Habib Rizieq: Penyebab Kerusuhan Di Tolikara Bukan Speaker Masjid!
Senin, 27 Agustus 2018
Faktakini.com, Jakarta - Pernyataan Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah pejabat negara yang menyebutkan bahwa insiden Tolikara Papua dipicu masalah speaker mendapat kritikan keras dari Front Pembela Islam (FPI).
Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, pernyataan itu hanya untuk mengaburkan fakta insiden Tolikara Papua. Sebab, sejak dulu, tak satupun masjid atau mushala di Tolikara Papua yang boleh menggunakan speaker. Jangankan speaker, papan nama masjid atau mushala saja dilarang.
“Sejak dulu di Tolikara tak satu pun masjid dan mushala yang gunakan speaker karena memang dilarang, dan dalam surat edaran GIDI tertanggal 11 Juli 2015 pun tak disebutkan sama sekali soal speaker. Jangankan speaker, bahkan sudah sejak lama GIDI melarang pemasangan papan nama masjid dan musholla di seluruh wilayah Tolikara,” ujar Habib Rizieq di situs resminya.
Habib Rizieq juga menyindir pernyataan sikap Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Pdt. Dorman Wandikmbo, terkait insiden Tolikara Papua. Menurut Habib Rizieq, GIDI hanya sekadar prihatin dan menyesal serta minta maaf soal pembakaran kios.
“GIDI sama sekali tidak minta maaf atas pembakaran masjid, bahkan dengan tanpa punya rasa malu secara terang-terangan membela dan membenarkan apa yang dilakukan gerombolan kristen radikal perusuh, sekaligus berkelit tentang larangan pelaksanaan shalat Idul Fitri dan pelarangan jilbab yang nyata-nyata dikeluarkan secara tertulis oleh GIDI pada tanggal 11 Juli 2015,” kritik Habib Rizieq.
Habib Rizieq mendesak pemerintah, khusunya Mabes Polri untuk segera memeriksa semua pengurus DPP GIDI. Siapaun yang terbukti bersalah, harus diproses secara hukum hingga diadili dan dijatuhkan sanksi hukum yang seberat-beratnya.
Sumber: Pojoksatu
Faktakini.com, Jakarta - Pernyataan Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah pejabat negara yang menyebutkan bahwa insiden Tolikara Papua dipicu masalah speaker mendapat kritikan keras dari Front Pembela Islam (FPI).
Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, pernyataan itu hanya untuk mengaburkan fakta insiden Tolikara Papua. Sebab, sejak dulu, tak satupun masjid atau mushala di Tolikara Papua yang boleh menggunakan speaker. Jangankan speaker, papan nama masjid atau mushala saja dilarang.
“Sejak dulu di Tolikara tak satu pun masjid dan mushala yang gunakan speaker karena memang dilarang, dan dalam surat edaran GIDI tertanggal 11 Juli 2015 pun tak disebutkan sama sekali soal speaker. Jangankan speaker, bahkan sudah sejak lama GIDI melarang pemasangan papan nama masjid dan musholla di seluruh wilayah Tolikara,” ujar Habib Rizieq di situs resminya.
Habib Rizieq juga menyindir pernyataan sikap Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Pdt. Dorman Wandikmbo, terkait insiden Tolikara Papua. Menurut Habib Rizieq, GIDI hanya sekadar prihatin dan menyesal serta minta maaf soal pembakaran kios.
“GIDI sama sekali tidak minta maaf atas pembakaran masjid, bahkan dengan tanpa punya rasa malu secara terang-terangan membela dan membenarkan apa yang dilakukan gerombolan kristen radikal perusuh, sekaligus berkelit tentang larangan pelaksanaan shalat Idul Fitri dan pelarangan jilbab yang nyata-nyata dikeluarkan secara tertulis oleh GIDI pada tanggal 11 Juli 2015,” kritik Habib Rizieq.
Habib Rizieq mendesak pemerintah, khusunya Mabes Polri untuk segera memeriksa semua pengurus DPP GIDI. Siapaun yang terbukti bersalah, harus diproses secara hukum hingga diadili dan dijatuhkan sanksi hukum yang seberat-beratnya.
Sumber: Pojoksatu