Habib Rizieq Dan Romantisme Sirah Nabawi
Jum'at, 16 November 2018
Faktakini.com
HABIB RIZIEQ & ROMANTISME SIRAH NABAWI;
Dari Namrudz hingga Abu Jahal
Oleh : Hizbullah Ivan.
Dear Temans..
Merenungi tragedi yang menimpa Habibana Rizieq Shiehab itu sesungguhnya sederhana. Namun masalahnya seringkali kita lupa tentang kekayaan khazanah Islam yg didalamnya memuat banyak sekali kaidah yg dapat kita gunakan
sebagai barometer dalam menakar sebuah kejadian-kejadian.
Bukankah Mukjizat Al Quran telah mengajarkan kepada kita bahwa "Ketika Qur’an menerangkan tentang seseorang dengan langsung menyebutkan nama, berarti kasus itu hanya berlaku dan berhenti pada saat itu. Akan tetapi apabila yang disebut adalah GELAR atau JULUKAN, maka ini menunjukkan bahwa kasus serupa akan terus berulang dengan lakon dan latar yang berbeda”.
Ini adalah kaidah sekaligus keunikan dalam gaya bahasa Al Quran. Contoh, Ketika Al Quran mengisahkan tentang Dzulqarnaen dan Maryam, maka niscaya laku dan kejadian menyoal Dzulqarnaen & Maryam hanya terjadi dan berlaku saat itu saja, sehingga tidak akan pernah terjadi kembali utk kedua kali dan seterusnya. Demikian pula ketika Qur'an mengisahkan tentang Isa & Muhammad misalnya,, sampai kapanpun tokoh serupa Isa & Muhammad takkan pernah kita jumpai kembali dalam kehidupan kini dan masa mendatang.
Sebaliknya, ketika yang dikisahkan Qur'an tentang seseorang atau suatu kaum itu adalah dengan menyebutkan Gelar atau Julukannya, maka niscaya kejadian serupa pasti akan terjadi berulang. Substansi kisahnya sama, namun dengan lakon dan latar yang berbeda.
Contoh; Sodom. Sodom ajalah julukan yg diberikan kepada kaum Luth. nama ini dinisbatkan kepada perilaku keji mereka yang menyukai sesama jenis. Dan kisah mereka ini diabadikan Quran sejak ribuan tahun yg lalu lengkap dengan Azab yang membinasakan mereka seluruhnya.
Namun yg jadi Pertanyaannya,,
Bukankah mereka (Sodom) telah Allah binasakan, namun "hidup" kembali di era modern kini.. ???
Jawabnya adalah Ya.. ! karena Al Qur'an adalah kalam "Tuhan", sehingga tidak akan pernah salah mengabarkan.
Contoh kedua, Fir'aun. Adalah Julukan dalam Quran bagi seorang Raja Mesir. Rezim penguasa Tiran yang kejam lagi sombong. Kisahnya terjadi belasan Abad lalu. Direkam utuh dalam Qur'an beserta asbab kematiannya sekaligus asbab yang membuat jenazahnya utuh hingga kini.
Dan dunia sampai hari ini, sila identifikasi, sudah berapa Rezim Tiran nan kejam yang pernah dicatat dalam sejarah, dengan kekejian yang sama bahkan melebihi Fir'aun... ???
Lihat Kemal At-taturk, Hitler, Lenin, Stalin, Mao, Bennito Mussolini, Bush, dan lain-lain.
Maka saudara,,
kembali menyoal insiden yang menimpa IB HRS tempo lalu,, cukuplah bagi kita untuk mencermati apa yg pernah dilakukan rezim kekuasaan di tengah dakwah para Nabi.
Lihatlah kisah Namrudz. Bukankah Namrudz Panik & takut terhadap sepak terjang Ibrahim, sehingga memerintahkan para tentaranya untuk menangkap dan membakar Ibrahim.
Lihat Fir'aun. Dia begitu Panik terhadap Musa karena khawatir kekuasaannya terjungkal & berakhir. Musa pun dikejar, Musa diburu.
Lihat Pula Heraclius. Bagaimana ketakutannya terhadap dakwah Isa Ibn Maryam sehingga dia merasa penting untuk membunuhnya.
Dan Perhatikan Bagaimana Rezim Abu Jahal beserta pasukan Kafir Quraisy yang juga Panik dalam menyikapi sepak terjang dakwah Muhammad Shalallahu 'alayhi wa sallam.
Memang begitulah roda zaman, mengajarkan pada kita bahwa kuasa kedzaliman akan selalu ketakutan pada suara Kebenaran.
Namun begitu pulalah Islam mengajarkan, agar kita berpikir bahwa memang terdapat tanda-tanda kuasa Allah dalam setiap fenomena dan kejadian kejadian bagi manusia yamg ber-akal.
Maka sila perhatikan,
Bahwa di sepanjang sejarah perjalanan peradaban, akan selalu lahir Manusia-Manusia beriman yang memiliki jarak batas demarkasi yang jelas lagi tegas, antara dirinya dengan kekuasaan.
Kondisi itu akan tetap selamanya bertahan, meski jarak terdekat hanyalah antara dirinya dengan kematian.
Namun manusia beriman takkan gentar dengan ancaman-ancaman, karena janji Allah itu pasti. Bahwa akan ada sekelompok kecil manusia, yang akan Allah menangkan.
Perhatikan...
"Kau takkan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan rasul-Nya sekalipun mereka adalah bapak, anak, saudara, atau keluarga mereka sendiri. Allah telah menitipkan keimanan di hati mereka dan meneguhkan mereka dengan roh dari-Nya. allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal di dalamnya. Allah rela terhadap mereka. mereka pun rela terhadap-Nya. Mereka adalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang akan menang.”
(Al Quran, Surat Al-Mujadillah : 22)
Maka, Bersyukurkan jika sampai detik ini kita masih ditunjukki oleh Allah untuk tetap setia didalam Iman & Islam.
Semoga Istiqamah.
Allahuakbar... !!!
END.
-Hizbullah Ivan-
Faktakini.com
HABIB RIZIEQ & ROMANTISME SIRAH NABAWI;
Dari Namrudz hingga Abu Jahal
Oleh : Hizbullah Ivan.
Dear Temans..
Merenungi tragedi yang menimpa Habibana Rizieq Shiehab itu sesungguhnya sederhana. Namun masalahnya seringkali kita lupa tentang kekayaan khazanah Islam yg didalamnya memuat banyak sekali kaidah yg dapat kita gunakan
sebagai barometer dalam menakar sebuah kejadian-kejadian.
Bukankah Mukjizat Al Quran telah mengajarkan kepada kita bahwa "Ketika Qur’an menerangkan tentang seseorang dengan langsung menyebutkan nama, berarti kasus itu hanya berlaku dan berhenti pada saat itu. Akan tetapi apabila yang disebut adalah GELAR atau JULUKAN, maka ini menunjukkan bahwa kasus serupa akan terus berulang dengan lakon dan latar yang berbeda”.
Ini adalah kaidah sekaligus keunikan dalam gaya bahasa Al Quran. Contoh, Ketika Al Quran mengisahkan tentang Dzulqarnaen dan Maryam, maka niscaya laku dan kejadian menyoal Dzulqarnaen & Maryam hanya terjadi dan berlaku saat itu saja, sehingga tidak akan pernah terjadi kembali utk kedua kali dan seterusnya. Demikian pula ketika Qur'an mengisahkan tentang Isa & Muhammad misalnya,, sampai kapanpun tokoh serupa Isa & Muhammad takkan pernah kita jumpai kembali dalam kehidupan kini dan masa mendatang.
Sebaliknya, ketika yang dikisahkan Qur'an tentang seseorang atau suatu kaum itu adalah dengan menyebutkan Gelar atau Julukannya, maka niscaya kejadian serupa pasti akan terjadi berulang. Substansi kisahnya sama, namun dengan lakon dan latar yang berbeda.
Contoh; Sodom. Sodom ajalah julukan yg diberikan kepada kaum Luth. nama ini dinisbatkan kepada perilaku keji mereka yang menyukai sesama jenis. Dan kisah mereka ini diabadikan Quran sejak ribuan tahun yg lalu lengkap dengan Azab yang membinasakan mereka seluruhnya.
Namun yg jadi Pertanyaannya,,
Bukankah mereka (Sodom) telah Allah binasakan, namun "hidup" kembali di era modern kini.. ???
Jawabnya adalah Ya.. ! karena Al Qur'an adalah kalam "Tuhan", sehingga tidak akan pernah salah mengabarkan.
Contoh kedua, Fir'aun. Adalah Julukan dalam Quran bagi seorang Raja Mesir. Rezim penguasa Tiran yang kejam lagi sombong. Kisahnya terjadi belasan Abad lalu. Direkam utuh dalam Qur'an beserta asbab kematiannya sekaligus asbab yang membuat jenazahnya utuh hingga kini.
Dan dunia sampai hari ini, sila identifikasi, sudah berapa Rezim Tiran nan kejam yang pernah dicatat dalam sejarah, dengan kekejian yang sama bahkan melebihi Fir'aun... ???
Lihat Kemal At-taturk, Hitler, Lenin, Stalin, Mao, Bennito Mussolini, Bush, dan lain-lain.
Maka saudara,,
kembali menyoal insiden yang menimpa IB HRS tempo lalu,, cukuplah bagi kita untuk mencermati apa yg pernah dilakukan rezim kekuasaan di tengah dakwah para Nabi.
Lihatlah kisah Namrudz. Bukankah Namrudz Panik & takut terhadap sepak terjang Ibrahim, sehingga memerintahkan para tentaranya untuk menangkap dan membakar Ibrahim.
Lihat Fir'aun. Dia begitu Panik terhadap Musa karena khawatir kekuasaannya terjungkal & berakhir. Musa pun dikejar, Musa diburu.
Lihat Pula Heraclius. Bagaimana ketakutannya terhadap dakwah Isa Ibn Maryam sehingga dia merasa penting untuk membunuhnya.
Dan Perhatikan Bagaimana Rezim Abu Jahal beserta pasukan Kafir Quraisy yang juga Panik dalam menyikapi sepak terjang dakwah Muhammad Shalallahu 'alayhi wa sallam.
Memang begitulah roda zaman, mengajarkan pada kita bahwa kuasa kedzaliman akan selalu ketakutan pada suara Kebenaran.
Namun begitu pulalah Islam mengajarkan, agar kita berpikir bahwa memang terdapat tanda-tanda kuasa Allah dalam setiap fenomena dan kejadian kejadian bagi manusia yamg ber-akal.
Maka sila perhatikan,
Bahwa di sepanjang sejarah perjalanan peradaban, akan selalu lahir Manusia-Manusia beriman yang memiliki jarak batas demarkasi yang jelas lagi tegas, antara dirinya dengan kekuasaan.
Kondisi itu akan tetap selamanya bertahan, meski jarak terdekat hanyalah antara dirinya dengan kematian.
Namun manusia beriman takkan gentar dengan ancaman-ancaman, karena janji Allah itu pasti. Bahwa akan ada sekelompok kecil manusia, yang akan Allah menangkan.
Perhatikan...
"Kau takkan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan rasul-Nya sekalipun mereka adalah bapak, anak, saudara, atau keluarga mereka sendiri. Allah telah menitipkan keimanan di hati mereka dan meneguhkan mereka dengan roh dari-Nya. allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal di dalamnya. Allah rela terhadap mereka. mereka pun rela terhadap-Nya. Mereka adalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang akan menang.”
(Al Quran, Surat Al-Mujadillah : 22)
Maka, Bersyukurkan jika sampai detik ini kita masih ditunjukki oleh Allah untuk tetap setia didalam Iman & Islam.
Semoga Istiqamah.
Allahuakbar... !!!
END.
-Hizbullah Ivan-