Jembatan Di Padang Putus Cebong Malah Nyinyir, Ini Tamparan Maut Dari Azwar Siregar

Kamis, 13 Desember 2018

Faktakini.com

Saya diminta sahabat Facebook Uni Hannah Imran untuk menanggapi serangan para Cebong kepada masyarakat Sumatera Barat atas putusnya jalan Padang-Bukit Tinggi karena musibah Jembatan Batang Kalu yang ambruk ke Sungai.
=========================

Sebelumnya selama ini saya berpikir kalau para Cebong cuma dungu. Ternyata selain dungu mereka juga sudah hilang sisi kemanusiaannya karena tidak memiliki sedikitpun rasa simpati dan empati kepada musibah yang menimpa orang lain.

Ok, pertama kita bahas dulu sisi kedunguan mereka.  Saya ambil contoh komentar nyinyir beberapa cebong (ada screenshoot-nya difoto-foto dibawah).
Misalnya akun Yusuf Muhammad, Mangkuto Sutan, Tedi Purwanto, Lengloy Mayada dan FP Humor Politik mengaitkan  infrastruktur jor-joran yang banyak dikritik dan ditolak oleh rakyat dengan musibah putusnya Jalan Lintas Padang-Bukittinggi.

Pertanyaannya :
Apakah kumpulan Cebong-cebong dungu itu tidak paham kalau selama ini yang rakyat kritik adalah Jalan Tol?
Rakyat banyak  meng-kritik Infrastruktur Jalan Tol karena dibangun lewat hutang yang nantinya akan dibayar oleh rakyat tapi setelah jalan-nya selesai justru rakyat yang melewatinya wajib membayar.
Secara logika ya salah. Makanya rakyat protes ...

Pertanyaan selanjutnya :
Apakah jalan lintas Padang-Bukittinggi itu Jalan Tol?, jawabannya tidak !.
Jadi apa hubungannya dengan penolakan infrastruktur Jalan Tol ?
Woi...woi, Aku bertanya pada kalian para Cebong Tolol !!!

Kedua, Apakah jalan itu dibangun rezim sekarang atau sudah ada sejak lama ?
Jawabannya :
Jalan itu sudah dibangun sejak jaman Orde Baru. Jadi sekali lagi, apa hubungannya dengan penolakan pembangunan infrastruktur Jalan Tol ?
Woi...woi, Kami bertanya pada kalian para Cebong Tolol !!!

Justru poin-nya yang  pertama adalah rezim sekarang gagal memelihara Jalan Negara. Poin Kedua, Pemerintah sekarang cuma bisa sibuk bangun sana-sini pakai hutang tapi lalai untuk memelihara infrastruktur yang sudah ada.

Mungkin karena itu Pemerintah sekarang lebih suka menjual Jalan Tol yang sudah selesai dibangun kepada swasta untuk mengelola-nya.
Pertanyaannya :
Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan?
Tentu saja yang diuntungkan adalah Pemerintah dan juga Pengusaha. Sedangkan rakyat lagi-lagi jadi korban karena wajib bayar kalau mau lewat !!!

Jadi serangan Cebong-cebong yang mengaitkan penolakan pembangunan infrastruktur dengan musibah putusnya jalan lintas Padang-Bukittinggi menurut saya adalah bentuk pamer kedunguan yang tidak bisa lagi diobati. Maaf, kedunguan mereka benar-benar sudah unlimited.
Jadi wajar saja kalau ada akun seperti si Deasy Dee Cendani yang malah menyerang Pak Prabowo karena menang di Sumbar.
Apa hubungannya ya ?
Si Deasy kemudian nyinyir protes apa yang akan disumbang  oleh Pak Prabowo untuk musibah jalan putus itu.

Ya Allah, apakah masih ada makhluk yang lebih tolol dari para cebong-cebong dungu ini?.

Apa hubungannya kemenangan Pak Prabowo dengan pemeliharaan infrastruktur kepentingan rakyat banyak?

Jangan-jangan para Cebong Dungu itu ngga paham apa tugas Pemerintah.
Saya juga tidak akan heran kalau para Cebong-cebong dungu itu selama ini menganggap pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan memakai uang pribadi Pak Jokowi.

Kedua dan terakhir, sungguh disayangkan kalau musibah ini justru membuat kumpulan para Cebong sepertinya malah bahagia. Empati dan simpati mereka kepada sesama anak bangsa sudah mati.
Jangan-jangan mereka sepenuhnya bukan manusia lagi.

Ketika NTB dilanda Musibah, biarpun Gubernurnya masa itu sudah menyatakan dukungan kepada Pak Jokowi dua periode, tapi rakyat yang menginginkan Ganti Presiden tetap berduyun-duyun turun jadi relawan.
Saya bahkan bertemu puluhan relawan di Bandara Sukarno-Hatta yang akan berangkat ke Lombok dan mereka semua adalah pendukung Pak Prabowo.
Begitu juga dengan musibah Gempa Palu, ratusan dan ribuan relawan yang pilihan politiknya jadi oposisi rezim sekarang turun membantu tanpa mempertanyakan pilihan politik dari rakyat yang menjadi korban bencana alam.
Beginilah seharusnya jadi orang Indonesia.

Tapi kenapa giliran ada infrastuktur yang rusak karena bencana alam di wilayah yang kebetulan basis Pak Prabowo, para Cebong malah berteriak kegirangan.
Padahal sekali lagi justru ini membuktikan rezim yang kalian dukung lalai memelihara fasilitas jalan lintas umum untuk rakyat.
Artinya, bukankah kalian secara tidak langsung sedang meludah kelangit ?
Ludahnya jatuh kemuka kalian sendiri ditambah dengan kotoran Kampret yang pas lagi terbang lewat diatas kalian !!!

Makan tuh ludah kalian campur eek, Dasar Cebong-Cebong Dungu Sialan !!!

#TirikYaluk