal yg dituturkan itu sesuai fakta (kenyataan) disebut dengan ghibah, dan kalau saja hal yg dituturkan itu bertolak belakang/bertentangan dengan kenyataan, tidak sesuai fakta berarti engkau telah berbuat bohong/fitnah ".
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW Bersabda :
" Siapa menggunjing/ghibah 1 kali sepanjang hidupnya, maka Allah menimpakan siksa kepadanya yaitu :
Menjauh dari kasih sayang Allah
Terlepas nyawa dengan badan ketika mati terasa amat pedih
Menjadi hampir terjerumus ke neraka
Menjauh dari sorga
Merasakan beratnya siksa kubur
Kehilangan amal baiknya akibat terhapus oleh dosa dari ghibah
Jiwa nabi terasa sakit akibat ghibahnya
Allah SWT murka kepadanya
Menipislah amal baiknya kelak di hari Kiamat saat menghadapi timbangan
Malaikat enggan berkawan dengannya
Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda :
" Siapa menggunjing saudara sesama muslim, maka qubul/jalan air kencingnya diputar ke duburnya kelak di hari kiamat"
Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata, “Aku pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Cukuplah bagimu dari Shofiah itu (salah seorang istri beliau) begini dan begitu (kekurangannya).”
Sebagian perawi hadits berkata yaitu pendek orangnya, maka beliau bersabda, “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mencampurinya.” (maksudnya membuat air laut tersebut berubah rasa atau warnanya karena buruk dan busuknya ucapan tersebut). (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika dimi’rajkan Saya melewati satu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu aku berkata, “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Ia berkata, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (berbuat ghibah) dan mencemarkan kehormatan manusia.“(HR. Abu Dawud dan Ahmad, hadits hasan).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh mendustainya dan membiarkannya tidak ditolong. Setiap Muslim bagi Muslim lainnya adalah haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini,. Cukuplah sebagai keburukan (dosa) bagi seseorang jika ia meremehkan saudaranya yang Muslim.” (HR. at-Tirmidzi).
Tidak terdapat hukum dan kaidah universal terkait dengan persoalan ini; karena bergantung pada orang-orang yang mengidap penyakit buruk sangka, level buruk sangka dan akarnya.
Pada sebagian waktu, seseorang disebabkan oleh sebagian persoalan seperti permusuhan terhadap orang tertentu, sikap hasud kepadanya, dan lain sebagianya maka ia berburuk sangka pada orang itu dan tidak ada sikap seperti ini pada orang lain.
Terkadang juga dekat pada seseorang akan menyebabkan sangka buruknya kepada orang itu yang berbuat sesuatu bertentangan dengan keinginannya. Ia berharap seseorang melakukan kebaikan padanya namun kenyataannya tidak berlaku demikian sehingga ia menilai orang tersebut pelit atau bakhil.
Namun terkdang juga sifat buruk ini telah menjadi karakternya maka orang seperti ini akan berburuk sangka keapda seluruh masyarakat, bahkan kepada istri, anak dan sahabatnya.
Pengaruh Sangka Buruk
Sangka buruk dan su’u al-zhan memiliki efek dan pengaruh buruk bagi manusia, antara lain:
Hilangnya ketentraman: Seseorang yang bersangka buruk akan melanggar kehormatan pribadi seorang Muslim.
Penasaran pada urusan orang lain: Seseorang yang berburuk sangka, untuk memperoleh bukti-bukti atas sangka buruknya, akan melakukan pelanggaran terhadap kebebasan seorang Muslim.
Terpaksa mengunjing sesama orang beriman:[17]Karena ia akan membenarkan gunjingan atas orang lain yang padanya ia bersangka buruk.[18]
Lunturnya ibadah: Imam Ali As bersabda, “Jauhilah sangka buruk; karena sesungguhnya sangka buruk akan menghilangkan ibadah dan membesarkan dosa.”[19]
Hilangnya teman dan terisolasi: Imam Ali As bersabda, “Barang siapa yang bersangka buruk maka ia akan kehilangan teman dan tidak tersisa pesahabatan baginya.”[20]
Menyebabkan ketakutan, sikap pelit dan tamak: Rasulullah Saw bersabda kepada Ali As: Wahai Ali! Sikap takut, bakhil dan tamak adalah penyakit yang lahir dari adanya sangka buruk.”[21