Almarhum Kyai Makshum Bondowoso Di Mata UBM

Jum'at, 14 September 2018

Faktakini.com


*In Memoriam Abuya Kiyai Ma'shum*
Beliau memanggil saya dengan panggilan _Ananda UBM,_ sebuah panggilan /kehormatan yang luar biasa. Saya bersyukur bisa dekat dengan beliau sejak aksi bela Islam.
Beliau adalah *KH Muhammad Ma'shum*, Saya memanggil beliau dengan sebutan _Abuya_ (Bapak tercinta). Putra asli Bugis yang lahir di Jawa ini adalah Pendiri sekaligus Pemimpin Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso Sampai akhir hayatnya.
Banyak sekali ilmu, nasihat, spirit dan pengalaman Beliau yang beliau telah bagikan pada siapa saja yang beliau kenal atau dekat dengannya.

Saya termasuk yang beruntung mendapatkan banyak kesempatan istimewa sering ditelphon atau dipanggil ketika beliau berada di Jakarta.

Beberpa kali beliau menelpon sendiri atau meminta asisten beliau yang setia Ust Ahmad Parlaungan menghubungi saya dan kadang bersama Ust Slamet Ma'arif ( Ketua Umum PA 212) untuk datang di hotel beliau menginap hanya sekedar bincang-bincang dan memberi spirit dalam sarapan pagi bersama.

Sampai menjelang Ijtima' Ulama yang pertama lalu beliaupun masih sempat menginisiasi berkumpulnya  Dewan Penasihat PA 212 dan Parpol koalisi keummatan untuk bicara dari hati ke hati di sebuah hotel bintang lima tempat beliau biasa nginap dan dapat fasilitas khusus dari pemiliknya.

Semangat beliau, ketulusan, adab dan akhlaknya nampak nyata dalam segenap keseharian juga aktivitas perjuangannya.
Saya ingat bagaimana dengan ramah, lembut dan sabar beliau memanggil saya, Hb Muhsin bin Ahmad dan Ustadz Sambo untuk bersatu menyamakan ritme dan irama perjuangan tetap dalam satu komando Imam Besar Hb Muhammad Rizieq Syihab yang juga Pembina Persaudaan Alumni 212.

Rasanya beliau tak pernah menampik undangan setiap acara, aksi atau musyawaroh juga kongres 212 walau harus datang dengan infus lengkap dengan tabungnya seperti pada kongres Alumni 212, Reuni dan Ijtima pertama kemarin.
Tak cukup kata untuk mengurainya. Tak pandai saya untuk melukis dan merangkai kalimat untuk menggambarkan semuanya. Allah yang Maha Menyaksikan telah merekam semua aktivitas dan spirit perjuangannya.

Ada tiga ungakapan yang selalu saya ingat karena selalu diulang oleh beliau dalam setiap kesempatan  =

1. *Kereta Api dinamakan sepur, di atas sepur.   ada kondektur. Daripada mati di atas kasur, lebih baik di medan tempur.*

2. *Jangan pernah Gentar.*
*Walau mereka bertindak kasar.*
*Dan dibantu aparat yang kesasar.*
*Kita adalah Tentara Muhammad Al Mukhtar.*
*Patriot Bangsa Indonesia yang besar.*
*Berani mati bela yang benar.*
*Mereka pasti akan terkapar.*
*Oleh tangan kita dibantu Malaikat al Abror.*
*Jangan pernah gentar, Allaahu Akbar.*

3. *Berani berjuang mati*
*Takut berjuang mati*.
*Maka teruslah berjuang sampai mati.*

Beberapa hari lalu,  sejak beliau masih dirawat di ICU RSUD Jember, saya sering berhubungan dengan putra beliau Ust Muhammad Thoha yang selalu mendampingi termasuk menyambungkan ke Imam Besar di Makkah menyampaikan pesan-pesan dan amanah Allaahu Yarhamhu.

Beliaupun dirujuk ke Rumah sakit Siloam Surabaya dan Alhamdulillah utusan DPP  PA 212 diwakili Ketua Umum dan Bendahara Umum sempat menjenguk beliau di Rumah sakit.
=========*****=========

Kemarin siang, ketika transit di Denpasar dalam perjalanan Dili Jakarta, saya mendapatakan kabar dari keluarga beliau dalam pesan WA = Ustadz, Aby telah pergi mendahului kita. انالله وانااليه راجعون..... selamat jalan Abuya. Selamat jalan Pejuang. semoga tenang dan  senang disisi Allah Sang Penyayang.

Pagi ini, Alhamdulillaah Keluarga Besar Persaudaraan Alumni 212 juga mengutus Salahsatu Pengacara Aktivis 212 yang tergabung dalam group Kaukus Pembela HRS, H Achmad Chairul Farid, SE,SH,MH untuk berta'ziyah sekaligus mengahadiri pemakaman beliau di Ponpes Al Ishlah Bondowoso Jawa Timur.

اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واجعل الجنة مثواه.....