Universal Kuantum Islamisasi

Selasa, 14 Agustus 2018

Faktakini.com

UNIVERSAL KUANTUM ISLAMISASI

Sekarang, Telah menjadi trend dalam ilmu pengetahuan tentang teori kuantum yang memangalisa materi sampai ke level /tingkatan terkecil atom bahkan sub atom.

Teori ini menjelaskan bahwa hal terkecil bisa menggerakan sesuatu yang besar secara bersamaan dengan sifatnya (kolektif). Dengan memisah sub atom hidrogen pun bisa menghasilkan bom nuklir yang dahsyat.

Kesadaran tiap individu umat islam sebagai partikel terkecil layaknya atom bisa menghasilkan sesuatu yang besar, hal inilah yang merepotkan bagi penguasa-penguasa keuangan yang merasa sebagai piramida puncak, dapat membeli hidup suatu level tatanan tiap orang (individu), hingga masyarakat bahkan sampai sebuah bangsa dengan sistim electronic money (e-money system) yang diharapkan setelah menguasai manusianya terlebih dahulu lalu hingga pada akhirnya menguasai dan membeli tanah nya. Inilah tujuan dari hegemony kekuasaan .

Hanya satu yang ditakutkan oleh sistim tadi yaitu ISLAM, suatu nilai universal, yang berorientasi tatanan dengan kebaikan ideal sebuah komunitas kemanusiaan yang berlandaskan keadilan dengan Nilai Ketuhanan yang intangible (tak tersentuh/Gaib) sebagai sumber hukum dan standar meletakan kebenaran universal untuk dapat mencapai MASYARAKAT IDEAL.

Suatu bangsa yang Tidak sedikitpun TAKUT AKAN KEMATIAN dan TIDAK TERLALU MENCINTAI MATERI DAN DUNIA INI dan MENJADIKAN AKHIRAT SEBAGAI MOTIVASI UTAMA., akan menjadi mimpi buruk bagi segelintir orang yang memiliki uang yang ingin menguasai dunia (World domination).

Dari Jepang mereka merasakan ngerinya mengatasi BOM KAMIKAZE yaitu menabrakan pesawat sebagai rudal pada perang pearl harbor, dari UNI SOVYET dan CHINA mereka takut perasaan samarata dan samarasa. Nilai itu semua lengkap ada pada Nilai ISLAM tanpa harus ada DOKTRIN yang terencana dan tersusun rapi. Layaknya seperti molekul atom yang sudah otomatis teratur dan masing mengerti akan tugas dan fungsinya.

Hebatnya lagi disampaikan dengan cara yang elegan dan santun dengan tetap menjujung tinggi kemanusiaan. Tidak ada orang yang memberikan tanahnya secara cuma-cuma hanya untuk mendirikan masjid, panti asuhan dan rumah sakit (Wakaf), bagi dunia barat yang menganut sitim capital, ini suatu hal yang sakit dan hanya orang gila yang melakukannya, tetapi bagi MUSLIMIN ini suatu hal yang membagakan sebagai upaya menyenangkan ALLAH SUBHANA WATA’ALA.

Hal-hal tadilah yang menyebabkan persebaran Islam (Islamisasi) di dunia barat berkembang dengan cepat dengan menganalisa sumber tatanan yaitu ALQURAN yang hadir sebagai mukzizat yang masih terawat walaupun sudah berumur 1400 lebih menjadikan Agama Islam sebagai agama tercepat penyebarannya di dunia ini.

Dengan menurun agama Kristen yang menjadi islam, dan ateis dan berkembangnya islam  diprediksi jumlah ummat islam akan setara dengan ummat kristiani sekitar 2.9 Miliar orang pada tahun 2025.

Bagaimana dengan Indonesia sebagai pemeluk agama islam terbesar didunia, kesadaran individu sebagai atom yang secara bersamasama (Kuantum) dengan telah mengerti bagaimana campur tangan asing dan aseng yang ingin menghancurkan islam dengan mempertajam perbendaan, umat kini mulai melepaskan atribut-atribut kelokalannya dengan mengatakan hanya:”Kami Orang Muslim” walaupun diatas perbedaan SUKU dan RAS yang dimilikinya.

Kemajuan ini yang mewarnai Islam di Era Rezim Jokowi sebagai hentakan keras yang membangunkan dari tidur panjang dari nina bobo yang dinyanyikan oleh musuh musuh islam. AHOK dirasakan sebagai racun yang mulai menjalar dan mengerogoti tubuh ummat, tidaklah Racun akan berekasi menghasilkan penawarnya sehingga menghadirkan Figur HABIB RIZIEQ SHIHAB kepermukaan yang selama ini selalu disembunyikan.

Sampai-sampai umat tidak ragu sedikitpun untuk mendaulatnya sebagai IMAM BESAR UMMAT ISLAM INDONESIA. Umat Indonesia selalu menunggu apa yang dikatakan oleh HABIB RIZIEQ SHIHAB sebagi garis komando dengan mengatakan Kami mendengar dan Kami taat.

Beliau seperti mememacahkan puzzle dan menemukan keping terakhir dari kebuntuan umat Indonesia dan menyatukan dengan cara yang elegan dan indah. Perjalanan panjang beliau seperti mimpi umat Indonesia yang lambat laun menjadi kenyataan, perjuangan perih beliau selama ini seperti kisah heroik yang patut diteladani.

Hingga kini Habib kendati dalam pengasingannya, beliau tetap mampu menjalankan peranannya sebagai Imam besar namun apa yang terjadi justru sebaliknya, bukannya melemahkan perjuangan namun bertambah hebat lagi riaknya dan gaungnya walaupun beliau berada di tempat Kakeknya Nabi Muahammad Sallahualaihiwassalaam beliau tetap menjadi episentrum pergerakan politik, ekonomi dan perjuangan ummat islam Indonesia.

Jadilah atom atom kecil yang selalu mempunyai tugas dan tujuannya, mulailah menyuarakan sesuatu hal yang kecil kepada lingkungan sendiri sehingga berdamapak menjadi besar dengan mengabaikan media-media mainstream yang mencoba memadamkan reaksi energi ummat.

Teruslah bergerak karena waktu kita di dunia hanya sedikit sekali, demi menjaga kelangsungan hidup anak cucu kita menjadi energy-energi umat islam Indonesia, yang ditunggu-tunggu kehadiranya dalam kancah internasional sebagai titik pusat episentrum umat islam dunia dan kebangkitan Umat Dunia pada zaman Post modern ini. Inilah hal kecil namun dilakukan secara bersama sama (Kuantum) menghasilkan tersebarnya Nila-nilai islam (Islamisasi)  yang di akui dunia secara luas (Universal).

Oleh: Pemerhati Pergerakan Umat Indonesia, Arly Zainsty, 14 Agustus 2018