HRS Dicekal Di Saudi, Ini Kronologis Yang Beredar Luas

Selasa, 25 September 2018

Faktakini.com, Mekkah -  Dalam acara Indonesian Lawyers Club (ILC) di TV One, salah satu televisi nasional di Indonesia, pada tgl 18 September 2018, Ketua GNPF Ulama H Yusuf Marta menyatakan bahwa Habib Rizieq Syihab  (HRS) "dicekal" di Saudi. Dan DR Haikal Hasan bersumpah bhw HRS mau pulang ke Indonesia tp ada "kekuatan besar" yg menghalanginya.

Selanjutnya DR Egy Sujana SH yg pernah jadi Ketua Panitia Penyambutan Kepulangan HRS menguatkan bahwa rencana kepulangan HRS pada 21 Februari 2018 yang lalu dihalangi dg aneka "teror & intimidasi", shg HRS membatalkan kepulangannya demi menghindarkan "chaos".

Sebenarnya info dari mereka dalam acara ILC tsb sudah "diisyaratkan" oleh Sekum FPI H Munarman SH dalam Ijtima Ulama II tgl 16 September 2018, tatkala Munarman memberi pengantar singkat sesaat HRS akan menyampaikan sambutan jarak jauhnya.

Saat itu Sekum FPI tsb menyatakan : "*Mari kita dengarkan bersama-sama arahan Imam Besar kita Habib Rizieq Syihab yang saat ini tengah mengalami penzaliman yg berlipat ganda".

Selain itu, ada "Info" dari sejumlah jama'ah Haji yang baru pulang ke Tanah Air bahwa HRS & Keluarga "dicekal" di Saudi dan dikenakan "Tahanan Rumah".

Sejak tgl 15 September 2018, HRS sudah tidak menerima tamu lagi. Banyak Jama'ah Haji Indonesia yang mencoba datang, tapi terpaksa harus kecewa krn tidak bisa menemuinya, bahkan pintu rumahnya tertutup rapat.

Sambutan HRS melalui rekaman suara pada "Ijtima Ulama II" pada tgl 16 September 2018 diduga kuat sudah dikirim beberapa hari sebelumnya. Sepertinya HRS sudah menduga akan ada "Operasi Intelijen" thd dirinya terkait Ijtima Ulama II di Jakarta.

"Issue" yang beredar di kalangan Jama'ah Haji bahwa HRS sekeluarga sempat "dihadang" di jalan dan "ditahan", lalu dikembalikan ke rumah.

"Info" lainnya menyebutkan bahwa HRS sekeluarga sudah sempat sampai di Bandara, bahkan sudah check inn dan masuk Bagasi untuk meninggalkan Saudi, tapi "dilarang" terbang dan "diinterogasi", lalu dikembalikan ke rumah.

Dikabarkan bahwa KBRI di Riyadh & KJRI di Jeddah sudah tahu kejadian tersebut, krn HRS "sudah melapor" tapi tidak bisa banyak berbuat.

"Rumornya" sdh sejak setahun lalu Rezim Indonesia via Kemenlu bersama BIN & POLRI serta KBRI di Riyadh - Saudi membujuk "Amnud Daulah Saudi (ADS)" untuk menahan atau mengusir HRS dengan segudang "Alasan Fitnah", namun tidak direspon.

"ADS" langsung berada di bawah Raja menangani Polhukam Saudi dan membawahi Intelijen, Tentara, Polisi & Imigrasi.

Namun "Info" lainnya menyebutkan bhw belakangan ini Rezim Indonesia meminta bantuan Amerika Serikat "sekutu setia Saudi" untuk menekan Saudi agar "mengganggu" HRS. Tampaknya kali ini mulai membuahkan hasil, shg HRS mulai diganggu.

Namun demikian. gangguan Saudi thd HRS masih terlihat "setengah hati", krn posisi Saudi menjadi "Dilematis". Di satu sisi Saudi harus menjaga hubungan baik dg Indonesia, tapi di lain sisi Saudi tdk mau langgar HAM dlm menekan HRS, krn HRS tdk melakukan kesalahan apa pun. Selama setahun di Saudi HRS "clear & clean" tdk langgar aturan apa pun.

Selain itu, beberapa sumber sekaligus "saksi mata" yg mendengar langsung, menginfokan bhw setelah Lebaran Idul Fitri 1439 H yang baru lalu dalam sebuah acara pesta perkawinan di Jakarta, LBP sesumbar sambil tertawa senang depan banyak koleganya bhw HRS saat ini sedang kesulitan di Saudi & sedang mengemis-ngemis minta bantuan Pemerintah Indonesia. Padahal saat itu belum ada berita apa pun ttg HRS, tapi LBP sdh tahu terlebih dahulu. "Aneh ???"

Beberapa sumber lainnya menyebutkan bhw "Duta Khusus Indonesia utk urusan Timur Tengah", yaitu AS mantan Menlu RI yg sangat dekat dg LBP, sejak awal bulan Syawal sibuk pulang pergi Jkt - Riyadh utk meloby ADS. Di awal bulan Syawwal & di pekan yg baru lalu dia terlihat berkeliaran di Jeddah & Riyadh.

Selain itu, di pertengahan September 2018 yg baru lalu, sejumlah orang dekat HRS di Mekkah melihat ada oknum yg disebut-sebut sbg "Senior BIN" juga terlihat di Jeddah & Riyadh. "Infonya" oknum tsb mengadakan pertemuan khusus tertutup dg Dubes RI utk Saudi dan sejumlah staffnya di KBRI Riyadh.

Sampai saat ini, Keluarga HRS di Jakarta masih bungkam, sedang DPP FPI belum keluarkan pernyataan resmi. HRS sendiri sudah tidak bisa dihubungi.

Berbagai Analisa dari kalangan Tokoh & Aktivis yg selama ini terus mengikuti perjuangan HRS mulai bermunculan, antara lain :

Apakah larangan ini untuk "melindungi" keselamatan HRS sekeluarga yg bisa "terancam" jika kembali ke Tanah Air ?

Atau ini "Operasi Intelijen" pesanan Rezim  Indonesia untuk menghalangi kepulangan HRS ke Tanah Air ?

Atau ada "Rencana Jahat" terselubung terhadap HRS sekeluarga ?

Ayo ..., cari info akurat tentang HRS dan Keluarga.  Kita tidak boleh diam jika HRS kembali dizhalimi Rezim.

Berdoalah yang terbaik utk HRS sekeluarga. Jangan lupa baca Yasin, Dzikir, Wirid, Hizib, Ratib, Doa & Sholawat utk keselamatan HRS sekeluarga.

Sumber:
 https://suaramekkah.blogspot.com/2018/09/hrs-dicekal-di-saudi.html