Dulu Ngaku Dapat 1 Juta KTP, Kini Ngaku Film Ahok Ditonton 500 Juta Orang

Rabu, 14 November 2018

Faktakini.com, Jakarta - Pengakuan-pengakuan "Bombastis" dari para pendukung dan buzzer Ahok si penista agama Islam, bukanlah sesuatu yang baru.

Dulu masyarakat juga disajikan tipuan bombastis "1 Juta KTP", yang akhirnya kemudian dibongkar oleh eks anggota Teman Ahok sendiri bahwa itu semua hanya tipu-tipu untuk propaganda belaka.

Sehingga akhirnya karena KTP yang didapat jauh dibawah angka 1 juta, Ahok pun batal maju melalui jalur independen dan mengemis dukungan ke Parpol-Parpol supaya bisa maju di Pilgub DKI 2017, yang kemudian berakhir dengan kekalahan super telak dari pasangan Anies - Sandi.

Sejumlah orang yang mengaku sebagai mantan relawan membongkar borok Teman Ahok saat mengumpulkan KTP dukungan untuk calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Teman Ahok adalah relawan yang mengumpulkan KTP warga DKI sebagai bentuk dukungan untuk Ahok, sapaan Basuki, maju di Pilgub 2017 dari jalur independen.

Richard, salah satu mantan Teman Ahok, mengatakan data yang disampaikan soal sudah terkumpul 1 juta KTP tidaklah benar. Dia tak yakin data KTP tersebut valid.

"Teman Ahok pencitraan," katanya dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, (22/6).

Dia mencontohkan culasnya proses pengumpulan KTP yang dilakukan Teman Ahok.

Dia menyebut istilah pengumpulan KTP seperti berdagang. Artinya ada kemungkinan, satu nama dihitung beberapa kali.

"KTP satu orang bisa dimasukkan dari utara, bulan depan dari Timur, bulan depan masukan lagi dari barat. Ada verifikasi, dicoret, tapi banyak yang lolos. Karena verifikasi random," kata dia.

Namun Richard menjelaskan tak semua pengumpulan KTP salah. Ada juga cara pengumpulan KTP yang benar-benar dilakukan dengan sah.

"Kalau modus di bawah yang riil, taruh di warung-warung, tempat belanja lagi makan makan itu kesadarannya isi. Makanya saya bilang Teman Ahok tidak semua benar dan tidak semua salah," tambahnya.

Dia mengatakan, tindakan ini mereka lakukan bukan karena sakit hati dikeluarkan dan Teman Ahok. Namun yang jelas, katanya, apa yang disampaikan adalah informasi valid karena dirinya ikut sejak awal relawan ini dibentuk

"Saya perekrutan paling pertama, dan diskualifikasi, saya bukan sakit hati. Meski memang tidak ada surat pemecatan. Saya tidak senang atas nama relawan, kami bukan relawan," pungkasnya.

Sumber: Merdeka