PKS Terus Perjuangkan Habib Salim Segaf Aljufri Menjadi Cawapres
Rabu, 8 Agustus 2018
Faktakini.com, Jakarta - Majelis Syuro PKS menggelar rapat selama kurang lebih delapan jam di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan.
Usai rapat, Presiden PKS Sohibul Iman menuturkan mereka akan tetap konsisten mempertimbangkan rekomendasi 9 nama capres-cawapres usulan Majelis Syuro, dan dua paket paslon dari Ijtima Ulama.
Sohibul menjelaskan, ada irisan antara nama yang diusulkan Majelis Syuro dan Ijtima Ulama, yakni sama-sama mengusulkan nama Ketua Majelis Dewan Syuro Dr Habib Salim Segaf Al Jufri sebagai cawapres Prabowo Subianto.
"Ada irisan yaitu Bapak Salim Segaf Al Jufri. Karena ini keputusan intitusi baik partai dan GNPF, maka tidak pada tempatnya. Pak Salim Segaf Al Jufri kemudian memilih mundur karena dia sudah dapat mandat," kata Sohibul, Selasa (7/8).
Selain Habib Salim Segaf PKS juga merekomendasikan nama Ustadz Abdul Somad agar bisa menjadi cawapres Prabowo. Sebagaimana yang dihasilkan dalam rapat istimewa, mereka tetap mengawal usulan GNPF untuk mendukung Habib Salim Segaf dan Ustadz Abdul Somad dari Ijtima Ulama.
"Patokan bekerja kita adalah keputusan Majelis Syuro yang munculkan 9 nama dan keputusan Ijtima Ulama. Itu jadi pegangan kita. Berarti bahwa keputusan 9 nama tak mati, ia tetap hidup," lanjutnya.
Sohibul juga memastikan, 9 nama kader PKS yamg diusulkan Majelis Syuro akan tetap berlaku, meski cawapres yang dipilih tidak berasal dari nama-nama yang selama ini diusulkan.
"Taruhlah Anda tak pilih UAS dan Salim, justru di situ akan hidup cawapres PKS yang lain akan hidup, karena konstelasi jadi berubah. Tidak mengerucut lagi, menjadi buyar lagi. Nah, di situlah cawapres PKS yang 9 tentu tetap bisa hidup," ujar Sohibul.
Hasil rapat istimewa Majelis Syuro PKS menghasilkan 3 poin keputusan terkait dinamika pencapresan, yakni:
1. PKS akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat Indonesia yang menginginkan ada perubahan kepemimpinan secara demokratis dan konstitusional pada Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2019.
2. Kami mengapresiasi, menyetujui dan mengawal hasil rekomendasi Ijtima Ulama GNPF Ulama yang telah menetapkan dua pasangan calon capres dan cawapres untuk tahun 2019-2024.
3. Musyawarah Majelis Syuro tadi memberikan mandat kepada Dewan Pimpinan Tingkat Pusat atau DPTP yang merupakan badan pekerja Majelis Syuro untuk membangun komunikasi politik dalam rangka pembentukan koalisi pemilihan presiden bersama mitra koalisi.
Sumber: Kumparan
Faktakini.com, Jakarta - Majelis Syuro PKS menggelar rapat selama kurang lebih delapan jam di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan.
Usai rapat, Presiden PKS Sohibul Iman menuturkan mereka akan tetap konsisten mempertimbangkan rekomendasi 9 nama capres-cawapres usulan Majelis Syuro, dan dua paket paslon dari Ijtima Ulama.
Sohibul menjelaskan, ada irisan antara nama yang diusulkan Majelis Syuro dan Ijtima Ulama, yakni sama-sama mengusulkan nama Ketua Majelis Dewan Syuro Dr Habib Salim Segaf Al Jufri sebagai cawapres Prabowo Subianto.
"Ada irisan yaitu Bapak Salim Segaf Al Jufri. Karena ini keputusan intitusi baik partai dan GNPF, maka tidak pada tempatnya. Pak Salim Segaf Al Jufri kemudian memilih mundur karena dia sudah dapat mandat," kata Sohibul, Selasa (7/8).
Selain Habib Salim Segaf PKS juga merekomendasikan nama Ustadz Abdul Somad agar bisa menjadi cawapres Prabowo. Sebagaimana yang dihasilkan dalam rapat istimewa, mereka tetap mengawal usulan GNPF untuk mendukung Habib Salim Segaf dan Ustadz Abdul Somad dari Ijtima Ulama.
"Patokan bekerja kita adalah keputusan Majelis Syuro yang munculkan 9 nama dan keputusan Ijtima Ulama. Itu jadi pegangan kita. Berarti bahwa keputusan 9 nama tak mati, ia tetap hidup," lanjutnya.
Sohibul juga memastikan, 9 nama kader PKS yamg diusulkan Majelis Syuro akan tetap berlaku, meski cawapres yang dipilih tidak berasal dari nama-nama yang selama ini diusulkan.
"Taruhlah Anda tak pilih UAS dan Salim, justru di situ akan hidup cawapres PKS yang lain akan hidup, karena konstelasi jadi berubah. Tidak mengerucut lagi, menjadi buyar lagi. Nah, di situlah cawapres PKS yang 9 tentu tetap bisa hidup," ujar Sohibul.
Hasil rapat istimewa Majelis Syuro PKS menghasilkan 3 poin keputusan terkait dinamika pencapresan, yakni:
1. PKS akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat Indonesia yang menginginkan ada perubahan kepemimpinan secara demokratis dan konstitusional pada Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2019.
2. Kami mengapresiasi, menyetujui dan mengawal hasil rekomendasi Ijtima Ulama GNPF Ulama yang telah menetapkan dua pasangan calon capres dan cawapres untuk tahun 2019-2024.
3. Musyawarah Majelis Syuro tadi memberikan mandat kepada Dewan Pimpinan Tingkat Pusat atau DPTP yang merupakan badan pekerja Majelis Syuro untuk membangun komunikasi politik dalam rangka pembentukan koalisi pemilihan presiden bersama mitra koalisi.
Sumber: Kumparan