Teriak "Jangan Bawa Ulama Ke Politik", Dikasih Foto Mega-Hasyim Mereka Pun Bungkam!



Sabtu, 4 Agustus 2018

Faktakini.com, Jakarta - Hari ini, Sabtu (4/8/2018) adalah hari pertama KPU Pusat membuka pendaftaran Capres - Cawapres untuk Pemilu 2019 dan hari terakhir pendaftaran adalah tanggal 10.

Sejauh ini nama Habib Salim Segaf Aljufri dan Ustadz Abdul Somad (UAS) paling banyak disebut-sebut akan mendampingi Capres Prabowo, seusai nama keduanya direkomendasikan dalam forum Ijtima' Ulama dan Tokoh Nasional.

Yang menarik, saking takutnya UAS benar-benar maju sebagai Cawapres, buzzer kubu lawan yang biasanya berbicara kasar dan penuh cacian mirip Ahok penista agama dalam menyerang kubu lawan, tiba-tiba mendadak menjadi "sok bijak", dan melontarkan kalimat semacam:

"UAS tetap di jalan dakwah saja, jangan berpolitik"

"Politik itu kotor, sedangkan UAS itu sosok bersih, jangan cemplungkan UAS ke kubangan kotor politik"

"Kami chayank pak UAS, jangan berpolitik jadi cawapres ya pak, tetap jadi pendakwah saja"

Dan berbagai ucapan "manis tapi beracun lainnya". Sungguh kocak! Karena yang mengucapkan itu banyak diantaranya adalah orang-orang yang mendukung persekusi terhadap Ustadz Abdul Somad!.

Untuk menjawab pemikiran Ghawzul Fikri semacam itu, Imam Besar umat Islam Habib Rizieq Shihab menyatakan:

"Ungkapan Islam itu suci. Ulama itu bersih. Sedang Politik itu kotor sekali. Karenanya, jagalah Islam dan Ulama yang suci dan bersih itu agar jangan masuk ke kubangan politik yang kotor sekali adalah Propaganda Jahat untuk Pisahkan Agama dan Jauhkan Ulama dari Politik."

Lalu Habib Rizieq memberikan jawaban untuk ungkapan tersebut.

"Islam dan Ulama memang suci dan bersih. Sedang politik tegantung pelakunya. Jika Politik dilakukan oleh Ulama yang bersih berdasarkan Agama Islam yang suci, maka politik akan terpuji."

Lalu beliau melanjutkan, "Sebaliknya, jika Politik dilakukan oleh Para Bajingan Tengik, maka tentu akan jadi Politik penuh intrik yang licik. Karenanya: Ayo dukung Ulama Baik kelola Politik!, Dan jauhkan Bajingan Tengik dari Politik !".

Allahu Akbar! Tegas sekali pernyataan Habib Rizieq tersebut.

Apalagi pihak lawan yang berteriak "jangan bawa Ulama ke ajang politik" itu ternyata juga melakukan hal yang sama!.

Fakta membuktikan bahwa pada Pilpres 2004 Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menggandeng seorang Ulama "untuk berpolitik", yaitu Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.

Dalam ajang pilpres itu, selain Megawati-Hasyim Muzadi, ada empat pasangan kontestan lainnya, yaitu SBY-JK, Wiranto-Salahuddin Wahid, Amien Rais- Siswono Yudo Husodo, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Pengumuman pinangan untuk Hasyim disampaikan Megawati pada Kamis, 6 Mei 2004 di Gedung Pola, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, pukul 11.00 WIB.

Ajang Pilpres pun digelar. Dalam putaran pertama, pasangan Wiranto-Gus Sholah mendapat suara 22,15 persen, Megawati-Hasyim 26 persen suara, Amien Rais-Siswono 14 persen suara, SBY-JK 33 persen suara, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar mengantongi 3,1 persen suara.

Dengan begitu, pasangan Megawati-Hasyim dan SBY-JK maju dalam Pilpres babak kedua. Proses pemilihan presiden selanjutnya pun diselenggarakan pada 20 September 2004.

Hasilnya pasangan SBY-JK menang dengan meraih suara 60,62 persen mengungguli secara telak suara pasangan Mega-Hasyim 39,38 persen.

Dari sini kita bisa menyimpulkan, andai saja UAS sosok Ulama yang sangat populer, dicintai umat Islam dan memiliki elektabilitas sangat tinggi itu berada di kubu mereka, pasti UAS juga mereka incar untuk digandeng sebagai Cawapresnya Jokowi!