Surat Terbuka Dari Pecinta Prabowo Dan Ojek Online Untuk Garda Indonesia

Jum'at, 23 November 2018

Faktakini.com

Surat Terbuka Untuk Garda Indonesia

By: Maxavellar Chan

Prabowo Subianto (PS) ngomong spt itu agar anda semua mengerti. Bhw anda ini kerja sbg tukang ojek atau dikerjain sebagai tukang ojek.  Sdh brp x anda menuntut atau demo soal argo maupun kebijakan semena mena aplikator?
Bahkan anda semua sudah demo ke istana negara.  Apa yang anda dapatkan?

Apakah ada perhatian dari pemerintah sbg pemegang otoritas kekuasaan?
Apakah pemerintah memperhatikan kaum ojol?
Apakah pemerintah mau menindak para aplikator yang dzalim itu?

Anda melakukan demo besar2an selama ini apa hasilnya?
Adakah tuntutan anda dikabulkan para aplikator?
Adakah argo di sesuaikan degan wajar dan manusiawi

Saya ini juga driver on line.  Tapi saya melihat semua ini dengan nalar positiv dan kepala dingin.  Ada apa,  kenapa PS bicara seperti itu?
Apa maksudnya?

Saya merasa yakin.
Maksudnya tak lain agar anda semua para driver bisa mikir.  Anda semua percuma saja demo.  Sampai kuda bertandukpun tak  bakalan tuntutan anda semua ditanggapi positif oleh aplikator kalau pemegang otoritas kekuasaan tak peduli dengan anda semua. Intinya itu ada pada pemerintah.  Bukan pada aplikator.  Selama tak ada aturan tarif minimal maka para aplikator tetap akan bersaing secara tidak sehat alias jor2an pasang tarif murah.  Akibatnya yang dirugikan pertama adalah driver kemudian penumpang.  Karena driver pasti tak akan mau menjalani tarif yang  kelewat murah. Bahkan lebih murah dari angkutan umum.

Contoh ini sdh terjadi pada tarif pesawat. Mengapa anda tak berfikir sampai ke sini.  Perang tarif tiket pesawat yg tidak sehat mengakibatnya kelayakan pesawat untuk terbang di abaikan. Keselamatan penumpang terancam. 

Begitu juga ojol.  Kelayakan kendaraan terpaksa di abaikan akibat tarif terlalu murah.  Driver tak mampu memelihara kendaraannya secara berkala.  Yang rugi siapa?
Driver dan penumpang juga.  Bukan aplikator yang rugi.  Aplikator mana pernah rugi dan mau merugi.  Modal aplikasi aja komisi 20% diputuskan sendiri.

Nah.. Sekarang pemerintah jokowi peduli gak dengan anda?
Peduli gak dengan nasib jutaan para driver?  Peduli gak bagaimana nasib keluarga driver di rumah,  apakah bisa untuk hidup layak sebagai anak bangsa apa bukan?

Kalau peduli...kenapa tak mampu membuat keputusan/perpres/kepres ttg regulasi tarif minimal ojol?
Kenapa argo sekarang malah semakin tak manusiawi?

Banyak yang ngeles.  Pemerintah tidak bisa menentapkan harga untuk tarif ojol,  karena blm ada aturan tentang angkutan roda dua. 

Ok... Kita terima alasannya. Tp tolong jelaskan.  Kenapa pemerintah bisa mengeluarkan perpres/kepres soal penggunaan dana BPJS dan dana Haji untuk pembangunan infrastruktur yang jumlahnya puluhunan Triliun rupiah padahal sebelumnya tdk ada aturannya diperbolehkan menggunakan dana rakyat.  Karena itu murni uang rakyat.  Apalagi dana haji yang murni dana umat Islam.  Kenapa...?
Kok bisa keluar kepres/perpres baru tentang itu,  tapi perpres tentang regulasi tarif ojol dak bisa.  Bukankan ojol se indonesia jutaan jumlahnya.  Artinya ini telah menyangkut kehidupan rakyat banyak.  Dan mau tak mau sesuai UUD 45 Negara harus ikut campur dalam masalah ini. Tapi apa kenyataannya?
Jokowi tak peduli sama sekali.

Seharusnya anda wahai ketum GARDA harusnya malu. Anda harusnya malu dan terhina seperti ini.  Begitu mudah terprovokasi. Tidak rasional,  nalar jongkok.  Kalian mengaku sebagai wadah ojol se indonesia tapi tak ada hasilnya, tak ada pengaruh apa apa bagi per ojolan nasional. Anda tak ada harganya di mata rezim sekarang.  Apa yang kalian lakukan slm ini malah dianggab sebagai angin sepoi sepoi.  Apa yang kalian teriakan lantang di depan istana sambil nangis mewek2 cuma dianggab lucu2an oleh jokowi.

Skrg ketika fakta bagaimana kondisi anak bangsa dibuka sedikit saja oleh PS.  Anak bangsa yang dijadikan sapi perah oleh para aplikator. Anak bangsa yang di permainkan dengan hina.  Anak bangsa yang diperbudak,  dieksploitasi oleh aplikator.  Anda marah persis spt cebong tak kebagian nasi bungkus. Ngamuk gak tentu arah. Padahal beberpa bulan yang lalu kalian  telah demo besar2 menuntut perbaikan tarif di depan Istana.  Artinya kalian sendiri telah merasakan bagaiman reaksi aplikator ketika kalian demo ke kantornya.  Sehingga kalian putar haluan,  demo mengarah ke istana negara dengan harapan pemerintah memperhatikan nasib kalian.
Hasilnya tetap saja NIHIL. 

Kenapa anak bangsa ini memilih jadi tukang ojek....?

Karena negeri ini tdk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak untuk  anak bangsa.   10 juta lapangan kerja itu ada dimana?

Ada yang empati terhadap nasib pribumi, kader bangsa malah anda bully. Ini yang namanya SONTOLOYO tingkat tinggi.

Anda pribumi apa bukan?
Anda anak bangsa apa bukan?

Jiwa kebangsaan anda ini ada  dimana? Atau jangan2 anda ini juga CEBONG ya?