Dulu Dukung Jokowi, Ferdinand Hutahaean Ungkap Alasan Kenapa Berbalik Dukung Prabowo
Jum'at, 21 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean membeberkan alasannya mengapa pada Pemilu 2019 mendatang, dirinya tidak mau mendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo - Amin Ma'ruf.
Hal tersebut ia jelaskan pada saat menghadiri acara Mata Najwa episode 'Barisan Para Mantan', Rabu (5/12/2018).
Dikutip TribunWow dari tayangan Mata Najwa, pembawa acara Najwa Shihab menjelaskan pada 2014 lalu Ferdinand Hutahaean merupakan pendukung Jokowi.
"Kalau kita lihat di mana-mana, masih banyak itu foto dan orasi anda, berjuang mati-matian bela Jokowi dan sekarang melakukan hal yang sebaliknya," kata Najwa Shihab.
Najwa kemudian menanyakan kepada Ferdinand Hutahaean, apa yang menjadi alasan dirinya justru membelokkan dukungan pada Prabowo Subianto.
Tidak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Njawa Shihab, Ferdinand Hutahaean justru memulainya dengan menceritakan kisah awal dirinya mengenal sosok Jokowi.
"Ya inilah politik dan dinamikanya, saya dulu mengenal Pak Jokowi ini sejak beliau datang ke Jakarta membawa Mobil Esemka, waktu itu masih nongkrong di Taman Proklamasi, itulah awal saya mengenal beliau."
"Kemudian saya tertarik, sebetulnya siapa dan apa misinya, akhirnya sejak saat itu sering banyak yang kumpul, banyak dorongan politik yang muncul dari masyarakat langsung, tidak ada yang mengomando dari atas, akhirnya sekitar bulan Mei 2012 kalau tidak salah, adalah kongres relawan di Bandung yang pertama," kata Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand lantas menjelaskan jika awal pertemuan dengan Jokowi, ia merasa jika Jokowi mengerti ajaran Presiden pertama Indonesia Soekarno, Trisakti.
"Jadi pada saat dulu, saya mengenal Pak Jokowi itu orang yang sepertinya mengerti betul ajaran Bung Karno, karena setiap kita berdiskusi selalu berbicara tentang Trisakti dan saya pengagum ajaran Bung Karno betul, semua ajaran Bung Karno saya kagumi dan saya hafal betul," kata Ferdinand Hutahaean melanjutkan.
Setelah menceritakan awal pertemuan dirinya dengan Jokowi, Ferdinand Hutahaean kemudian mengungkapkan alasan mengapa dirinya kini ogah mendukung Jokowi.
"Nah ternyata, setelah pemerintahan ini berjalan dan mulai menang, saya mulai ragu tentang pemahaman Pak Jokowi tentang ajaran Bung Karno ketika beliau menyusun kabinetnya," ujar Fedinand Hutahaean mengimbuh.
Ferdinand Hutahaean bahkan menyampaikan jika dirinya mencermati bagaimana penyusunan kabinet yang dilakukan oleh Jokowi.
Dari hal tersebut, Ferdinand Hutahaean mengakui jika dirinya ragu dengan langkah yang dilakukan Jokowi karena dianggap tidak sesuai dengan Trisakti ajaran Presiden Soekarno.
"Saya melihat betul, mencermati betul, bagaimana Pak Jokowi ini kesulitan menyusun kabinetnya karena banyaknya intervensi, ternyata kedaulatan itu tidak ada disana, itu yang membuat saya semakin ragu dan terus berjalan pemerintahan Pak Jokowi, awal-awal tahun itu pemerintahan semakin jauh dari cita rasa Trisakti yang selalu disampaikan dan akhirnya saya melihat ini semakin melenceng," katanya menerangkan.
Keraguannya tersebut juga semakin memuncak pada saat 100 hari peringatan masa pemerintahan Jokowi-JK.
"Saya semakin mulai kritis pada 100 hari pemerintahan beliau, ada diskusi publik saya diundang sebagai pembicara, saya memang menyatakan sikap pada waktu itu, saya agak ragu dengan Jokowi ini lama kelamaan."
"Dan sekarang terbukti memang, sekarang semua yang saya khawatirkan itu terjadi dan saya harus mengambil sikap politik untuk itu," kata Ferdinand Hutahaean.
Alasan yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean juga mendapatkan tanggapan dari Kapitra Ampera, calon legislator dari PDI Perjuangan.
"Mungkin karena nggak masuk kabinet dia jadi kecewa, kan mulainya tadi dari penyusunan kabinet, tadi kan dari penyusunan kabinet mulai awal kekecewaan," kata Kapitra Ampera menyentil.
Merasa hal yang disampaikan mantan pengacara Rizieq Shihab tersebut tidak benar, Ferdinand Hutahaean melontarkan pembelaannya.
"Pada saat penyusunan kabinet, saya sangat keras memprotes beliau, karena banyak orang-orang yang saya anggap tidak seharusnya ada di situ, ada."
"Masih ada pernyataan saya memprotes itu, karena Jokowi tunduk kepada pemodal untuk menyusun kabinet itu," kata Ferdinand Hutahaean.
Terkait permasalahan yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean terkait keraguannya pada Jokowi, ia lantas menegaskan jika saat ini dirinya tidak mempunyai harapan lagi pada Jokowi.
"Saya begini, dalam sebuah situasi seperti ini, tentu saya tidak punya harapan lagi kepada Pak Jokowi, saya harus melabuhkan harapan saya kepada sosok baru, kalau istilahnya berjudi, saya tidak mungkin meneruskan perjuadian yang sudah kalah, saya pindah lagi ke tempat yang baru."
"Pak Jokowi ini kan menurut saya sudah gagal, tidak ada harapan lagi disana, jadi saya harus berpindah ke harapan yang baru," kata Ferdinand Hutahaean.
Sumber: Tribunnews
Faktakini.com, Jakarta - Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean membeberkan alasannya mengapa pada Pemilu 2019 mendatang, dirinya tidak mau mendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo - Amin Ma'ruf.
Hal tersebut ia jelaskan pada saat menghadiri acara Mata Najwa episode 'Barisan Para Mantan', Rabu (5/12/2018).
Dikutip TribunWow dari tayangan Mata Najwa, pembawa acara Najwa Shihab menjelaskan pada 2014 lalu Ferdinand Hutahaean merupakan pendukung Jokowi.
"Kalau kita lihat di mana-mana, masih banyak itu foto dan orasi anda, berjuang mati-matian bela Jokowi dan sekarang melakukan hal yang sebaliknya," kata Najwa Shihab.
Najwa kemudian menanyakan kepada Ferdinand Hutahaean, apa yang menjadi alasan dirinya justru membelokkan dukungan pada Prabowo Subianto.
Tidak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Njawa Shihab, Ferdinand Hutahaean justru memulainya dengan menceritakan kisah awal dirinya mengenal sosok Jokowi.
"Ya inilah politik dan dinamikanya, saya dulu mengenal Pak Jokowi ini sejak beliau datang ke Jakarta membawa Mobil Esemka, waktu itu masih nongkrong di Taman Proklamasi, itulah awal saya mengenal beliau."
"Kemudian saya tertarik, sebetulnya siapa dan apa misinya, akhirnya sejak saat itu sering banyak yang kumpul, banyak dorongan politik yang muncul dari masyarakat langsung, tidak ada yang mengomando dari atas, akhirnya sekitar bulan Mei 2012 kalau tidak salah, adalah kongres relawan di Bandung yang pertama," kata Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand lantas menjelaskan jika awal pertemuan dengan Jokowi, ia merasa jika Jokowi mengerti ajaran Presiden pertama Indonesia Soekarno, Trisakti.
"Jadi pada saat dulu, saya mengenal Pak Jokowi itu orang yang sepertinya mengerti betul ajaran Bung Karno, karena setiap kita berdiskusi selalu berbicara tentang Trisakti dan saya pengagum ajaran Bung Karno betul, semua ajaran Bung Karno saya kagumi dan saya hafal betul," kata Ferdinand Hutahaean melanjutkan.
Setelah menceritakan awal pertemuan dirinya dengan Jokowi, Ferdinand Hutahaean kemudian mengungkapkan alasan mengapa dirinya kini ogah mendukung Jokowi.
"Nah ternyata, setelah pemerintahan ini berjalan dan mulai menang, saya mulai ragu tentang pemahaman Pak Jokowi tentang ajaran Bung Karno ketika beliau menyusun kabinetnya," ujar Fedinand Hutahaean mengimbuh.
Ferdinand Hutahaean bahkan menyampaikan jika dirinya mencermati bagaimana penyusunan kabinet yang dilakukan oleh Jokowi.
Dari hal tersebut, Ferdinand Hutahaean mengakui jika dirinya ragu dengan langkah yang dilakukan Jokowi karena dianggap tidak sesuai dengan Trisakti ajaran Presiden Soekarno.
"Saya melihat betul, mencermati betul, bagaimana Pak Jokowi ini kesulitan menyusun kabinetnya karena banyaknya intervensi, ternyata kedaulatan itu tidak ada disana, itu yang membuat saya semakin ragu dan terus berjalan pemerintahan Pak Jokowi, awal-awal tahun itu pemerintahan semakin jauh dari cita rasa Trisakti yang selalu disampaikan dan akhirnya saya melihat ini semakin melenceng," katanya menerangkan.
Keraguannya tersebut juga semakin memuncak pada saat 100 hari peringatan masa pemerintahan Jokowi-JK.
"Saya semakin mulai kritis pada 100 hari pemerintahan beliau, ada diskusi publik saya diundang sebagai pembicara, saya memang menyatakan sikap pada waktu itu, saya agak ragu dengan Jokowi ini lama kelamaan."
"Dan sekarang terbukti memang, sekarang semua yang saya khawatirkan itu terjadi dan saya harus mengambil sikap politik untuk itu," kata Ferdinand Hutahaean.
Alasan yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean juga mendapatkan tanggapan dari Kapitra Ampera, calon legislator dari PDI Perjuangan.
"Mungkin karena nggak masuk kabinet dia jadi kecewa, kan mulainya tadi dari penyusunan kabinet, tadi kan dari penyusunan kabinet mulai awal kekecewaan," kata Kapitra Ampera menyentil.
Merasa hal yang disampaikan mantan pengacara Rizieq Shihab tersebut tidak benar, Ferdinand Hutahaean melontarkan pembelaannya.
"Pada saat penyusunan kabinet, saya sangat keras memprotes beliau, karena banyak orang-orang yang saya anggap tidak seharusnya ada di situ, ada."
"Masih ada pernyataan saya memprotes itu, karena Jokowi tunduk kepada pemodal untuk menyusun kabinet itu," kata Ferdinand Hutahaean.
Terkait permasalahan yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean terkait keraguannya pada Jokowi, ia lantas menegaskan jika saat ini dirinya tidak mempunyai harapan lagi pada Jokowi.
"Saya begini, dalam sebuah situasi seperti ini, tentu saya tidak punya harapan lagi kepada Pak Jokowi, saya harus melabuhkan harapan saya kepada sosok baru, kalau istilahnya berjudi, saya tidak mungkin meneruskan perjuadian yang sudah kalah, saya pindah lagi ke tempat yang baru."
"Pak Jokowi ini kan menurut saya sudah gagal, tidak ada harapan lagi disana, jadi saya harus berpindah ke harapan yang baru," kata Ferdinand Hutahaean.
Sumber: Tribunnews