Hb Hanif Dan Hb Bahar Kasih Bukti Akun Penghina Islam Aman, Pihak Instagram - FB Bungkam!

Selasa, 20 November 201

Faktakini.com, Jakarta - Pada hari Senin (19/11/2018) sore, dua "Singa Podium" kebanggaan umat Islam Habib Hanif Alatas dan Habib Bahar bin Smith mendatangi Kantor Instagram dan Facebook di Jakarta.

Tujuan kedatangan mereka berdua adalah untuk mempertanyakan dan melakukan protes, apa alasan penghapusan akun-akun dakwah Islam termasuk akun Habib Hanif dan Habib Bahar.

Dalam pertemuan yang disaksikan oleh Kapolsek Mampang itu, Habib Hanif memaparkan bahwa banyak bukti dan laporan akun umat Islam yang mengupload foto Habib Rizieq, walaupun tanpa disertai caption apapun, langsung dihapus oleh Instagram dan Facebook, dan ini sudah berlangsung sejak setahun yang lalu.

Seperti diketahui memang setahun lalu pihak Facebook melakukan penghapusan massal tanpa sebab ratusan akun-akun yang terkait dengan Habib Rizieq dan FPI, termasuk akun-akun sosial kemanusiaan FPI seperti Fanpage Kegiatan FPI Yang Sebenarnya, FPI Bedah Rumah, FPI Cinta Muslim Rohingya, FPI Cinta Palestina dah lain-lain yang kontennya hanyalah berisi aksi-aksi sosial kemanusian FPI.

Kembali kepada Habib Hanif, kemudian beliau menyatakan bahkan ada orang yang mengupload foto orang sedang memegang buku, dan buku itu bergambar Habib Rizieq, itu pun langsung dihapus oleh Facebook, jadi penghapusan ini seperti secara sistematis.

Kemudian Habib Hanif memaparkan bahwa akun Instagramnya yang baru sekitar tiga bulanan namun followersnya sudah cukup besar hampir 100 ribu itu tiba-tiba juga dihapus oleh Instagram, padahal hanya berisi konten-konten yang normatif saja isinya.

Ironisnya penghapusan akun itu dilakukan Instagram usai Habib Hanif berdialog dengan Wiranto dan para pejabat lainnya pada tanggal 2 November 2018 lalu. Siangnya berdialog di gedung Kemenkopolhukam, malamnya akun langsung dihapus.

Dan lebih parahnya lagi esoknya siapapun yang memasang foto wajah Habib Hanif, langsung dihapus oleh Instagram. Dan tak lama kemudian akun Habib Bahar yang followersnya sekitar 500 ribu juga dihapus mendadak oleh Instagram.

"Ini tanda tanya besar, kenapa bisa terjadi? Padahal Facebook (dan Instagram) itu adalah bagian dari perkembangan tekhnologi, dan kesepakatan internasional 'Technology For All', Tekhnologi untuk semua, setiap masyarakat modern berhak untuk menikmati tekhnologi dengan peraturan yang ada", ujar Habib Hanif.

Habib Hanif menyatakan kalaupun ada akunnya yang melanggar hukum, maka ada pihak yang menanganinya (aparat), jadi bukan domainnya media sosial.

"Tetapi sebaliknya akun-akun yang isinya berisi cacian dan hinaan kepada Habib Rizieq, juga terhadap Habib Bahar, dan oleh akun itu Habib Rizieq diedit fotonya menjadi orang telanjang, menjadi binatang, sampai sekarang masih ada, walaupun sudah di-report oleh umat Islam", ujar Habib Hanif.

Kemudian giliran Habib Bahar bin Smith untuk berbicara dan beliau memaparkan fakta mengejutkan.

Habib Bahar menyatakan ia mengupload foto anaknya yang baru lahir dan diberi nama "Muhammad Rizieq Ali", dan foto tersebut langsung dihapus oleh Instagram hanya karena ada nama "Rizieq" disitu.

"Walaupun kalian menghapus foto-foto Habib Rizieq, kalian tidak bisa menghapus nama beliau dari hati kami", tegas Habib Bahar.

Kemudian Habib Bahar menceritakan proses penghapusan akunnya, yaitu saat beliau sedang berdakwah di Makassar, Sulawesi Selatan.

Saat itu sekitar pukul 3 pagi, Habib Bahar sedang melakukan sesi tanya jawab via Instagram dengan belasan ribu penonton acara dakwahnya. Namun setelah acara live, akunnya langsung dihapus.

Habib Bahar berkata, "Mungkin pihak Facebook dan Instagram bisa menghapus akun saya dan Habib Hanif, tetapi demi Allah, kalian tidak akan bisa menghapus kebenaran yang keluar dari mulut kami!."

"Hukum itu harus adil, tajam kepada yang Muslim, tajam pula kepada yang non Muslim. Harus adil kepada semua suku, agama dan ras, gak boleh Rasis. Kalau begitu (menghapus akun-akun Muslim saja) namanya Rasis!", ujar Habib Bahar.

Kemudian Habib Bahar menunjukkan fakta dan bukti-bukti akun-akun penghujat dan penghina Islam serta para Ulama, yang justru dibiarkan oleh Facebook dah Instagram. Termasuk akun Abu Janda (Ahoker - Banser) yang setiap hari berusaha mengadu domba NU dengan FPI.

Saat Habib Bahar menunjukkan bukti-bukti akun anti Islam dan pengadu domba umat tersebut, pihak Facebook dan Instagram nampak bengong dan tak mampu membantah apa-apa.

Kemudian pihak perwakilan Facebook dan Instagram menyampaikan permohonan maaf, dan menyatakan bahwa keputusan dihapus atau tidak dihapus itu bukan berdasarkan pihak mereka, karena mereka hanya pengelola. Dan mereka berjanji akan menindaklanjuti dan segera memberikan jawaban.

Habib Hanif kemudian mendesak, "Pertanyaannya kenapa penghapusan ini begitu sistematis? Harus ada jawaban yang jelas karena ini berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, dan hak kita untuk menikmati tekhnologi yang ada di dunia modern ini."

"Kenapa sampai sistematis wajah Habib Rizieq, wajah saya dan Habib Bahar dihapus. Apa seram muka saya dan Habib Bahar? Itu tanda tanya besar, harus ada penjelasan yang bisa diterima."

Habib Hanif menyatakan kalau tidak ada jawaban yang jelas, jangan salahkan kalau umat Islam berasumsi penghapusan massal dan sistematis ini adalah pesanan dari rezim, atau kerjasama dengan Kemkominfo sehingga akun orang-orang yang kontra dengan rezim dihapus sementara yang mendukung rezim aman-aman saja.

Asumsi demikian tentu tidak aneh karena Ferdinandus Setu selaku Plt Kemkominfo beberapa waktu lalu mengakui bahwa pihaknya memang berkoordinasi dengan media sosial seperti Facebook, twitter dan Instagram untuk menghapus berbagai macam konten (yang menurut mereka) hoax.

Ustadz Novel Bamukmin sebagai ahli hukum yang mendampingi Habib Hanif dan Habib Bahar kemudian menyampaikan pernyataan bahwa Habib Hanif dan Habib Bahar harus dilindungi sebagai konsumen, karena itu perlu jawaban segera alasan penghapusan akun mereka dari Instagram dan Facebook.

Ustadz Novel menyatakan Habib Hanif dah Habib Bahar jelas telah mengalami diskriminasi, dan beliau meminta apa landasan hukumnya sehingga akun-akun dakwah dan pejuang kebenaran justru diblokir, sementara akun-akun Penista agama seperti Ade Armando, Guntur Romli, Viktor Laiskodat, Sukmawati justru aman-aman saja.

Padahal merekalah pelanggar hukum dan sudah dilaporkan sebagai penista agama bahkan sudah ada yang jadi tersangka.

Foto: Habib Hanif Alatas dan Habib Bahar bin Smith saat menyampaikan pernyataan di Kantor Instagram dan Facebook, Senin (19/11/2018)

Silahkan saksikan rekaman videonya di:
 https://www.youtube.com/watch?v=kXeCGEBXmVg