Panitia Reuni 212 Adukan Media Yang Tutup-Tutupi Fakta Reuni 212 Ke KPI
Jum'at, 7 Desember 2018
Faltakini.com, Jakarta - Ruang publik di Indonesia adalah hak masyarakat.
Untuk itu Panitia Reuni Akbar Mujahid 212 berencana mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia untuk menyampaikan keberatan terkait sejumlah media yang sengaja menutup-nutupi bahkam tidak memberitakan reuni 212 yang digelar Minggu, 2 Desember 2018 lalu.
Karena sungguh aneh acara terbesar yang pernah terjadj di Indonesia ini yang dihadiri jutaan orang serta berlangsung damai dan tertib, dianggap seakan-akan tidak pernah terjadi oleh media-media yang terkesan jahat dan partisan itu.
"Kami akan mendatangi KPI, ingin diskusi, mengadu apa yang sedang terjadi di negeri ini, serta menyampaikan surat keberatan kami terhadap sejumlah media," kata Ketua panitia reuni 212, Ustadz Bernard Abdul Jabar di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Desember 2018.
Ustadz Bernard mengatakan, surat keberatan tersebut merupakan upaya untuk mengingatkan media bahwa reuni mempunyai hak publik untuk disiarkan oleh media.
Namun Ustadz Bernard belum menyebutkan nama-nama media yang akan diadukan ke KPI. Menurut dia, saat ini pihaknya masih mendata media-media tersebut.
Selain mengadu kepada KPI, Ustadz Bernard menuturkan, panitia reuni 212 yang terdiri dari Gerakan Pengawal Fatwa Nasional (GNPF), Front Pembela Islam, Persaudaraan Alumni 212, akan membuat seruan untuk memboikot media-media tersebut.
"Kami akan sebarkan seruan untuk tidak menonton media-media itu," Tegas beliau.
Langkah tegas Ustadz Bernard ini tentu sangat disambut oleh masyarakat dan khususnya umat Islam, yang tentu berharap daftar nama media-media yang tidak fair dan berpihak tersebut diumumkan, sehingga jelas bagi warga masyarakat dan umat Islam.
Protes terhadap pemberitaan reuni 212 sebelumnya juga disampaikan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ia yang hadir dalam reuni 212 itu mengungkapkan kegeramannya terhadap banyaj media-media di Indonesia karena tidak meliput reuni akbar 212.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, media-media besar dan kondang tidak meliput.
Prabowo menyatakan tidak terima dengan pemberitaan media yang menyatakan bahwa massa reuni 212 yang jelas berjumlah jutaan massa (sangat banyak) namun disebut hanya belasan ribu orang.
Prabowo dengan tegas menyatakan media-media massa semacam itu telah memanipulasi demokrasi.
Sumber: Viva
Faltakini.com, Jakarta - Ruang publik di Indonesia adalah hak masyarakat.
Untuk itu Panitia Reuni Akbar Mujahid 212 berencana mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia untuk menyampaikan keberatan terkait sejumlah media yang sengaja menutup-nutupi bahkam tidak memberitakan reuni 212 yang digelar Minggu, 2 Desember 2018 lalu.
Karena sungguh aneh acara terbesar yang pernah terjadj di Indonesia ini yang dihadiri jutaan orang serta berlangsung damai dan tertib, dianggap seakan-akan tidak pernah terjadi oleh media-media yang terkesan jahat dan partisan itu.
"Kami akan mendatangi KPI, ingin diskusi, mengadu apa yang sedang terjadi di negeri ini, serta menyampaikan surat keberatan kami terhadap sejumlah media," kata Ketua panitia reuni 212, Ustadz Bernard Abdul Jabar di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Desember 2018.
Ustadz Bernard mengatakan, surat keberatan tersebut merupakan upaya untuk mengingatkan media bahwa reuni mempunyai hak publik untuk disiarkan oleh media.
Namun Ustadz Bernard belum menyebutkan nama-nama media yang akan diadukan ke KPI. Menurut dia, saat ini pihaknya masih mendata media-media tersebut.
Selain mengadu kepada KPI, Ustadz Bernard menuturkan, panitia reuni 212 yang terdiri dari Gerakan Pengawal Fatwa Nasional (GNPF), Front Pembela Islam, Persaudaraan Alumni 212, akan membuat seruan untuk memboikot media-media tersebut.
"Kami akan sebarkan seruan untuk tidak menonton media-media itu," Tegas beliau.
Langkah tegas Ustadz Bernard ini tentu sangat disambut oleh masyarakat dan khususnya umat Islam, yang tentu berharap daftar nama media-media yang tidak fair dan berpihak tersebut diumumkan, sehingga jelas bagi warga masyarakat dan umat Islam.
Protes terhadap pemberitaan reuni 212 sebelumnya juga disampaikan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ia yang hadir dalam reuni 212 itu mengungkapkan kegeramannya terhadap banyaj media-media di Indonesia karena tidak meliput reuni akbar 212.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, media-media besar dan kondang tidak meliput.
Prabowo menyatakan tidak terima dengan pemberitaan media yang menyatakan bahwa massa reuni 212 yang jelas berjumlah jutaan massa (sangat banyak) namun disebut hanya belasan ribu orang.
Prabowo dengan tegas menyatakan media-media massa semacam itu telah memanipulasi demokrasi.
Sumber: Viva