Para Dzurriyah Pendiri NU Tantang PBNU Gelar Dialog Khitthah NU
Selasa, 18 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Tantangan Komite Khitthah (KK) kepada PBNU menggelar Dialog Khitthah NU dipastikan bakal menarik.
Setidaknya membuat nahdliyin paham betul, seperti apa hakekat khitthah NU tersebut. Benarkah khitthah NU itu kondisional?
Di samping itu, apa yang dimaksud PBNU dengan menyebut NU sebagai ashabul qoror.
“Persepsi PBNU bahwa Khitthah NU itu kondisional, sangat mengejutkan kiai. Untuk itu, dialog tentang keputusan khitthah 26 ini, menjadi sangat penting. In sya Allah Januari 2019 kita undang PBNU dalam dialog khitthah. Dengan begitu, apa yang dimaksud kondisional, dan apa pula yang dimaksud NU berada dalam wilayah ashabul qoror, bisa semakin jelas,” demikian disampaikan H Agus A’am Wahib (Gus A’am Wahib) salah satu inisiator KK kepada duta.co, Selasa (11/12/2019).
Gerakan para ulama dan anak cucu pendiri NU ini, dinilai pengamat, satu sisi penting untuk menjaga tegaknya khitthah, tetapi, di sisi lain bisa mereduksi suara nahdliyin ke pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Meski bukan gerakan politik, karena ke arah penyelamatan NU, tetapi efeknya sangat besar.
“Sepanjang gerakan dan dukungan politik tidak vulgar, saya pikir Pak Jokowi masih akan leading dalam dukungan warga NU. Namun jika over takaran, bisa jadi empati publik akan berubah, mengingat Pilpres kali ini head to head 2 calon. Kesalahan pihak lawan bisa menjadi insentif pihak lain,” ungkap pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surochim Abdussalam, Selasa (11/12).
Sumber: duta.co
Faktakini.com, Jakarta - Tantangan Komite Khitthah (KK) kepada PBNU menggelar Dialog Khitthah NU dipastikan bakal menarik.
Setidaknya membuat nahdliyin paham betul, seperti apa hakekat khitthah NU tersebut. Benarkah khitthah NU itu kondisional?
Di samping itu, apa yang dimaksud PBNU dengan menyebut NU sebagai ashabul qoror.
“Persepsi PBNU bahwa Khitthah NU itu kondisional, sangat mengejutkan kiai. Untuk itu, dialog tentang keputusan khitthah 26 ini, menjadi sangat penting. In sya Allah Januari 2019 kita undang PBNU dalam dialog khitthah. Dengan begitu, apa yang dimaksud kondisional, dan apa pula yang dimaksud NU berada dalam wilayah ashabul qoror, bisa semakin jelas,” demikian disampaikan H Agus A’am Wahib (Gus A’am Wahib) salah satu inisiator KK kepada duta.co, Selasa (11/12/2019).
Gerakan para ulama dan anak cucu pendiri NU ini, dinilai pengamat, satu sisi penting untuk menjaga tegaknya khitthah, tetapi, di sisi lain bisa mereduksi suara nahdliyin ke pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Meski bukan gerakan politik, karena ke arah penyelamatan NU, tetapi efeknya sangat besar.
“Sepanjang gerakan dan dukungan politik tidak vulgar, saya pikir Pak Jokowi masih akan leading dalam dukungan warga NU. Namun jika over takaran, bisa jadi empati publik akan berubah, mengingat Pilpres kali ini head to head 2 calon. Kesalahan pihak lawan bisa menjadi insentif pihak lain,” ungkap pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surochim Abdussalam, Selasa (11/12).
Sumber: duta.co