Catatan Untuk Muslim Yang Suka Menghina Agama Sendiri Dengan Dalih Toleransi
Ahad, 28 Oktober 2018
Faktakini.com
CATATAN UNTUK MUSLIM YANG SUKA MENGHINA AGAMA SENDIRI DENGAN DALIH TOLERANSI.
Ditulis oleh Fissilmi Hamida ( @fissilmihamida )
Jika kau bertanya padaku apa itu toleransi, aku akan menjawab begini:
"Toleransiku HANYA sebatas menghargai dan menghormati. BUKAN ikut meyakini, apalagi menjalani. Bukan pula sampai toleransi kebablasan atas nama persatuan yang membuatku merendahkan, meragukan, dan mempertanyakan agamaku sendiri. Sebab meski bertoleransi, namun ada batas-batas di agamaku yang tak bisa aku langkahi." (Fissilmi Hamida)
---------------------
Pernah melihat muslim yang menghina agama sendiri dengan dalih toleransi?
pernah membaca tulisan muslim yang menggembar-gemborkan toleransi dengan cara menyakiti agama sendiri?
Pernah bertemu seorang muslim yang dengan lantang dan bangga mengganti tulisan TAKBIR menjadi TAKE BEER atau TUAK BIR?
Pernah mendapati muslim yang begitu lembut terhadap agama lain namun begitu keras dan jahat terhadap agama sendiri?
Mari sejenak baca tulisan ini.
_________
Agama apakah yang paling benar?
Semua orang pasti akan mengatakan agama yang mereka anutlah yang paling benar. Iya, setuju, setuju banget. Karena kalau merasa tidak benar, pasti agama tersebut tidak akan dipeluk, tidak akan dianut, ajarannya tidak akan dijalankan. Secara gampangnya, jika memang tidak yakin akan kebenarannya, mengapa memeluknya? Iya kan?
Jadi, lo mau bilang semua agama benar kan, Mi?
Tidak, tidak. Jangan salah paham, Sayang. Aku tidak sedang mengatakan semua agama sama. Aku tidak mengatakan semua agama benar. Tidak, sama sekali tidak. Sebab bagiku, HANYA Islam-lah yang benar dan yang paling benar. Tidak hanya yang paling benar, namun aku juga merasa dan meyakini bahwa Islam-lah yang paling sempurna.
Wajarkah?
Tentu saja. Seperti halnya misalnya kita punya pasangan, tentu kita merasa pasangan kita yang terbaik, dan sebagainya. Sebagaimana orang lain yang juga pasti akan merasa pasangannya-lah yang paling sempurna.
Kecuali kalau lo udah mulai melirik yang lainnya yang menurut lo lebih cakep, lebih bohay, lebih keren, lebih membuat lo nyaman sih ya gue yakin lo pasti bakalan ragu menjawab demikian.
_________
Tapi kan semua agama mengajarkan kebaikan, Mi.
Well, yes, agree, darling. Tapi lagi-lagi, bagiku tetaplah ajaran Islam yang paling benar, paling baik. Islamlah yang paling sempurna.
Mengapa? Karena memang telah difirmankan demikian dalam kitab suciku, dan aku memang merasa demikian. Begitu juga denganmu yang pasti yakin bahwa agamamu-lah yang paling baik dan benar.
Menurutku, tidak masalah merasa agama kita yang paling benar, yang salah dan bermasalah adalah ketika kita memaksakan kebenaran yang kita yakini kepada orang lain, memaksakan keimanan yang kita imani pada orang lain.
_________
Yakin nih semua yang tertulis di kitab suci lo itu benar?
Yakin dong. Bahkan aku meyakininya sebagai sebuah kebenaran mutlak. Sebab ia merupakan firman dari dzat yang (kuyakini) sebagai dzat yang maha benar, sebab memang difirmankan demikian dan sebab itulah salah satu poin rukun iman. Maka jika seandainya aku tidak meyakini kebenaran isi kitab suciku, jika aku meragukan kebenaran agamaku, dimanakah imanku? Sebab bagiku, iman adalah ketika aku meyakini apa yang telah difirmankan tanpa mempertanyakan (meragukan). Sebab bagiku, jika masih ada keraguan, maka namanya bukan iman karena iman adalah keyakinan tanpa keraguan.
"... Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (terjemahan QS. Al-Baqarah : 2)
_________
Tapi pernah nggak sih, lo ngerasa ada hal di kitab suci lo yang nggak masuk di akal lo? Tentang akhirat misalnya. Tentang syurga & neraka. Lo yakin ada syurga & neraka? Kan lo belum pernah jalan-jalan kesana.
(Etdah ni anak. Lo kira bisa numpang mati bentar cuma buat ngintip beneran ada syurga neraka enggak, terus hidup lagi? 😅)
Pernah. Jangankan syurga dan neraka, Say. Allah, dzat yang aku sembah, dzat yang aku yakini sebagai penciptaku saja aku tidak pernah melihatnya. Namun aku meyakini keberadaanNya. Kenapa? Lagi-lagi karena semua telah difirmankan dalam kitab suciku yang bagiku teramat sempurna.
_________
Terus anggapan lo ke agama lain gimana dong, Mi, kalau lo ngerasa cuma Islam yang benar dan paling sempurna? Terus lo anggap gue apa?
Sini-sini gue peluk.
Jangan khawatir, sayang.
Aku tetap menghargai orang lain yang meyakini agama mereka sebagai yang lebih sempurna. Namun maaf, kawan.
HANYA SEBATAS MENGHARGAI DAN MENGHORMATI. BUKAN IKUT MEYAKINI, APALAGI MENJALANI. BUKAN PULA SAMPAI TOLERANSI KEBABLASAN ATAS NAMA PERSATUAN YANG MEMBUATKU MERENDAHKAN, MERAGUKAN, DAN MEMPERTANYAKAN AGAMAKU SENDIRI. SEBAB MESKI BERTOLERANSI, NAMUN ADA BATAS-BATAS DI AGAMAKU YANG TAK BISA KULANGKAHI.
Jangan khawatir. kita memang bukan saudara seiman. Tapi kita semua saudara dalam kemanusiaan, kan? Kita tetap bisa berdampingan, tetap bisa bergandengan tangan, kita tetap berteman meski kita tak sejalan dalam iman ❤
Gunakan fitur #share, ya. Bukan copy paste.
________
Tulisan ini adalah tulisan lama yang diunggah ulang dengan sedikit gubahan, mengingat diri ini semakin tak kuasa melihat Islam terus direndahkan.
Semoga orang-orang yang mengaku sebagai muslim namun lantang menghina agama mereka sendiri baca ini, termasuk dedek tidak gemes yang pernah membohongi presiden dan istana dengan karya plagiatnya sehingga dia diundang ke istana.
Tak perlu mampir ke akunnya, apalagi sampai memfollow-nya, karena kau akan merasakan sesak yang begitu meluap-luap dalam dada melihat bagaimana lantangnya ia merendahkan agamanya.
Salam penuh cinta,
Fissilmi Hamida
Muslimah yang bisa berteman dengan penganut agama lainnya, bahkan dengan yang tak beragama, tanpa harus merendahkan agama sendiri ❤
.
.
Faktakini.com
CATATAN UNTUK MUSLIM YANG SUKA MENGHINA AGAMA SENDIRI DENGAN DALIH TOLERANSI.
Ditulis oleh Fissilmi Hamida ( @fissilmihamida )
Jika kau bertanya padaku apa itu toleransi, aku akan menjawab begini:
"Toleransiku HANYA sebatas menghargai dan menghormati. BUKAN ikut meyakini, apalagi menjalani. Bukan pula sampai toleransi kebablasan atas nama persatuan yang membuatku merendahkan, meragukan, dan mempertanyakan agamaku sendiri. Sebab meski bertoleransi, namun ada batas-batas di agamaku yang tak bisa aku langkahi." (Fissilmi Hamida)
---------------------
Pernah melihat muslim yang menghina agama sendiri dengan dalih toleransi?
pernah membaca tulisan muslim yang menggembar-gemborkan toleransi dengan cara menyakiti agama sendiri?
Pernah bertemu seorang muslim yang dengan lantang dan bangga mengganti tulisan TAKBIR menjadi TAKE BEER atau TUAK BIR?
Pernah mendapati muslim yang begitu lembut terhadap agama lain namun begitu keras dan jahat terhadap agama sendiri?
Mari sejenak baca tulisan ini.
_________
Agama apakah yang paling benar?
Semua orang pasti akan mengatakan agama yang mereka anutlah yang paling benar. Iya, setuju, setuju banget. Karena kalau merasa tidak benar, pasti agama tersebut tidak akan dipeluk, tidak akan dianut, ajarannya tidak akan dijalankan. Secara gampangnya, jika memang tidak yakin akan kebenarannya, mengapa memeluknya? Iya kan?
Jadi, lo mau bilang semua agama benar kan, Mi?
Tidak, tidak. Jangan salah paham, Sayang. Aku tidak sedang mengatakan semua agama sama. Aku tidak mengatakan semua agama benar. Tidak, sama sekali tidak. Sebab bagiku, HANYA Islam-lah yang benar dan yang paling benar. Tidak hanya yang paling benar, namun aku juga merasa dan meyakini bahwa Islam-lah yang paling sempurna.
Wajarkah?
Tentu saja. Seperti halnya misalnya kita punya pasangan, tentu kita merasa pasangan kita yang terbaik, dan sebagainya. Sebagaimana orang lain yang juga pasti akan merasa pasangannya-lah yang paling sempurna.
Kecuali kalau lo udah mulai melirik yang lainnya yang menurut lo lebih cakep, lebih bohay, lebih keren, lebih membuat lo nyaman sih ya gue yakin lo pasti bakalan ragu menjawab demikian.
_________
Tapi kan semua agama mengajarkan kebaikan, Mi.
Well, yes, agree, darling. Tapi lagi-lagi, bagiku tetaplah ajaran Islam yang paling benar, paling baik. Islamlah yang paling sempurna.
Mengapa? Karena memang telah difirmankan demikian dalam kitab suciku, dan aku memang merasa demikian. Begitu juga denganmu yang pasti yakin bahwa agamamu-lah yang paling baik dan benar.
Menurutku, tidak masalah merasa agama kita yang paling benar, yang salah dan bermasalah adalah ketika kita memaksakan kebenaran yang kita yakini kepada orang lain, memaksakan keimanan yang kita imani pada orang lain.
_________
Yakin nih semua yang tertulis di kitab suci lo itu benar?
Yakin dong. Bahkan aku meyakininya sebagai sebuah kebenaran mutlak. Sebab ia merupakan firman dari dzat yang (kuyakini) sebagai dzat yang maha benar, sebab memang difirmankan demikian dan sebab itulah salah satu poin rukun iman. Maka jika seandainya aku tidak meyakini kebenaran isi kitab suciku, jika aku meragukan kebenaran agamaku, dimanakah imanku? Sebab bagiku, iman adalah ketika aku meyakini apa yang telah difirmankan tanpa mempertanyakan (meragukan). Sebab bagiku, jika masih ada keraguan, maka namanya bukan iman karena iman adalah keyakinan tanpa keraguan.
"... Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (terjemahan QS. Al-Baqarah : 2)
_________
Tapi pernah nggak sih, lo ngerasa ada hal di kitab suci lo yang nggak masuk di akal lo? Tentang akhirat misalnya. Tentang syurga & neraka. Lo yakin ada syurga & neraka? Kan lo belum pernah jalan-jalan kesana.
(Etdah ni anak. Lo kira bisa numpang mati bentar cuma buat ngintip beneran ada syurga neraka enggak, terus hidup lagi? 😅)
Pernah. Jangankan syurga dan neraka, Say. Allah, dzat yang aku sembah, dzat yang aku yakini sebagai penciptaku saja aku tidak pernah melihatnya. Namun aku meyakini keberadaanNya. Kenapa? Lagi-lagi karena semua telah difirmankan dalam kitab suciku yang bagiku teramat sempurna.
_________
Terus anggapan lo ke agama lain gimana dong, Mi, kalau lo ngerasa cuma Islam yang benar dan paling sempurna? Terus lo anggap gue apa?
Sini-sini gue peluk.
Jangan khawatir, sayang.
Aku tetap menghargai orang lain yang meyakini agama mereka sebagai yang lebih sempurna. Namun maaf, kawan.
HANYA SEBATAS MENGHARGAI DAN MENGHORMATI. BUKAN IKUT MEYAKINI, APALAGI MENJALANI. BUKAN PULA SAMPAI TOLERANSI KEBABLASAN ATAS NAMA PERSATUAN YANG MEMBUATKU MERENDAHKAN, MERAGUKAN, DAN MEMPERTANYAKAN AGAMAKU SENDIRI. SEBAB MESKI BERTOLERANSI, NAMUN ADA BATAS-BATAS DI AGAMAKU YANG TAK BISA KULANGKAHI.
Jangan khawatir. kita memang bukan saudara seiman. Tapi kita semua saudara dalam kemanusiaan, kan? Kita tetap bisa berdampingan, tetap bisa bergandengan tangan, kita tetap berteman meski kita tak sejalan dalam iman ❤
Gunakan fitur #share, ya. Bukan copy paste.
________
Tulisan ini adalah tulisan lama yang diunggah ulang dengan sedikit gubahan, mengingat diri ini semakin tak kuasa melihat Islam terus direndahkan.
Semoga orang-orang yang mengaku sebagai muslim namun lantang menghina agama mereka sendiri baca ini, termasuk dedek tidak gemes yang pernah membohongi presiden dan istana dengan karya plagiatnya sehingga dia diundang ke istana.
Tak perlu mampir ke akunnya, apalagi sampai memfollow-nya, karena kau akan merasakan sesak yang begitu meluap-luap dalam dada melihat bagaimana lantangnya ia merendahkan agamanya.
Salam penuh cinta,
Fissilmi Hamida
Muslimah yang bisa berteman dengan penganut agama lainnya, bahkan dengan yang tak beragama, tanpa harus merendahkan agama sendiri ❤
.
.