Muncul Dengan Kuping Kiri Kanan Yang Masih Utuh, Ruhut Serang Elite Demokrat

Rabu, 25 Juli 2018

Faktakini.com, Jakarta - Hubungan Ruhut Sitompul dengan elite Partai Demokrat (PD) semakin panas. Pangkal masalahnya adalah Ruhut sudah tak diakui sebagai kader PD.

Hal ini berawal dari foto Ruhut yang mengenakan seragam PDIP dalam kampanye cagub/cawagub Sumut Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus Pane. Meski berseragam PDIP, ia menegaskan masih berstatus kader PD.

"Ya sampai sekarang masih di Demokrat. Tapi nggak tahu karena ramai-ramai ini mereka pecat, ya aku kan orangnya mengalir saja," kata Ruhut saat dimintai konfirmasi, Senin (30/3).

Elite PD menepis klaim Ruhut. Waketum PD Syarief Hasan menegaskan Ruhut bukan kader PD.

"Setahu saya sih dia sudah nggak di Demokrat lagi," ujar Syarief.

Ruhut meradang. Ruhut, yang merasa tak pernah dipecat ataupun mundur sebagai kader, menyerang elite-elite PD.

"Jadi Syarief Hasan, Anda nggak pantas banyak ngomong. Anda lupa? Anda Menteri Koperasi, anak Anda korupsi videotron, mestinya bukan hanya anak Anda yang masuk penjara," kata Ruhut kepada wartawan, Rabu (2/5).

Dua elite PD lainnya juga diserang 'Si Poltak'. Mereka adalah juru bicara PD Imelda Sari, yang disebut caleg gagal, dan Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum PD Ferdinand Hutahaean, yang disebut anak kemarin sore di partai.

"Imelda, nggak usah banyak omong. Jadi caleg saja kau kalah. Ruhut ini sudah dua periode di DPR. Jangan kebakaran jenggot," ujar Ruhut saat menyerang Imelda.

"Ini Hutahaean baru kemarin masuk Partai Demokrat. Gua udah 10 tahun jaga Pak SBY. Ini orang (Ferdinand Hutahaean) dulu tiap hari maki-maki Pak SBY, ini dia kan pengamat perminyakan. Kemarin timses bersama gua memenangkan Pak Jokowi. Baru pindah tapi sudah kayak Demokrat banget," cetusnya pada Ferdinand.

Serangan Balik Elite PD

Syarief, Imelda, dan Ferdinand melancarkan serangan balik ke Ruhut. Dimulai dari Syarief yang menganggap Ruhut bukan siapa-siapa lagi.

Sementara itu, Imelda tidak ambil hati disebut caleg gagal oleh Ruhut. Namun ia membalas pernyataan Ruhut dengan peribahasa.

"Semoga menjadi juru bicara yang baik setelah berbaju merah dan tahu batas apa yang disebut garis partai. Kadang orang bilang, tong kosong itu nyaring bunyinya," kata Imelda.

Kritik pedas juga disuarakan Ferdinand. Ferdinand mengklaim Ruhut tengah galau.

"Jadi begini, apa yang disampaikan oleh Ruhut dengan menyerang beberapa tokoh Partai Demokrat, seperti Pak Syarief Hasan, yang menjabat Waketum, adalah bentuk kegelisahan dan bentuk kegalauan Ruhut sendiri. Ruhut gelisah dan galau karena kepindahannya ke PDIP ternyata mendapat respons negatif, terutama dari netizen," ujar Ferdinand.

Ruhut Ancam Pindah ke PDIP

Setelah tak dianggap oleh PD, Ruhut menebar ancaman. Ia mengancam pindah ke PDIP jika PD tak lagi membuatnya nyaman.

"Aku nggak ada kartu PDIP, tapi kalau PD-nya sombong-sombong, hina aku begitu, ya jadi juga pindah aku," kata Ruhut.

PDIP merespons Ruhut. Pintu untuk Ruhut dibuka lebar untuk jadi kader PDIP.

"Sebagai partai terbuka, tentu hak setiap WNI untuk menjadi anggota parpol, termasuk untuk Pak Ruhut," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno.

Sumber: Detik