Disebut Bersandiwara, Drijon Bantah Keras: Saya Pasang Sendiri Spanduk Menolak Sandi!
Ahad, 16 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Ada-ada saja kubu Petahana ini. Malu karena Sandiaga berhati mulia memeluk dan memaafkan pendukung Petahana yang menolaknya, mereka para TKN petahana malah menuduh itu semua adalah "Sandiwara", padahal saksinya ada satu pasar.
Pedagang pasar di Kota Pinang, Sumatra Utara, Drijon Sitohang, yang memasang spanduk berisi penolakan kunjungan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memberikan klarifikasi.
Dikutip TribunWow.com dari TV One, sebelumnya kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin menganggap Sandiaga bersandiwara dirinya mendapat penolakan dari seorang pedagang di pasar.
Atas tudingan rekayasa tersebut, pemasang poster, Drijon Sitohang, memberikan penjelasan bahwa ia tidak melakukan hal itu karena disuruh.
Ia menuturkan pemasangan spanduk itu dari hati nurani sendiri.
"Inisiatif saya sendiri pak, tidak ada unsur pihak dari manapun, itu dari hati nurani saya sendiri," kata Drijon, yang diwawancarai via video call oleh TV One, Sabtu (15/12/2018).
Jadi sama sekali tidak ada rekayasa - rekayasa, semua berjalan apa adanya seperti yang terlihat dalam video yang beredar.
Ia juga heran mengapa ada pihak yang mengatakan bahwa apa yang ia lakukan merupakan sandiwara belaka.
"Tidak ada itu, bayar-bayaran dari mana, saya juga heran terbitnya bahasa-bahasa di media sosial."
Ia juga memprotes, ada info yang mengatasnamakan istrinya mengatakan ia disuap.
"Sampai bahasa istri saya mengungkapkan suaminya ada suap, sementara istri saya tidak jauh pada saat saya diwawancarai pak Sandiaga uno, saya tidak jauh dari istri saya," ujar Drijon menjelaskan.
"Seolah-olah ada istri saya yang mengungkapkan bahasa seperti itu, banyak kamera yang standby, kenapa suara saja yang diterbitkan, gambar istri saya kenapa tidak diterbitkan."
Saat ditanya apakah Drijon melakukan penolakan sendiri atau mewakili para pedagang, ia mengakui bahwa hanya ia sendiri yang memiliki pemikiran membuat spanduk penolakan.
Jadi seluruh pedagang lainnya tidak ada satu pun yang menolak Sandi.
Ia juga menuturkan tidak ada warga yang menentang apa yang ia lakukan.
"Bagus, ini adalah hak masyarakat," ujarnya menirukan Sandiaga.
"Pak Sandiaga tidak ada penolakan (spanduk tersebut dipasang), bahkan pak Sandiaga mengutarakan akan menyampaikan kepada Pak Jokowi," Ujar Drijon.
Drijon juga mengatakan ia memang mendukung Jokowi, namun tidak ada pedagang lain yang melakukan hal serupa.
Diberitakan sebelumnya, saat Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke pasar di Kota Pinang, ia melihat ada poster yang bertuliskan menyuruh dirinya pulang.
PAK SANDIAGA UNO, SEJAK KECIL KAMI SUDAH BERSAHABAT.
JANGAN PISAHKAN KAMI GARA-GARA PILPRES.
PULANGLAH," tulisan dalam poster tersebut.
Sandiaga dengan sabar dan penuh ketulusan hati lalu menanyai pemasang spanduk yang tak lain adalah Drijon Sitohang.
"Pak sini pak, kita bersahabat pak, kenapa kami disuruh pulang?," tanya Sandiaga dengan ramah seperti yang dikutip dari tayangan Tribun Medan TV.
"Karena apapun masalah dan ceritanya, kami tetap memilih Jokowi," kata Dirjon.
"Gak papa, kan kita bersahabat, boleh saya datang ke sini?," tanya Sandi lagi sembari terus memegang tangan Dirjon.
"Ya boleh-boleh saja pak, kami tidak melarang," jawabnya.
Kemudian Sandiaga menjelaskan ia tidak melarang Drijon mendukung Jokowi, bahkan ia kan menyampaikan dukungan Drijon langsung kepada Jokowi.
"Oke kami bersahabat, kami tidak akan memisahkan, bapak memilih Pak Jokowi juga tidak apa-apa, saya datang ke sini untuk mendengarkan aspirasi rakyat yang perlu diperbaiki, kalau bapak mau pilih Pak Jokowi juga nggak papa, kita bersahabat."
"Terimakasih dipasangi ini kita memang harus bersahabat, dan saya tidak ingin memisah-misahkan, saya tidak ingin, jadi ini bisa dicoret," kata Sandi meminta poster itu agar dibenahi tulisannya.
"Insyaallah saya akan ketemu Pak Jokowi tanggal 17, saya akan bilang Pak Jokowi Pak Dirjon Sihotang mendukung di Pasar Kota Pinang di pasar ini," kata cawapres 02 itu.
Sementara itu, kubu TKN Jokowi-Ma'ruf malah menuduh Sandiaga memainkan sandiwara.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, dikutip dari Tribunnews.
"Soal kejadian di pasar Kota Pinang, Labuhan Batu. Kami tegaskan bahwa terlalu kentara bahwa itu sandiwara," ujar Ace di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Ace menuturkan jika diperhatikan dengan seksama, terlihat ada seseorang yang disuruh untuk mengaku sebagai pemasang tulisan.
"Coba kita lihat secara seksama video yang beredar, bahwa ada orang yang disuruh, mengaku untuk memasang tulisan itu. Itu kan jelas sekali bahwa itu bagian dari victim player," tutur Ace.
Ia bahkan mengusulkan kepada Sandiaga, apabila Sandiaga ingin melakukan sandiwara seharusnya lebih kreatif.
Ia juga menilai playing victim atau seolah-olah merasa sebagai korban tidak digunakan dalam kampanye jelang pemilihan presiden 2019.
"Menurut saya lebih kreatif untuk berkampanye, sehingga tidak terlihat mencari simpati dengan cara-cara seperti begitu. Mencari simpati misalnya, menyelesaikan masalah. Bukan justru, menimbulkan masalah," tutur Ace.
"Benar apa yang dikatakan oleh pak Jokowi ada orang datang ke pasar-pasar, kemudian membuat gaduh di pasar, beli juga enggak. Setelah itu balik. Saya kira, itu salah satu narasi yang nyata-nyata terjadi. Pasar itu hanya sebagai komoditas politik belaka," tutur Ace sinis dan penuh buruk sangka.
Sumber: Tribunnews
Faktakini.com, Jakarta - Ada-ada saja kubu Petahana ini. Malu karena Sandiaga berhati mulia memeluk dan memaafkan pendukung Petahana yang menolaknya, mereka para TKN petahana malah menuduh itu semua adalah "Sandiwara", padahal saksinya ada satu pasar.
Pedagang pasar di Kota Pinang, Sumatra Utara, Drijon Sitohang, yang memasang spanduk berisi penolakan kunjungan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memberikan klarifikasi.
Dikutip TribunWow.com dari TV One, sebelumnya kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin menganggap Sandiaga bersandiwara dirinya mendapat penolakan dari seorang pedagang di pasar.
Atas tudingan rekayasa tersebut, pemasang poster, Drijon Sitohang, memberikan penjelasan bahwa ia tidak melakukan hal itu karena disuruh.
Ia menuturkan pemasangan spanduk itu dari hati nurani sendiri.
"Inisiatif saya sendiri pak, tidak ada unsur pihak dari manapun, itu dari hati nurani saya sendiri," kata Drijon, yang diwawancarai via video call oleh TV One, Sabtu (15/12/2018).
Jadi sama sekali tidak ada rekayasa - rekayasa, semua berjalan apa adanya seperti yang terlihat dalam video yang beredar.
Ia juga heran mengapa ada pihak yang mengatakan bahwa apa yang ia lakukan merupakan sandiwara belaka.
"Tidak ada itu, bayar-bayaran dari mana, saya juga heran terbitnya bahasa-bahasa di media sosial."
Ia juga memprotes, ada info yang mengatasnamakan istrinya mengatakan ia disuap.
"Sampai bahasa istri saya mengungkapkan suaminya ada suap, sementara istri saya tidak jauh pada saat saya diwawancarai pak Sandiaga uno, saya tidak jauh dari istri saya," ujar Drijon menjelaskan.
"Seolah-olah ada istri saya yang mengungkapkan bahasa seperti itu, banyak kamera yang standby, kenapa suara saja yang diterbitkan, gambar istri saya kenapa tidak diterbitkan."
Saat ditanya apakah Drijon melakukan penolakan sendiri atau mewakili para pedagang, ia mengakui bahwa hanya ia sendiri yang memiliki pemikiran membuat spanduk penolakan.
Jadi seluruh pedagang lainnya tidak ada satu pun yang menolak Sandi.
Ia juga menuturkan tidak ada warga yang menentang apa yang ia lakukan.
"Bagus, ini adalah hak masyarakat," ujarnya menirukan Sandiaga.
"Pak Sandiaga tidak ada penolakan (spanduk tersebut dipasang), bahkan pak Sandiaga mengutarakan akan menyampaikan kepada Pak Jokowi," Ujar Drijon.
Drijon juga mengatakan ia memang mendukung Jokowi, namun tidak ada pedagang lain yang melakukan hal serupa.
Diberitakan sebelumnya, saat Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke pasar di Kota Pinang, ia melihat ada poster yang bertuliskan menyuruh dirinya pulang.
PAK SANDIAGA UNO, SEJAK KECIL KAMI SUDAH BERSAHABAT.
JANGAN PISAHKAN KAMI GARA-GARA PILPRES.
PULANGLAH," tulisan dalam poster tersebut.
Sandiaga dengan sabar dan penuh ketulusan hati lalu menanyai pemasang spanduk yang tak lain adalah Drijon Sitohang.
"Pak sini pak, kita bersahabat pak, kenapa kami disuruh pulang?," tanya Sandiaga dengan ramah seperti yang dikutip dari tayangan Tribun Medan TV.
"Karena apapun masalah dan ceritanya, kami tetap memilih Jokowi," kata Dirjon.
"Gak papa, kan kita bersahabat, boleh saya datang ke sini?," tanya Sandi lagi sembari terus memegang tangan Dirjon.
"Ya boleh-boleh saja pak, kami tidak melarang," jawabnya.
Kemudian Sandiaga menjelaskan ia tidak melarang Drijon mendukung Jokowi, bahkan ia kan menyampaikan dukungan Drijon langsung kepada Jokowi.
"Oke kami bersahabat, kami tidak akan memisahkan, bapak memilih Pak Jokowi juga tidak apa-apa, saya datang ke sini untuk mendengarkan aspirasi rakyat yang perlu diperbaiki, kalau bapak mau pilih Pak Jokowi juga nggak papa, kita bersahabat."
"Terimakasih dipasangi ini kita memang harus bersahabat, dan saya tidak ingin memisah-misahkan, saya tidak ingin, jadi ini bisa dicoret," kata Sandi meminta poster itu agar dibenahi tulisannya.
"Insyaallah saya akan ketemu Pak Jokowi tanggal 17, saya akan bilang Pak Jokowi Pak Dirjon Sihotang mendukung di Pasar Kota Pinang di pasar ini," kata cawapres 02 itu.
Sementara itu, kubu TKN Jokowi-Ma'ruf malah menuduh Sandiaga memainkan sandiwara.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, dikutip dari Tribunnews.
"Soal kejadian di pasar Kota Pinang, Labuhan Batu. Kami tegaskan bahwa terlalu kentara bahwa itu sandiwara," ujar Ace di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Ace menuturkan jika diperhatikan dengan seksama, terlihat ada seseorang yang disuruh untuk mengaku sebagai pemasang tulisan.
"Coba kita lihat secara seksama video yang beredar, bahwa ada orang yang disuruh, mengaku untuk memasang tulisan itu. Itu kan jelas sekali bahwa itu bagian dari victim player," tutur Ace.
Ia bahkan mengusulkan kepada Sandiaga, apabila Sandiaga ingin melakukan sandiwara seharusnya lebih kreatif.
Ia juga menilai playing victim atau seolah-olah merasa sebagai korban tidak digunakan dalam kampanye jelang pemilihan presiden 2019.
"Menurut saya lebih kreatif untuk berkampanye, sehingga tidak terlihat mencari simpati dengan cara-cara seperti begitu. Mencari simpati misalnya, menyelesaikan masalah. Bukan justru, menimbulkan masalah," tutur Ace.
"Benar apa yang dikatakan oleh pak Jokowi ada orang datang ke pasar-pasar, kemudian membuat gaduh di pasar, beli juga enggak. Setelah itu balik. Saya kira, itu salah satu narasi yang nyata-nyata terjadi. Pasar itu hanya sebagai komoditas politik belaka," tutur Ace sinis dan penuh buruk sangka.
Sumber: Tribunnews