Muliakan Kalimat Tauhid, Dubes Saudi: Pembakar Bendera Tauhid Sesat Dan Menyimpang, Said Agil Protes

Senin, 3 Desember 2018

Faktakini.com, Jakarta - Kerajaan Saudi Arabia sangat memuliakan Kalimat Tauhid 'La Ilaha Illa Allah, Muhammad Rasulullah".

Wujud rasa cinta mereka pada Kalimat Tauhid, mereka pun menjadikan Kalimat Tauhid sebagai Bendera Nasional Kerajaan Saudi Arabia.

Maka itu tidak aneh apabila Kerajaan Saudi Arabia mengecam siapapun yang menodai kesucian Kalimat Tauhid, apalagi berani membakarnya.

Seperti Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Muhammad Al-Suaibi. Dalam akun Twitter miliknya, Osama tampak mengunggah beberapa foto tentang acara Reuni Akbar 212 di Monas.

Hal ini wajar karena beliau pasti bangga Bendera Kalimat Tauhid, yang memang nyaris identik dengan Bendera Nasional Saudi Arabia, dikibar-kibarkan oleh sekitar 10 juta orang peserta Reuni Akbar Mujahid 212 di Monas.

Kemudian seperti dikabarkan oleh Said Agil Siradj, melalui akun twitter pribadinya dengan tegas Dubes Osamah menyebut aksi pembakaran Bendera Tauhid dilakukan oleh organisasi yang menyimpang.

Dubes Saudi dalam pernyataannya itu tidak pernah menyebut nama NU atau Ansor mau pun Banser.

Dan Dubes Saudi hanya menyebut bahwa kelompok yang membakar Bendera Tauhid adalah Kelompok Menyimpang.

Namun walaupun demikian, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan mengutuk keras pernyataan sikap Duta Besar Saudi Arabia untuk Republik Indonesia, Osamah Muhammad Al-Suaibi.

Ketua umum PBNU, Said Aqil Siradj menyayangkan ucapan Osamah yang ditulis di akun media sosialnya sekitar satu bulan lalu itu. Bahkan ia mengaku merasa terhina dan melakukan protes keras.

Said Agil pun menerjemahkan pernyataan Osamah yang ditulis dalam bahasa Arab, yakni:

"Massa yang berjumlah lebih dari 1 juta berkumpul demi menyatakan persatuan umat Islam merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh pihak atau seorang dari pihak organisasi sesat menyimpang,"

"Jadi, kemarin reuni 212 dengan jumlah yang banyak itu karena mensikapi terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum dari organisasi sesat. Juga dihadiri oleh calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto dan wakil ketua parlemen Fadli Zon dan tokoh-tokoh lain," demikian pernyataan Osamah yang diterjemahkan Said Aqil di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).

Menurut Said Aqil, munculnya status itu mencoreng hubungan baik antara Indonesia dengan Arab Saudi.

Ia pun mendesak pemerintah Indonesia meminta pemerintah Arab Saudi untuk menarik Osamah sebagai sanksi atas pernyataan tersebut.

"Mendesak kepada pemerintah RI untuk menyampaikan nota kepada pemerintah Saudi agar memulangkan, menarik saudara Osamah sebagai bagian dari sanksi atas tindakannya yang gegabah dengan mencampuri urusan politik negara Indonesia," ujarnya.