Era Soeharto Berhasil Swasembada Beras, Dan Petani Indonesia Sumbang Pangan Dunia

Kamis, 22 November 2018

Faktakini.com, Jakarta - Petani Indonesia, pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, disebut mampu memberikan bantuan pangan pada penduduk kelaparan dunia. Kejadian ini terjadi sewaktu Indonesia mencapai swasembada pangan pada medio 1984.

Dikutip dari buku otobiografi 'Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya', Soeharto mengungkapkan bahwa petani Indonesia memberikan bantuan secara gotong-royong dan sukarela sebesar 100.000 ton gabah untuk petani miskin dunia. Menurut Soeharto, para petani Indonesia memintanya menyerahkan gabah itu ke Food and Agricultural Organization (FAO) untuk kemudian diteruskan ke saudara-saudaranya dengan keluarga yang mengalami kelaparan di berbagai kawasan, khususnya di benua Afrika.

"Ini merupakan kejadian untuk pertama kalinya, dunia menyaksikan bantuan antar-petani," ujar Soeharto dalam sambutannya di perayaan ulang tahun ke-40 FAO di Roma pada 14 November 1985.

Soeharto mengungkapkan kegembiraannya pada prestasi dan kerja keras para petani dalam mendukung program swasembada pangan miliknya.

Soeharto menyatakan, sebelum berswasembada, Indonesia adalah pengimpor beras yang jumlahnya cukup besar yakni sekitar 2 juta ton per tahun.

"Itu bukanlah keajaiban. Itu merupakan kerja keras seluruh bangsa kita, yang dilaksanakan secara ulet menurut suatu rencana pembangunan yang realistik tanpa kehilangan cita-cita masa depan," tuturnya.

Direktur Jenderal FAO Edouard Saouma, pada 1986, memberikan penghargaan pada Indonesia untuk memperingati keberhasilan Indonesia di bidang pertanian, khususnya dalam mencapai swasembada pangan. Penghargaan itu ditandai dengan sebuah medali yang di satu sisi bergambar wajah Soeharto dan di sisi lainnya bergambar seorang petani sedang menanam padi dengan tulisan 'From Rice Importer to Self-Sufficiency'.

Soeharto memutuskan untuk menjual medali yang terbuat dari emas, perak, dan perunggu itu dan hasilnya akan dipergunakan untuk membantu negara-negara kelaparan, serta membiayai aktivitas FAO dan negara-negara yang memerlukan bantuan FAO.

Sumber: Merdeka