PARA Syndicate: Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Terus Merosot, Prabowo - Sandiaga Naik
Jumat, 14 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Kalau tidak ada sesuatu yang luar biasa, Prabowo - Sandi pasti merajai Pilpres 2019 dan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 - 2024.
Hal itu tercermin dari terus merosotnya elektabilitas Petahana yang jelas sudah mentok, tak bisa menanjak lagi kecuali hanya bisa menurun, sementara sebaliknya elektabilitas Prabowo - Sandi terus meroket.
PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei dari beberapa lembaga survei terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, selama periode Agustus hingga November 2018.
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, setelah mereka menarik regresi linear dari data-data 12 hasil survei tersebut, tren elektabilitas pasangan calon presiden dan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menunjukkan penurunan.
"Secara umum pergerakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dari bulan Agustus sampai November itu trennya turun," ujar Ari saat merilis hasil perhitungan tersebut di kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2018).
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, memperlihatkan tren meningkat.
"Untuk Prabowo-Sandiaga trennya justru naik, walaupun sebenarnya tipis," kata dia.
Kemudian, tren pemilih yang belum menentukan pilihannya juga bergerak naik. Menurut Ari, hal itu menjadi fenomena menarik, sejumlah pemilih yang tadinya sudah punya pilihan kini justru ragu.
Ia berpendapat bahwa tren tersebut perlu menjadi catatan bagi tim sukses masing-masing pasangan calon. Ari menuturkan, jika tidak ada perbaikan strategi, bisa jadi elektabilitas pasangan yang mengalami tren penurunan akan kian tergerus.
"Kalau penurunan ini tidak disadari, tidak ada perubahan strategi kampanye segala macam, pasti trennya akan terus turun," ungkapnya.
PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei terkait elektabilitas paslon dari lembaga survei yang dianggap kredibel.
Seluruh survei yang dianalisis menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sekitar 1.500 orang.
Hasil survei yang dipakai berasal dari lembaga-lembaga seperti, Alvara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Y-Publica, Indikator, dan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Kemudian, Populi Center, Litbang Kompas, serta Median.
Sumber: Kompas
Faktakini.com, Jakarta - Kalau tidak ada sesuatu yang luar biasa, Prabowo - Sandi pasti merajai Pilpres 2019 dan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 - 2024.
Hal itu tercermin dari terus merosotnya elektabilitas Petahana yang jelas sudah mentok, tak bisa menanjak lagi kecuali hanya bisa menurun, sementara sebaliknya elektabilitas Prabowo - Sandi terus meroket.
PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei dari beberapa lembaga survei terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, selama periode Agustus hingga November 2018.
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, setelah mereka menarik regresi linear dari data-data 12 hasil survei tersebut, tren elektabilitas pasangan calon presiden dan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menunjukkan penurunan.
"Secara umum pergerakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dari bulan Agustus sampai November itu trennya turun," ujar Ari saat merilis hasil perhitungan tersebut di kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2018).
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, memperlihatkan tren meningkat.
"Untuk Prabowo-Sandiaga trennya justru naik, walaupun sebenarnya tipis," kata dia.
Kemudian, tren pemilih yang belum menentukan pilihannya juga bergerak naik. Menurut Ari, hal itu menjadi fenomena menarik, sejumlah pemilih yang tadinya sudah punya pilihan kini justru ragu.
Ia berpendapat bahwa tren tersebut perlu menjadi catatan bagi tim sukses masing-masing pasangan calon. Ari menuturkan, jika tidak ada perbaikan strategi, bisa jadi elektabilitas pasangan yang mengalami tren penurunan akan kian tergerus.
"Kalau penurunan ini tidak disadari, tidak ada perubahan strategi kampanye segala macam, pasti trennya akan terus turun," ungkapnya.
PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei terkait elektabilitas paslon dari lembaga survei yang dianggap kredibel.
Seluruh survei yang dianalisis menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sekitar 1.500 orang.
Hasil survei yang dipakai berasal dari lembaga-lembaga seperti, Alvara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Y-Publica, Indikator, dan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Kemudian, Populi Center, Litbang Kompas, serta Median.
Sumber: Kompas