Ustadz Hilmi: Untuk Guruku Ustadz Adi (Muhammadiyah) Dan Ustadz Somad (NU)

Ahad, 8 Juli 2018

Faktakini.com

UNTUK GURUKU UST ADI (MUHAMMADIYAH) DAN UST SOMAD (NU)

Oleh : Hilmi Firdausi

Afwan Ustadz, perkenalkan saya murid antum berdua di dunia maya, seringkali menyimak kajian keilmuan yang luar biasa, ditengah kegalauan banyak pemula yang sedang semangat mengenal agamanya.

Sungguh fenomena kembali kepada Islam, kembali kepada Qur'an dan sunnah begitu marak terutama di perkotaan. Majlis-majlis ilmun tumbuh subur, bahkan hingga ke gedung-gedung perkantoran. Para profesional berdasi kadang mengorbankan waktu break nya untuk mengikuti kajian dzuhur atau bahkan rela pulang lebih larut untuk mengikuti kajian ba'da Isya di Masjid yang tak jauh dari gedung kantornya. Ini kabar menggembirakan tentunya...

Kalau dulu Kafe dan Fitnes center adalah persinggahan utama menunggu kemacetan, kini kajian-kajian keilmuan islam menjadi alternatif pilihan. Kalau dulu weekend adalah    adalah waktunya ngeMall bersama Keluarga, atau menginap barang semalam di Bandung atau Puncak, hari ini weekend adalaha waktunya menghadiri kajian rutin yang diisi ustadz-ustadz ternama.

Ustadz Adi, Ustadz Somad...jazakumullah khoiron katsiiro. Hanya itu yang dapat kami sampaikan kepada antum berdua...Antum hadir pada saat Ummat membutuhkan referensi yang lengkap tentang keislaman yang sedang dipelajarinya, jika saja antum telat hadir...bisa jadi akan terjadi friksi lebih tajam antara golongan Islam tradisional dengan saudara-saudara kita yang sedang belajar sunnah.

Dengan kecerdasan dan kelembutan Ust Adi membahas suatu masalah (terutama fiqih) dari 4 mazhab berbeda, dengan kelugasan  penyampaian Ust Somad tentang suatu masalah keislaman, ditambah gayanya yang segar, humble dan jauh dari mentahdzir ulama lain...membuat kami-kami para pembelajar tercerahkan luar biasa, bahwa ternyata masih banyak Ilmu yang kami belum tau---dan terutama, kami yg tadinya bersu'udzhon kepada para tetua kami, menganggapnya ahlul bid'ah, agama warisan dsb menjadi beristighfar---bahwa apa yang tetua kami lakukan dulu jugalah memiliki dalil dan hujjah.

Flash back kebelakang, tak mungkinlah jika ulama sekaliber KH.Hasyim As'ari tak mengerti arti bid'ah. Juga tak mungkin ulama sehebat KH.Ahmad Dahlan tidak faham akan sunnah. Merekalah ulama-ulama besar yang faqih namun amat sangat bijaksana dalam menyebarkan Islam di tanah air tercinta. Buktinya---Ummat Islam di Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan tingkat konflik yang sangat minim. Tak bisa kita menafikan jasa-jasa ulama terdahulu terhadap perkembangan dakwah Islam di tanah air, termasuk Wali Songo.

Hari ini, Ust Adi Hidayat dan Ust Abdul Somad, saya melihatnya sebagai representasi terhadap Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama, dua Ormas Islam terbesar yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Republik ini. Sehat-sehat terus ya tadz...Kami selalu menunggu dakwah antum berdua, yang cerdas, segar, menyejukkan dan merekatkan ummat.

Baarokallahu fiikum

FB : Hilmi Firdausi
FP : Kajian Hilmiyah
IG-Twitter : @hilmi28

Foto : Pertemuan Dai se-Asia Afrika Eropa