Dahnil Dituduh Korupsi, Aktivis Muhammadiyah: Yang Minta Acara Siapa, Yang Dituding Salah Siapa

Ahad, 25 November 2018

Faktakini.com

DARAHKU MUHAMMADYAH, JENDRAL !!

Sebagai warga Muhammadyah saya tentu tersinggung dengan pengkasusan Dahniel Simanjuntak ini

Acaranya yang bikin Kemenpora. Yang ngasih duit Kemenpora. Pemuda Muhammadyah juga tinggal melaksanakan teknisnya. Meski banyak kesepakatan yang dilanggar Kemenpora. Diubah sesukanya. Bahkan acara tabligh akbar yang menjadi ciri khas Muhammadyah dihapuskan.

Kini malah dituduh melakukan penyimpangan. Bahkan uang 2M yang dianggarkan Kemenpora sendiri diungkit-ungkit. Yang saya yakin Daniel juga nggak pernah liat uang itu karena ada panitia yang melaksanakan acara secara teknis.

Yang minta acara siapa, yang dituding salah siapa. Apalagi cuma menyangkut 2M. Bagi Muhammadyah itu duit receh. Muhammadyah ini sudah ada jauuuuhh sebelum Republik ini berdiri. Assetnya sekarang puluhan trilyun. Dua M nggak ada apa-apanya. Tapi demi mensukseskan acara permintaan Kemenpora duit diterima dan ikut dalam pelaksanaannya. Ini soal etika. Muhammadyah selalu mendukung program pemerintah yang bertujuan baik. Lah sekarang kok dipolitisir seperti itu.

Harga Muhammadyah terlalu besar kalau cuma dibandingkan duit dua milyar. Sekali lagi duit receh itu. Muhammadyah sudah biasa melakukan kegiatan seperti muktamar dengan anggaran puluhan milyar secara mandiri dan tidak ada masalah apa-apa. Jadi, aneh bin janggal bin tak masuk akal jika Daniel kemudian dipermainkan dalam kasus kemah pemuda ini.

Rezim seolah sudah kehilangan kewarasan dan akal sehat. Rezim yang seolah dengan gampang mempermainkan hukum demi kepentingannya sendiri. Bukan menegakkan keadilan. Tapi menyimpangkan keadilan. Hukum rasanya tak lagi adil.

Maka, saya sangat setuju ketika Pemuda Muhammadyah mengembalikan duit 2M sumbangan Kemenpora itu. Harga diri Muhammadyah tidak bisa dibeli dengan duit recehan begitu. Entah kalau organisasi lain. Muhammadyah punya duit beribu lipat dari itu. Kalau nggak punya niat baik sedari awal tidak perlu meminta kerjasama dengan Muhammadyah. Muhammadyah nggak perlu dukungan siapa-siapa juga sudah besar. Besar namanya,  besar duitnya, besar pengaruhnya!

Sebagai mantan aktivis organisasi Muhammadyah saya merasa tersinggung dam dilecehkan dengan perlakuan pada Bang Daniel. Secara pribadi saya belum mengenalnya karena saya tidak aktif di Pemuda Muhammadyah. Tapi sebagai sesama aktivis Muhammadyah saya memahami suasana kebatinannya. Hati dan jiwa warga Muhammadyah itu sesungguhnya satu dan menyatu.

InsyaAllah, darah kami tetap Muhammadyah meski goncangan dan badai terus melanda. Kami akan tetap menghidup-hidupi Muhammadyah demi umat islam dan Indonesia.

Islam Agamaku
Muhammadyah Gerakanku!

AMONG KURNIA EBO
Mantan aktifis IRM & IMM yang begitu cinta dengan Muhammadyah!