Tragis! Mahfud MD Ceritakan Kronologis Hilangnya Posisinya Sebagai Cawapres Jokowi
Rabu, 15 Agustus 2018
Faktakini.com, Jakarta - Prof. Dr. Mahfud MD, SH, MH yang tampil malam ini dalam acara talk show ILC TV One Selasa (14/8) pkl 21.00 wib menjelaskan perjalanannya tragisnya ketika ditawarkan menjadi Cawapres Jokowi lalu di menit-menit terakhir posisi itu direbut oleh orang lain.
Menurut Mahfud, pada tgl 1 Agustus 2018, saya diundang Mentri Sekretaris Negara pak Pratikno ke rumahnya di Widya Chandra. Saya kesana dan setelah tiba dirumah Pratikno disana sudah ada Teten Masduki.
Pratikno menyampaikan kepada saya jelas Mahfud, pak Mahfud siap diri maju sebagai Cawapres mendampingi Capres Jokowi. Semua sudah beres, pak Mahfud siapkan syarat-syarat yang dibutuhkan sebagai Cawapres, kata Mahfud menirukan kata-kata Pratikno.
Saya disarankan untuk ketemu dengan cak Imin Ketua Umum PKB, jelas Mahfud. Saya melalui teman-teman menghubungi Cak Imin dan membicarakan hal itu.
Saya sendiri juga ketemu langsung dengan cak Imin dan cak Imin yang menyampaikan langsung ke saya terkait Cawapres, jelas Mahfud. Demikian juga Romy Ketua Umum PPP juga menyampaikan langsung kepada saya. Jika kemudian Romy mengatakan menjadi Cawapres itu mau saya sendiri sampai jahit baju segala ya gak benar kata Mahfud.
Kemudian saya di tlp oleh Anung Pramono meminta curiculum vitae saya. Selain itu saya ditlp dari Asisten Presiden dari istanah negara yang menyampaikan bersiap untuk ukur baju. Karena waktu mepet olehnya saya disuruh siapkan baju putih yang sama dengan Jokowi.
Akhirnya saya membawa baju saya ke istana. Dan sampai sekarang baju saya itu masih diistanah, jelas Mahfud.
Rabu malam, saya ditlp kembali pak Pratikno untuk kerumahnya lagi, waktu itu sudah agak jauh malam. Setiba dirumah Pratikno sampaikan, pak Mahfud siapkan besok pengumuman dan persiapkan deklarasi. Berangkat dari gedung juang dengan pak Jokowi. Sudah sedatail itu kata pak Mahfud.
Siapa yang tidak percaya, yang hubungi ini Pratikno, Pramono Anung, Asisten Presiden, ya saya percaya dan siapkan diri sebagai Cawapres, jelas Mahfud.
Ketika Jokowi umumkan nama KH Ma'ruf Amin, saya ditanya wartawan. Gimana pak Mahfud? Saya jawab biasa saja. Apa tidak kecewa? Ya tidak kecewa. Kepentingan Negara jauh lebih besar dipikirkan, jauh lebih penting ketimbang hanya seorang Mahfud ini.
Kamis itu saya dipanggil ke istanah oleh Jokowi. Pak Jokowi mengatakan situasi ini serba sulit pak Mahfud. Saya bukan Ketua Partai, nanti dalam berkas pendaftaran yang tandatangan Ketua Umum dan Sekjen Partai kata Jokowi sebagaimana ditiru Mahfud MD di talk show ILC TV One.
Jokowi mengatakan semua partai datang dengan membawa nama Cawapres masing-masing. Kata Mahfud, Jokowi menyampaikan Prof. KH Ma'ruf Amin yang dimajukan sebagai Cawapres. Saya ikhlas untuk semua keputusan ini, kata Mahfud.
Lanjut Mahfud, KH Ma'ruf juga yang menyuruh menyampaikan jika Cawapres tidak dari kalangan NU maka NU tidak bertanggungjawab secara moral. Yang sampaikan hal itu ke saya Cak Imin. Besoknya ramai bahwa Mahfud MD itu bukan kader NU.
Saya heran, saya ini lahir, sekolah sampai menjadi rektor di Kediri adalah lembaga pendidikan milik NU. Yang mengatakan saya bukan kader NU itu tidak benar kata Mahfud.
Saya memilih dalam menjalankan tugas-tugas Negara melalui lembaga penguatan ideologi Pancasila tapi tidak berada dalam urusan politik sebagai tim sukses di Pilpres 2019, tegas Mahfud.
Faktakini.com, Jakarta - Prof. Dr. Mahfud MD, SH, MH yang tampil malam ini dalam acara talk show ILC TV One Selasa (14/8) pkl 21.00 wib menjelaskan perjalanannya tragisnya ketika ditawarkan menjadi Cawapres Jokowi lalu di menit-menit terakhir posisi itu direbut oleh orang lain.
Menurut Mahfud, pada tgl 1 Agustus 2018, saya diundang Mentri Sekretaris Negara pak Pratikno ke rumahnya di Widya Chandra. Saya kesana dan setelah tiba dirumah Pratikno disana sudah ada Teten Masduki.
Pratikno menyampaikan kepada saya jelas Mahfud, pak Mahfud siap diri maju sebagai Cawapres mendampingi Capres Jokowi. Semua sudah beres, pak Mahfud siapkan syarat-syarat yang dibutuhkan sebagai Cawapres, kata Mahfud menirukan kata-kata Pratikno.
Saya disarankan untuk ketemu dengan cak Imin Ketua Umum PKB, jelas Mahfud. Saya melalui teman-teman menghubungi Cak Imin dan membicarakan hal itu.
Saya sendiri juga ketemu langsung dengan cak Imin dan cak Imin yang menyampaikan langsung ke saya terkait Cawapres, jelas Mahfud. Demikian juga Romy Ketua Umum PPP juga menyampaikan langsung kepada saya. Jika kemudian Romy mengatakan menjadi Cawapres itu mau saya sendiri sampai jahit baju segala ya gak benar kata Mahfud.
Kemudian saya di tlp oleh Anung Pramono meminta curiculum vitae saya. Selain itu saya ditlp dari Asisten Presiden dari istanah negara yang menyampaikan bersiap untuk ukur baju. Karena waktu mepet olehnya saya disuruh siapkan baju putih yang sama dengan Jokowi.
Akhirnya saya membawa baju saya ke istana. Dan sampai sekarang baju saya itu masih diistanah, jelas Mahfud.
Rabu malam, saya ditlp kembali pak Pratikno untuk kerumahnya lagi, waktu itu sudah agak jauh malam. Setiba dirumah Pratikno sampaikan, pak Mahfud siapkan besok pengumuman dan persiapkan deklarasi. Berangkat dari gedung juang dengan pak Jokowi. Sudah sedatail itu kata pak Mahfud.
Siapa yang tidak percaya, yang hubungi ini Pratikno, Pramono Anung, Asisten Presiden, ya saya percaya dan siapkan diri sebagai Cawapres, jelas Mahfud.
Ketika Jokowi umumkan nama KH Ma'ruf Amin, saya ditanya wartawan. Gimana pak Mahfud? Saya jawab biasa saja. Apa tidak kecewa? Ya tidak kecewa. Kepentingan Negara jauh lebih besar dipikirkan, jauh lebih penting ketimbang hanya seorang Mahfud ini.
Kamis itu saya dipanggil ke istanah oleh Jokowi. Pak Jokowi mengatakan situasi ini serba sulit pak Mahfud. Saya bukan Ketua Partai, nanti dalam berkas pendaftaran yang tandatangan Ketua Umum dan Sekjen Partai kata Jokowi sebagaimana ditiru Mahfud MD di talk show ILC TV One.
Jokowi mengatakan semua partai datang dengan membawa nama Cawapres masing-masing. Kata Mahfud, Jokowi menyampaikan Prof. KH Ma'ruf Amin yang dimajukan sebagai Cawapres. Saya ikhlas untuk semua keputusan ini, kata Mahfud.
Lanjut Mahfud, KH Ma'ruf juga yang menyuruh menyampaikan jika Cawapres tidak dari kalangan NU maka NU tidak bertanggungjawab secara moral. Yang sampaikan hal itu ke saya Cak Imin. Besoknya ramai bahwa Mahfud MD itu bukan kader NU.
Saya heran, saya ini lahir, sekolah sampai menjadi rektor di Kediri adalah lembaga pendidikan milik NU. Yang mengatakan saya bukan kader NU itu tidak benar kata Mahfud.
Saya memilih dalam menjalankan tugas-tugas Negara melalui lembaga penguatan ideologi Pancasila tapi tidak berada dalam urusan politik sebagai tim sukses di Pilpres 2019, tegas Mahfud.