Neraca Dagang RI Tekor Lagi, JK Berkelit: Ada Masalah Dalam Dan Luar Negeri
Kamis, 20 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Neraca Perdagangan Indonesia per November 2018 kembali defisit sebesar US$ 2,05 miliar. Defisit terjadi karena nilai ekspor sebesar US$ 14,83 miliar, sementara impor US$ 16,88 miliar.
Menanggapi itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan defisit neraca perdagangan Indonesia dikarenakan faktor yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
"Ya ini kan ada masalah dalam dan luar negeri," kata JK di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Faktor yang berasal dari luar, kata JK adalah penurunan harga minyak mentah dunia yang turun dan berdampak pada penurunan harga komoditas. Dengan dinamika penurunan harga tersebut, JK menilai secara volume ekspor sama namun nilainya turun.
"Itu kan mungkin ekspornya sama, tetapi dia punya value, nilainya turun. Sedangkan yang dihitung dalam neraca perdagangan itu nilai. Jadi, ini kan batubara turun lagi 20-30% dibanding dengan beberapa bulan yang lalu. CPO turun, karet turun, cokelat turun, hampir semua mineral-mineral itu juga mengalami perubahan harga," ujarnya.
"Jadi secara volume, ini tidak turun. Tetapi secara nilai, dia turun," tambah JK.
Dengan realisasi sampai November, menurut JK neraca perdagangan salam satu tahun penuh di 2018 akan lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya pada tahun 2017.
"Ya tentu karena sudah tinggal beberapa hari lagi kan, angka-angka itu dapat diprediksi, bahwa akan terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya.
Foto: Prabowo - Sandi, tumpuan harapan bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan ekonomi
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Neraca Perdagangan Indonesia per November 2018 kembali defisit sebesar US$ 2,05 miliar. Defisit terjadi karena nilai ekspor sebesar US$ 14,83 miliar, sementara impor US$ 16,88 miliar.
Menanggapi itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan defisit neraca perdagangan Indonesia dikarenakan faktor yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
"Ya ini kan ada masalah dalam dan luar negeri," kata JK di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Faktor yang berasal dari luar, kata JK adalah penurunan harga minyak mentah dunia yang turun dan berdampak pada penurunan harga komoditas. Dengan dinamika penurunan harga tersebut, JK menilai secara volume ekspor sama namun nilainya turun.
"Itu kan mungkin ekspornya sama, tetapi dia punya value, nilainya turun. Sedangkan yang dihitung dalam neraca perdagangan itu nilai. Jadi, ini kan batubara turun lagi 20-30% dibanding dengan beberapa bulan yang lalu. CPO turun, karet turun, cokelat turun, hampir semua mineral-mineral itu juga mengalami perubahan harga," ujarnya.
"Jadi secara volume, ini tidak turun. Tetapi secara nilai, dia turun," tambah JK.
Dengan realisasi sampai November, menurut JK neraca perdagangan salam satu tahun penuh di 2018 akan lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya pada tahun 2017.
"Ya tentu karena sudah tinggal beberapa hari lagi kan, angka-angka itu dapat diprediksi, bahwa akan terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya.
Foto: Prabowo - Sandi, tumpuan harapan bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan ekonomi
Sumber: Detik