Masya Allah, Beginilah Astronot Asal Malaysia Sholat Di Ruang Angkasa
Sabtu, 22 Desember 2018
Faktakini.com
Bagaimana Para Astronot Menjalankan Shalat dan Puasa di Luar Angkasa?
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana astronot menjalankan ibadah di luar angkasa? Pertanyaan ini pernah didiskusikan pada 2007 ketika Malaysia akan mengirimkan astronot pertamanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama 10 hari.
Ketika Sheikh Muszaphar Shukor dikirim ke ISS pada 10 Oktober 2007, sebetulnya bulan puasa pada tahun itu hanya tinggal dua atau tiga hari saja. Namun, Shukor yang telah berpuasa selama pelatihan berkata bahwa dia tetap ingin berpuasa ketika di ISS.
Masalahnya, ISS mengelilingi bumi 16 kali dalam sehari yang berarti matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit. Selain itu, dengan kecepatan tersebut, ISS mengalami kondisi mikrogravitasi yang menyulitkan para astronot untuk berlutut.
Untuk mengatasi masalah itu, Departemen Agama Islam Malaysia menyusun pedoman untuk memberikan kelonggaran Shukor untuk beribadah ketika berada di luar angkasa selama menjalankan misi.
Sebelum keberangkatan, Badan Antariksa Malaysia, Angkasa, juga mengadakan konferensi yang melibatkan 150 ulama saat itu untuk membahas persoalan tersebut.
Hasilnya disarikan dalam sebuah dokumen petunjuk berjudul, "Panduan Pelaksanaan Ibadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)", yang telah disetujui Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) awal tahun 2007.
Kalian bisa mendownload dokumen petunjuk tersebut disini:
https://www.wired.com/images_blogs/wiredscience/files/a_guideline_ibadah_at_iss.doc
Panduan Pelaksanaan Ibadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) disiapkan sebagai referensi untuk astronot Muslim dalam melakukan ibadah di ISS.
Dengan panduan ini, astronot Muslim dicita-citakan untuk fokus pada penelitian mereka di ruang angkasa dan pada saat yang sama melakukan kewajiban mereka sebagai seorang Muslim. Selain itu, ia juga memandu bagaimana memenuhi al-maqasid al-syariah dalam situasi apa pun.
------------------------------------------
Puasa Di ISS
Puasa bisa dilakukan di ISS atau Qada’ (kompensasi) di Bumi (selama bulan Ramadhan). Waktu untuk berpuasa disesuaikan dengan zona waktu dari lokasi diluncurkannya astronot.
Pernyataan tersebut kembali dijelaskan oleh mantan Menteri Sains Malaysia, Jamaluddin Jarjis, yang berkata, bahwa Shukor diperbolehkan untuk mengundur puasanya hingga kembali ke bumi.
------------------------------------------
Sholat Di ISS
Untuk soal shalat, durasi 24 jam-nya harus disesuaikan dengan zona waktu lokasi diluncurkannya astronot.
Astronot yang akan shalat bisa menentukan kiblat berdasarkan prioritas ini: 1) Kabah, 2) proyeksi Kabah di angkasa, 3) Bumi, 4 ) sembarang arah.
Dewan Fatwa Nasional Malaysia menyebutkan jika astronot tidak akan perlu berlutut ketika salat dan berdoa, hal ini akibat jika ketiadaan gravitasi, selain itu di luar angkasa juga tidak akan ditemuai air karenanya tidak diperlukan wudu sebelum melaksanakan salat.
Jika astronot tidak bisa berdiri tegak, astronot bisa mencoba untuk berdiri dengan postur apa pun. Bila masih kesulitan, astronot boleh duduk dan membungkuk dengan mendekatkan dagu ke lutut atau tempat berlutut. Dan cara Shukor menjalankan kewajibannya tersebut dengan mengikat kakinya ke lantai.
Membersihkan Diri
1. Membersihkan diri dari hadas kecil (Wudhu)
Membersihkan diri dari najis kecil dilakukan dengan tayammum. Ini bisa dilakukan dengan memukul kedua telapak tangan pada permukaan bersih seperti dinding atau cermin ISS (walau tidak ada debu).
2. Membersihkan diri dari hadas besar
Dilakukan sama seperti cara membersihkan diri dari hadas kecil.
------------------------------------
Istinja'
Istinja dapat menggunakan tisu yang tersedia di ISS.
Aturan dalam ber-istinja':
- Menggunakan bahan yang murni, bukan sakral
- Menggunakan material yang solid
- Menggunakan bahan yang kering, tidak licin
- Menggunakan tidak kurang dari 3 lembar tisu / jaringan
- Sebelum najas (kotoran) mengering
- Sebelum najas (kotoran) menyebar
----------------------------------------
Selain masalah ibadah dan puasa pedoman tersebut juga menyinggung beberapa isu lain seperti makanan dan aurat
1. Makanan
Jika ada keraguan apakah makanan yang disajikan di ISS itu halal atau tidak, maka diperbolehkan untuk memakan makanan tersebut walau atas dasar tidak kelaparan.
2. Aurat
Seorang astronot Muslim harus menutupi auratnya di mana:
a. Untuk pria, dari pusar hingga lutut.
b. Untuk wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan tangannya di bawah pergelangan tangan.
Referensi:
http://nationalgeographic.grid.id/read/13706545/bagaimana-para-astronaut-menjalankan-salat-dan-puasa-di-luar-angkasa
https://sains.kompas.com/read/2018/05/19/040500323/ini-cara-astronot-shalat-dan-puasa-kala-matahari-terbit-16-kali-sehari.
Faktakini.com
Bagaimana Para Astronot Menjalankan Shalat dan Puasa di Luar Angkasa?
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana astronot menjalankan ibadah di luar angkasa? Pertanyaan ini pernah didiskusikan pada 2007 ketika Malaysia akan mengirimkan astronot pertamanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama 10 hari.
Ketika Sheikh Muszaphar Shukor dikirim ke ISS pada 10 Oktober 2007, sebetulnya bulan puasa pada tahun itu hanya tinggal dua atau tiga hari saja. Namun, Shukor yang telah berpuasa selama pelatihan berkata bahwa dia tetap ingin berpuasa ketika di ISS.
Masalahnya, ISS mengelilingi bumi 16 kali dalam sehari yang berarti matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit. Selain itu, dengan kecepatan tersebut, ISS mengalami kondisi mikrogravitasi yang menyulitkan para astronot untuk berlutut.
Untuk mengatasi masalah itu, Departemen Agama Islam Malaysia menyusun pedoman untuk memberikan kelonggaran Shukor untuk beribadah ketika berada di luar angkasa selama menjalankan misi.
Sebelum keberangkatan, Badan Antariksa Malaysia, Angkasa, juga mengadakan konferensi yang melibatkan 150 ulama saat itu untuk membahas persoalan tersebut.
Hasilnya disarikan dalam sebuah dokumen petunjuk berjudul, "Panduan Pelaksanaan Ibadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)", yang telah disetujui Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) awal tahun 2007.
Kalian bisa mendownload dokumen petunjuk tersebut disini:
https://www.wired.com/images_blogs/wiredscience/files/a_guideline_ibadah_at_iss.doc
Panduan Pelaksanaan Ibadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) disiapkan sebagai referensi untuk astronot Muslim dalam melakukan ibadah di ISS.
Dengan panduan ini, astronot Muslim dicita-citakan untuk fokus pada penelitian mereka di ruang angkasa dan pada saat yang sama melakukan kewajiban mereka sebagai seorang Muslim. Selain itu, ia juga memandu bagaimana memenuhi al-maqasid al-syariah dalam situasi apa pun.
------------------------------------------
Puasa Di ISS
Puasa bisa dilakukan di ISS atau Qada’ (kompensasi) di Bumi (selama bulan Ramadhan). Waktu untuk berpuasa disesuaikan dengan zona waktu dari lokasi diluncurkannya astronot.
Pernyataan tersebut kembali dijelaskan oleh mantan Menteri Sains Malaysia, Jamaluddin Jarjis, yang berkata, bahwa Shukor diperbolehkan untuk mengundur puasanya hingga kembali ke bumi.
------------------------------------------
Sholat Di ISS
Untuk soal shalat, durasi 24 jam-nya harus disesuaikan dengan zona waktu lokasi diluncurkannya astronot.
Astronot yang akan shalat bisa menentukan kiblat berdasarkan prioritas ini: 1) Kabah, 2) proyeksi Kabah di angkasa, 3) Bumi, 4 ) sembarang arah.
Dewan Fatwa Nasional Malaysia menyebutkan jika astronot tidak akan perlu berlutut ketika salat dan berdoa, hal ini akibat jika ketiadaan gravitasi, selain itu di luar angkasa juga tidak akan ditemuai air karenanya tidak diperlukan wudu sebelum melaksanakan salat.
Jika astronot tidak bisa berdiri tegak, astronot bisa mencoba untuk berdiri dengan postur apa pun. Bila masih kesulitan, astronot boleh duduk dan membungkuk dengan mendekatkan dagu ke lutut atau tempat berlutut. Dan cara Shukor menjalankan kewajibannya tersebut dengan mengikat kakinya ke lantai.
Namun, jika astronot benar-benar tidak bisa mengubah posturnya sama sekali, Dewan Fatwa Nasional menyarankan untuk menggunakan kelopak mata sebagai indikator perubahan postur selama shalat atau bahkan sekadar membayangkan urutan shalat.
Membersihkan Diri
1. Membersihkan diri dari hadas kecil (Wudhu)
Membersihkan diri dari najis kecil dilakukan dengan tayammum. Ini bisa dilakukan dengan memukul kedua telapak tangan pada permukaan bersih seperti dinding atau cermin ISS (walau tidak ada debu).
2. Membersihkan diri dari hadas besar
Dilakukan sama seperti cara membersihkan diri dari hadas kecil.
------------------------------------
Istinja'
Istinja dapat menggunakan tisu yang tersedia di ISS.
Aturan dalam ber-istinja':
- Menggunakan bahan yang murni, bukan sakral
- Menggunakan material yang solid
- Menggunakan bahan yang kering, tidak licin
- Menggunakan tidak kurang dari 3 lembar tisu / jaringan
- Sebelum najas (kotoran) mengering
- Sebelum najas (kotoran) menyebar
----------------------------------------
Selain masalah ibadah dan puasa pedoman tersebut juga menyinggung beberapa isu lain seperti makanan dan aurat
1. Makanan
Jika ada keraguan apakah makanan yang disajikan di ISS itu halal atau tidak, maka diperbolehkan untuk memakan makanan tersebut walau atas dasar tidak kelaparan.
2. Aurat
Seorang astronot Muslim harus menutupi auratnya di mana:
a. Untuk pria, dari pusar hingga lutut.
b. Untuk wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan tangannya di bawah pergelangan tangan.
Referensi:
http://nationalgeographic.grid.id/read/13706545/bagaimana-para-astronaut-menjalankan-salat-dan-puasa-di-luar-angkasa
https://sains.kompas.com/read/2018/05/19/040500323/ini-cara-astronot-shalat-dan-puasa-kala-matahari-terbit-16-kali-sehari.