Mahfud MD: Kyai Ma'ruf Yang Nyuruh PBNU Ancam Jokowi Soal Cawapres
Rabu, 15 Agustus 2018
Faktakini.com, Jakarta - Cerita tragis dan memalukan mewarnai batalnya Mohammad Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi pada detik-detik terakhir pengumuman cawapres, Kamis (9/8) lalu.
Fakta pun dibongkar oleh Mahfud bahwa dalam hari-hari terakhir jelang pendaftaran Capres - Cawapres, sempat diwarnai 'ancaman' dari PBNU kepada Jokowi agar memilih cawapres dari NU.
Mahfud mengatakan bahwa kiai Ma'ruf Amin adalah orang yang menyuruh PBNU mengeluarkan ancaman tersebut.
"Robikin yang menyatakan [ancaman] dan yang menyuruh itu kiai Ma'ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," ungkap Mahfud saat berbicara di acara Indonesian Lawyer Club yang disiarkan TV One, Selasa (14/8).
Pemilihan cawapres Jokowi memang sempat menuai kontroversi. Pasalnya, nama Mahfud yang pada detik terakhir pengumuman paling santer akan dipilih Jokowi, tiba-tiba tersingkir. Jokowi akhirnya memilih Ma'ruf sebagai cawapresnya.
Mahfud menceritakan kronologi di balik tersingkirnya dia pada detik terakhir jelang pengumuman nama cawapres.
Menurut Mahfud, berdasarkan cerita dari Muhaimin, pada Rabu (8/8) atau satu hari sebelum pengumuman cawapres Jokowi, ada pertemuan di Kantor PBNU antara Kiai Ma'ruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siroj, dan Ketua PKB Muhaimin Iskandar.
"Terus saya tanya gimana tuh main ancam-ancam? Itu yang nyuruh kiai Ma'ruf," kata Mahfud menirukan pengakuan Muhaimin kepada dirinya.
Mahfud melanjutkan bahwa pertemuan di PBNU digelar tak lama setelah ketiganya dipanggil Jokowi ke Istana untuk diminta masukan soal nama cawapres. Dalam pertemuan di istana, Mahfud mengatakan bahwa Jokowi tak menyebut nama-nama untuk dipilih.
"Ketemulah tiga orang ini di PBNU dan berkesimpulan bahwa mereka bukan calonnya karena waktu dipanggil tak disebut [nama] calon," kata Mahfud.
"Lalu mereka sepertinya marah-marah membahas, kemudian kiai Ma'ruf (bilang) 'Kalau begitu kita nyatakan kita tak bertanggungjawab secara moral atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang diambil [jadi cawapres]'. Ini kata Muhaimin," kata Mahfud melanjutkan.
Pada hari Rabu itu, salah satu Ketua PBNU Robikin Emhas memang sempat mengeluarkan pernyataan kepada media terkait cawapres Jokowi. Dalam pernyataannya Robikin mengatakan bahwa warga Nahdliyin merasa tak punya tanggung jawab moral jika kader NU tidak menjadi cawapres Jokowi.
Kader NU yang dimaksud Robikin tidak termasuk nama Mahfud karena pada hari yang sama Said Aqil menyatakan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu bukan kader NU.
Kata Mahfud setelah pernyataan Robikin itu sejumlah tokoh NU membantahnya. Namun berdasarkan cerita Muhaimin kepada dirinya, Mahfud mengatakan pernyataan itu memang ada.
"Robikin bilang begitu ke pers. Ini kata Muhaimin. Didikte kalimatnya oleh kiai Ma'ruf, 'begini, loh, Robikin'," kata Mahfud.
Di acara yang sama, Ketua DPP PKB Lukman Edi mengatakan terpilihnya Ma'ruf sebagai cawapres tidak melalui mahar atau negosiasi politik. Saat Cak Imin diundang ke Istana, kata Lukman, Ketum PKB itu hanya menyampaikan tiga hal kepada Presiden Jokowi.
"Pertama pemerintahan atau Presiden Jokowi harus memperhatikan kondisi umat hari ini. Kedua, kami selalu menyampaikan Pak Jokowi memilih cawapres harus memikirkan hasil survei sebagai bentuk ukuran rasional kita dalam menghadapi pemilu ini," ujar Lukman.
Poin ketiga yang disampaikan Cak Imin kepada Jokowi adalah meminta mantan Wali Kota Solo itu untuk melaksanakan salat istikharah untuk memilih calon wakil presidennya.
Sumber: CNNi
Faktakini.com, Jakarta - Cerita tragis dan memalukan mewarnai batalnya Mohammad Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi pada detik-detik terakhir pengumuman cawapres, Kamis (9/8) lalu.
Fakta pun dibongkar oleh Mahfud bahwa dalam hari-hari terakhir jelang pendaftaran Capres - Cawapres, sempat diwarnai 'ancaman' dari PBNU kepada Jokowi agar memilih cawapres dari NU.
Mahfud mengatakan bahwa kiai Ma'ruf Amin adalah orang yang menyuruh PBNU mengeluarkan ancaman tersebut.
"Robikin yang menyatakan [ancaman] dan yang menyuruh itu kiai Ma'ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," ungkap Mahfud saat berbicara di acara Indonesian Lawyer Club yang disiarkan TV One, Selasa (14/8).
Pemilihan cawapres Jokowi memang sempat menuai kontroversi. Pasalnya, nama Mahfud yang pada detik terakhir pengumuman paling santer akan dipilih Jokowi, tiba-tiba tersingkir. Jokowi akhirnya memilih Ma'ruf sebagai cawapresnya.
Mahfud menceritakan kronologi di balik tersingkirnya dia pada detik terakhir jelang pengumuman nama cawapres.
Menurut Mahfud, berdasarkan cerita dari Muhaimin, pada Rabu (8/8) atau satu hari sebelum pengumuman cawapres Jokowi, ada pertemuan di Kantor PBNU antara Kiai Ma'ruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siroj, dan Ketua PKB Muhaimin Iskandar.
"Terus saya tanya gimana tuh main ancam-ancam? Itu yang nyuruh kiai Ma'ruf," kata Mahfud menirukan pengakuan Muhaimin kepada dirinya.
Mahfud melanjutkan bahwa pertemuan di PBNU digelar tak lama setelah ketiganya dipanggil Jokowi ke Istana untuk diminta masukan soal nama cawapres. Dalam pertemuan di istana, Mahfud mengatakan bahwa Jokowi tak menyebut nama-nama untuk dipilih.
"Ketemulah tiga orang ini di PBNU dan berkesimpulan bahwa mereka bukan calonnya karena waktu dipanggil tak disebut [nama] calon," kata Mahfud.
"Lalu mereka sepertinya marah-marah membahas, kemudian kiai Ma'ruf (bilang) 'Kalau begitu kita nyatakan kita tak bertanggungjawab secara moral atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang diambil [jadi cawapres]'. Ini kata Muhaimin," kata Mahfud melanjutkan.
Pada hari Rabu itu, salah satu Ketua PBNU Robikin Emhas memang sempat mengeluarkan pernyataan kepada media terkait cawapres Jokowi. Dalam pernyataannya Robikin mengatakan bahwa warga Nahdliyin merasa tak punya tanggung jawab moral jika kader NU tidak menjadi cawapres Jokowi.
Kader NU yang dimaksud Robikin tidak termasuk nama Mahfud karena pada hari yang sama Said Aqil menyatakan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu bukan kader NU.
Kata Mahfud setelah pernyataan Robikin itu sejumlah tokoh NU membantahnya. Namun berdasarkan cerita Muhaimin kepada dirinya, Mahfud mengatakan pernyataan itu memang ada.
"Robikin bilang begitu ke pers. Ini kata Muhaimin. Didikte kalimatnya oleh kiai Ma'ruf, 'begini, loh, Robikin'," kata Mahfud.
Di acara yang sama, Ketua DPP PKB Lukman Edi mengatakan terpilihnya Ma'ruf sebagai cawapres tidak melalui mahar atau negosiasi politik. Saat Cak Imin diundang ke Istana, kata Lukman, Ketum PKB itu hanya menyampaikan tiga hal kepada Presiden Jokowi.
"Pertama pemerintahan atau Presiden Jokowi harus memperhatikan kondisi umat hari ini. Kedua, kami selalu menyampaikan Pak Jokowi memilih cawapres harus memikirkan hasil survei sebagai bentuk ukuran rasional kita dalam menghadapi pemilu ini," ujar Lukman.
Poin ketiga yang disampaikan Cak Imin kepada Jokowi adalah meminta mantan Wali Kota Solo itu untuk melaksanakan salat istikharah untuk memilih calon wakil presidennya.
Sumber: CNNi